Mohon tunggu...
Kang Mizan
Kang Mizan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan R.I. email: kangmizan53@gmail.com

Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan R.I.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Anies Vs Sherly Annavita tentang Pemindahan Ibu Kota

23 Agustus 2019   09:55 Diperbarui: 23 Agustus 2019   10:21 1216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kontroversi rencana pemindahan ibukota terus bergulir. Hembusan angin kontroversi bertambah kencang Pasca Pidato Kenegaraan Presiden Jokowi tanggal 16 Agustus yang lalu. 

Pendukung dan simpatisan Jokowi umumnya mendukung rencana pemindahan ibukota termaksud. Banyak pihak netral juga mendukung inisiatif pindah ibukota ini.

Sebaliknya, pendukung dan simpatisan Prabowo cenderung menolak. Selain itu, banyak juga yang netral termasuk Sherly Annavita Anne menolak inisiatif termaksud.

Anies Baswedan agak nyeleneh. Sosok Gubernur DKI Jakarta sekarang yang notabene pendukung dan simpatisan utama Prabowo tidak menolak inisiatif pindah ibukota tersebut. Lihat pernyataan Anies, misalnya:

"Enggak (pendapatan tidak turun). Baik kegiatan perekonomian di Jakarta, Insyaallah akan jalan terus karena yang sedang proses kan administrasi pemerintahan, tapi untuk kegiatan perekonomian tetap di Jakarta."

DetikFinance, 22 Agustus 2019, klik disini.

Anies juga menambahkan bahwa instansi negara yang terkait dengan bisnis seperti Bank Indonesia tetap di Jakarta. Ada lagi Bang Anies, OJK menurut penulis juga akan tetap di Jakarta.

Pernyataan Anies yang lebih sexy lagi adalah:

"Memang sebuah kota harus siap untuk menghadapi perubahan-perubahan zaman. Tidak bisa kita mau statis terus. Saya percaya masyarakat bisnis di Jakarta akan dengan cepat melihat kesempatan-kesempatan baru dengan ada tantangan-tantangan baru"

Kepincut penulis mendengar narasi ini. Misalkan ini tahun 2022 dan Bogor sudah bergabung dengan DKI Jakarta, penulis coblos Bang Anies Dech.

Narasi-narasi Anies tersebut dengan kata lain tidak sejalan dengan banyak narasi oposan lain seperti Emil Salim, Fadli Zon, Fahry Hamzah, dan Sherly Annavita. Mereka umumnya lebih memprioritaskan percepatan pertumbuhan ekonomi, pengentasan kemiskinan, percepatan pembangunan SDM, pengendalian kemacetan, pengendalian banjir, dan lain sebagainya dibandingkan dengan maha inisiatif untuk memindahkan ibukota negara dari Jakarta ke Kalimantan (Kalimantan Timur).

Sherly di acara ILC, misalnya menyatakan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun