Mohon tunggu...
Almizan Ulfa
Almizan Ulfa Mohon Tunggu... Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan RI -

Just do it. kunjungi blog sharing and trusting bogorbersemangat.com, dan, http://sirc.web.id, email: alulfa@gmail.com, matarakyat869@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bung Karno Menitipkan Istiqlal untuk Semua Umat

23 September 2016   08:33 Diperbarui: 23 September 2016   08:40 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sang Proklamator kita, Bung Karno, memang hebat dan sebagian visi Beliau sangat jauh ke depan. Ini mencakup pembangunan Mesjid Agung Istiqlal Jakarta yang dilaksanakan di tahun 1960an. Ketika Indonesia masih sangat melarat itu, arsitek pembangunan Istiqlal memiliki Marga Nababan, seingat saya. Namun, saya sangat yakin arsitek itu adalah ORBA (Orang Batak Asli) yang merupakan Jemaat HKBP.    

Bung Karno ketika itu sudah memikirkan bahwa sebagian kunci penting dari amanat kemerdekaan 1945 adalah kerukunan umat beragama. Untuk itu Mesjid Istiqlal dibangun berdampingan dengan Katedral yang sudah berusia ratusan tahun (dibangun oleh orang Belanda). Istiqlal dan Katedral secara berdampingan mengayomi semua umat yang singgah di Jakarta.   

Gereja Katedral, Jakarta Pusat
Gereja Katedral, Jakarta Pusat
Jika ada Misa Agung, acara pernikahan, dan lain-lain sehingga lapangan parkir Katedral sudah tidak muat lagi, maka sebagian Jemaat Katedral memarkirkan mobilnya di lapangan parkir Mesjid Istiqlal. Hal ini dapat diterima oleh petugas parkir dan Jemaah serta pengujung Mesjid Istiqlal. Bahkan terlihat sekali rasa kekeluargaan sesama pengunjung Mesjid Istiqlal.   

Mesjid Istiqlal juga digunakan sebagai tempat persinggahan para demonstran. Mereka itu biasanya tiba Subuh hari, sebagian sholat Subuh bagi yang beragama Islam, dan jalan-jalan santai sekliling Istiqlal bagi Non-Muslim. Gambar dibawah ini memperlihat dua contoh demonstran yang baru-baru ini berunjuk rasa ke Presiden Jokowi, yaitu, Bidan Desa, dan aparat PNS Daerah.  

Sebagian Pendemo yang lagi siap-siap di Mesjid Istiqlal, Jakarta
Sebagian Pendemo yang lagi siap-siap di Mesjid Istiqlal, Jakarta
Ini Gambar pendemo Bidan Desa. 

Bidan Desa siap-siap sebelum Demo Ke Istana Negara. Ini sekitar jam 6 pagi.
Bidan Desa siap-siap sebelum Demo Ke Istana Negara. Ini sekitar jam 6 pagi.
Mesjid Istiqlal juga merupakan destinasi wisata religi siswa-siswa di Indonesia. Umumnya mereka datang dari Lampung,  Banten, Jabar, dan Jateng, walaupun ada juga yang dari Jatim. Mereka biasanya tiba sekitar jam 4 pagi menjelang Subuh. Rebahan-rebahan, mandi, dan Sholat. Bagi Siswa yang Non-Muslim cukup mandi saja dan kemudian foto-foto, selfie.   

Anak sekolah di Mesjid Istiqlal, Jakarta. Subuh menjelang matahari terbit.
Anak sekolah di Mesjid Istiqlal, Jakarta. Subuh menjelang matahari terbit.
Kuliner dan Pasar Subuh Istiqlal juga tersedia. Sebagian pedagang sering terpaksa berjejer di jalan raya jika sedang ramai sekali. 

Warung Gerobak Mesjid Istiqlal, Jakarta Pusat
Warung Gerobak Mesjid Istiqlal, Jakarta Pusat
Lingkungan Mesjid Istiqlal juga menawarkan tempat-tempat foto dan selfi yang menarik. Misalnya, di sekitar Kali Ciliwung yang melintas di halaman depan Mesjid Istiqlal. 

Sungai Ciliwung, di halaman Mesjid Agung Istiqlal, Jakarta
Sungai Ciliwung, di halaman Mesjid Agung Istiqlal, Jakarta
Sebelumnya, kali ini dipenuhi sampah, bau yang sangat menyengat, dan dangkal.  Setelah Jokowi dan Ahok datang ke Jakarta, kali ini dibersihkan dan dikeruk dan taman di sekitarnya diperindang dan diperindah. Kemudian bertambah cantik lagi dengan  lampu tenaga surya sumbangan dari Pemerintah Korea Selatan.  

Aliran sungai Ciliwung di belakang Istiqlal termasuk di jalan Veteran-Harmoni-Juanda juga sudah bagus dan cantik. Iseng ada shohib yang tanya selama ini uang DKI dikemanakan saja ya?  

 

 

  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun