Kesimpulan dari hasil survei kecil ini adalah sebagai berikut. Kelompok learned people cenderung tidak mendukung obsesi Presiden Jokowi untuk mem-BUMN-kan Freeport Indonesia, yang memberikan kontribusi tidak langsung ke Indonesia sebesar US$35.7 miliar dalam periode 1992 -- 2016. Namun, kelompok ini adalah kelompok minoritas dalam perspektif Pileg 2019 dan oleh karena itu cenderung diabaikan oleh lingkaran satu RIOne. Dukungan obsesi nasionalisme, walaupun saat ini terlihat tidak begitu kuat, ada di kelompok yang lebih heterogeen. Namun, dukungan ini dapat melemah jika muncul gerakan yang secara intensif dan terukur mengkampanyekan potensi musibah mem-BUMN-kan FI.
Secara lebih umum, penulis belum dapat mengakses opini publik dengan nuansa nasionalisme untuk divestasi saham FI tersebut. Ini penulis lakukan dengan google search dengan kata kunci yang sangat luas yaitu "Freeport Indonesia." Akan muncul ratusan link untuk interval waktu 2014 -- 2017 dan penulis belum berhasil menemukan opini nasionalisme Freeport Indonesia, jika ada, yang significant.
Dalam perspektif rasionalism yang lebih luas, banyak yang berpendapat bahwa lebih penting bagi Pemerintah Jokowi untuk mempersiapkan masa transisi pasca 2021 ketimbang berkutet pada inisiatif divestasi saham FI 51%, yang tidak kunjung selesai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H