Mohon tunggu...
Almizan Ulfa
Almizan Ulfa Mohon Tunggu... Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan RI -

Just do it. kunjungi blog sharing and trusting bogorbersemangat.com, dan, http://sirc.web.id, email: alulfa@gmail.com, matarakyat869@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Perpres Impor Beras Sebetulnya tidak Mengatur apa-apa

25 Januari 2018   10:14 Diperbarui: 5 Februari 2018   07:23 1101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kondisi ini sangat bertolak belakang dengan kebijakan perberasan di Era Presiden B.J. Habibie. Waktu itu, Beliau memerintahkan agar kebijakan perberasan Indonesia utamanya kebijakan impor beras dilakukan dengan skim otomatis. Tanpa rapat-rapat yang bertele-tele dan tidak perlu lagi menunggu petunjuknya untuk mengeksekusi kebijakan tersebut. Naikan tarif bea masuk impor beras jika harga beras dalam negeri sudah menunjukan gerakan menurun yang significant dan sebaliknya turunkan tarif impor bea masuk itu. 

Konsep itu penulis tuangkan di artikel yang berjudul "Pengedalian Impor Beras ala Presiden B.J. Habibe." Skim Habibie ini dilanjutkan oleh Presiden Gus Dur dan Presiden Megawati. Hasilnya sangat menakjubkan. Harga beras sangat stabil di masa pemerintahan ketiga Presiden RI ini. Jauh lebih stabil dibandingkan dengan harga beras di zaman Orde Baru Pak Harto. Dan, bukan itu saja. Nasib para petani terlindungi dengan baik dan saudagar dan/atau pedagang beras mendapat kebebasan dan kemudahan dalam melakukan impor dan ekspor besar. Lebih jauh lagi dan sangat membanggakan, model pengendalian impor beras Habibie ini sama sekali tidak membebani kekuangan negara. 

Artikel penulis yang berikutnya  menawarkan opsi second best jika opsi Full Habibie tersebut tidak dapat dilaksanakan. Konsep second best ini menginginkan tersedianya SK Impor Beras yang secara eksplisit menunjuk Perum Bulog untuk melakukan impor bebas sesuai dengan analisis sendiri. Tidak perlu lagi menunggu arahan dari Menteri Pertanian, atau, Menteri Perdagangan, atau, Menteri Koordinator Perekonomian. Dan, lebih-lebih tidak perlu menunggu arahan dari Wapres dan/atau Presiden Jokowi sendiri.

Selanjutnya, penulis sedang menyiapkan artikel yang terkait tetapi dengan fokus kebijakan cadangan beras nasional. Hampir selesai tetapi terusik dengan isu LGBT. Ditinggalkan dulu untuk menyelesaikan artikel "Ayat-ayat LGBT pada Perpres Impor Beras," yang Anda hadapi sekarang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun