Mohon tunggu...
Kang Mizan
Kang Mizan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan R.I. email: kangmizan53@gmail.com

Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan R.I.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Postur Proporsional Dinamis Kabinet Jokowi-Ma'ruf

6 Juli 2019   10:19 Diperbarui: 14 Juli 2019   15:59 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wapres JK tinggal wasiat : "Jangan sampai Parpol dengan kursi DPR yang kecil tetapi dapat kursi menteri kabinet dalam jumlah yang besar."

Bursa menteri Kabinet Jokowi - Ma'ruf Amin terus bergulir.  Presiden Jokowi angkat bicara mengenai berbagai aspek dari kabinet dengan masa tugas 2019 - 2024 ini. Terkini pernyataan Beliau termasuk tidak membeda-bedakan orang partai dan para profesional. Disinggung juga bahwa gen milineal akan mendapat kursi (beberapa, penulis kira). Pengalaman dan track records di pemerintahan, politik, dan bisnis, dan lain sebagainya tidak menjadi bahan pertimbangan utama untuk sosok calon dari kaum milineal ini. Ada menteri koordinator yang akan memberikan bimbingan dan pengarahan. Itulah beberapa frasa menteri kabinet JokowiMa'ruf yang viral di media online dan sosial media.

Sedikit jauh sebelumnya, beberapa Parpol sudah pasang ancang-ancang. Partai Golkar, misalnya, menargetkan lima atau enam kursi. Lebih seru lagi PKB. Partai yang sekarang dinakhodai Cak Imin ini menargetkan 10 kursi. Anggota partai koalisi yang lain belum terdengar suara mereka tetapi jelas mengincar beberapa kursi juga termasuk kursi di kementerian basah.

Pak De Jokowi perlu berembuk dengan lima anggota partai koalisi utama. Walaupun demikian,yang mengerubungi mungkin bertambah jika PAN dan Demokrat turut bergabung. Selain itu Partai Hanura dengan Dewan Pembina Wiranto, Partai Perindo Harry Tanoe, dan PSI Grace Natalie mungkin tidak akan dikesampingkan begitu saja. Lebih jauh lagi aspirasi dua Ormas Islam terbesar NU dan Muhammadiyah patut diduga ikut dipertimbangkan.

Tidak semua aspirasi tentunya dapat diserap. Tidak mungkin juga semua pihak akan seratus persen puas. Kompromi jelas akan dilakukan dan patut diduga salah satu instrumen kompromi itu adalah jumlah anggota DPR dari masing-masing partai koalisi tersebut. Untuk itu coba kita lihat komposisi anggota DPR partai pendukung koalisi Indonesia Kerja ini.

Dokpri
Dokpri

Partai Gerindra dan PKS cenderung tidak akan bergabung. Dengan demikian ada tujuh Parpol pendukung Kabinet Jokwi - Ma'ruf Amin. Posisi relatif masing-masing Parpol pendukung itu disajikan dibawah ini.

Dokpri
Dokpri

Diagram diatas memperlihatkan posisi perolehan kursi DPR 2019 dari populasi partai pendukung Jokowi - Ma'ruf Amin. Posisi teratas ditempati PDIP dengan porsi 29 persen, Golkar 19 persen, dan seterusnya hingga PPP yang hanya 19 persen. 

Menurut skenario proporsional absolut masing-masing Parpol tersebut mendapat jatah kursi berdasarkan hasil perkalian persentase kepemilikan kursi DPR dengan jumlah alokasi kursi menteri kabinet untuk Parpol. Disini dibuat asumsi kesepakatan alokasi kursi untuk Parpol sebesar 50 persen yang berarti ada penambahan enam persen dibandingkan alokasi untuk partai di tahun 2014 - 2019, yang hanya sebesar 44 persen. Namun, asumsi jumlah menteri kabinet/kementerian negara disepakati tetap sama seperti tahun 2014 - 2019 yaitu 34. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun