Jokowi-Ma'ruf sudah dapat dipastikan merupakan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia kedelapan. Paslon ini tinggal menunggu keputusan MK yang akan diumumkan pada akhir Mei atau awal Juli ini.
Walaupun demikian, bursa Menteri Kabinet Kerja II yang sudah ramai dibicarakan Kompasianer bahkan sejak Pra 21 Mei kini semakin riuh. Artikel Kompasianer Padika, misalnya, tayang dengan judul Jokowi Bocorkan 5 Kriteria Menteri Baru, Ini Tafsirannya". klik disini. Sebelum nya nama AHY sangat banyak ditulis oleh Kompasianer dan diiringi oleh nama Caleg cantik PSI Tsamara. Artikel Kompasianer Sigit Eka Pribadi, misalnya, tayang dengan judul "AHY dan Tsamara Cocoknya Jadi Menteri Apa?" klik disini. Tak kalah serunya, Kompasianer Dzulfikar tayang denga judul "Bukan Tsamara, Ini Calon Menteri Termuda Kabinet Baru Jokowi Ma'ruf."klik disini
Dalam nuansa yang sama tetapi dengan perspektif dukungan atas Mimpi Jokowi TopFive2045, penulis tayang artikel dengan judul "Mengawal Tekad Jokowi Menuju Indonesia Emas 2045." Â Klik disini. Di sini penulis tuangkan pemikiran tentang jabatan beberapa menteri kabinet yang sangat penting untuk meletakkan landasan mencapai impian termaksud.
Bursa Kabinet Kerja II ini segera viral. Segera viral dalam berbagai versi. Versi yang penulis sajikan dalam artikel ini terkait komposisi orang-orang partai yang akan duduk di Kabinet Kerja Dua tersebut. Orang-orang partai yang dimaksud disini adalah orang-orang sebagai anggota/pengurus resmi dari Parpol Koalisi Indonesia Maju dan Dua Parpol lain yang kelihatannya merapat ke koalisi tersebut.Â
Prediksi penulis 50 persen menteri Kabinet Kerja II akan diisi oleh orang-orang partai. Komposisi orang partai naik dari 44 persen di Kabinet Kerja (2014 - 2019) menjadi 50 persen di Kabinet Kerja II (2019-2024). Prediksi komposisi tersebut seperti tersaji pada mariks dibawah ini.
Dua Parpol lain dengan penurunan perolehan suara secara significant adalah PAN dan PPP. Sama seperti hal nya kasus Partai Golkar diatas, jumlah menteri kabinet masing-masing kedua partai tersebut diprediksi akan tetap sama yaitu satu orang Menteri Kabinet Kerja II.Â
Prediksi penulis, kursi PDIP akan bertambah. Bertambah dari empat kursi (2014-2019) menjadi lima kursi (2019-2024). Prediksi ini didasarkan pertimbangan bahwa perolehan suara PDIP naik dari 19 menjadi 20 persen di Pileg 2019. Selain naik, angka 20 persen itu merupakan angka psikologis sebab dengan perolehan suara ini PDIP dapat mengusung Capres/Cawapres tanpa perlu berkoalisi dengan partai politik lainnya.Â
Kenaikan perolehan suara PKB sama dengan kenaikan perolehan suara PDIP yaitu masing-masing satu persen. Namun, intuisi penulis jumlah kursi menteri kabinet PDIP tetap tiga kursi.Â
Partai Nasdem, menurut prediksi penulis, akan diberikan kepercayaan oleh Presiden Jokowi untuk menambah satu kursi menteri di Kabinet Kerja II sehingga jumlah menteri Partai Nasdem menjadi tiga kursi. Ini didasarkan pertimbangan karena Partai Nasdem merupakan partai yang pertama kali menyatakan kesiapan untuk mendukung Jokowi sebagai Capres 2019-2024 . Â Selain itu Partai Surya Paloh ini juga berhasil menambah perolehan suara yang cukup significant. Perolehan suara Partai Nasdem di Pileg yang sekarang adalah sembilan persen dari suara sah nasional dan ini kenaikan yang besar dari perolehan suara Pileg 2014 yang hanya tujuh persen.
Last but not least, PSI dan Partai Perindo juga bukan mustahil untuk masing-masing diberikan jatah satu kursi di Kabinet Kerja II. Kedua parpol ini walaupun gagal untuk menjadi Parpol Senayan 2019 -2024 tetapi terpersepsi sangat giat mendukung Paslon 01 di ajang Pilpres 2019 ini.
Pertanyaannya sekarang adalah apakah Kabinet Kerja II akan lebih gemuk, atau, komposisi itu melebihi 50 persen?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H