Mohon tunggu...
Almira Tsaniya Ardiani
Almira Tsaniya Ardiani Mohon Tunggu... Lainnya - Fresh Graduate

Korean enthusiast, dreamer.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Solo Travelling di Nusa Lembongan, Siapa Takut!

26 Agustus 2022   16:46 Diperbarui: 26 Agustus 2022   16:53 914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Oke nak.. belajar mandiri.. masih di negeri sendiri."

"Hati2 ya nak"

Kata-kata tersebut diucapkan bunda saya setelah meminta izin beliau untuk solo travelling di Bali. Saya sengaja solo travelling karena sudah bosan dengan hiruk pikuk perkotaan, dan ingin pergi ke luar Pulau Jawa. Apalagi waktunya pas buat pergi jauh. 

Kalau mengajak teman, mereka sibuk dengan kesibukan masing-masing dan perlu waktu lebih untuk mempertimbangkan. Selain itu, rencana liburan ini juga terbilang mendadak yaitu seminggu sebelumnya. 

Bali menjadi destinasi solo travelling karena budget yang dibutuhkan lebih rendah daripada ke Lombok atau Labuan Bajo. Awalnya saya ingin pergi ke daerah Bali bagian utara seperti Ubud atau Kintamani. 

Tiba-tiba teringat dulu saat berkunjung ke Nusa Penida bersama tour guide, saya diberitahu ada juga pulau lain yang bagus dan dekat dengan Nusa Penida, namanya Nusa Lembongan. 

Alhasil saya tertarik dan langsung mencari penginapan yang ada di Nusa Lembongan. Persiapan lain yang diperlukan adalah pesan tiket fast boat Sanur-Lembongan (PP), sewa motor, dan pesan layanan antar jemput ke Bandara. Saya jalan-jalan sendiri tanpa memakai jasa travel.

Perasaan pertama saya tiba di Nusa Lembongan adalah kaget. Setelah berlabuh di Mushroom Bay, saya kaget turis asing mendominasi pulau ini. "Oh yaa ini bulan Agustus, orang indo kan lagi sibuk kerja sama sekolah", batin saya. 

Mungkin ini bisa menjadi tips buat teman-teman dalam memilih waktu liburan. Keuntungan kalau liburan di bulan Agustus adalah sepi dari turis lokal, jadi lebih tenang dan dapat vibe healing kalau kata orang zaman sekarang. 

Rasa lelah setelah naik fast boat jadi berkurang karena takjub melihat pemandangan laut di Panorama Point dan suasana yang masih alami dan tradisional di pulau ini.  

Tempat-Tempat yang Dikunjungi

  • Pantai Mahagiri (Pasir Putih)

Pantai Mahagiri mempunyai pasir berwarna putih, laut biru yang cantik, dan juga banyak pohon kelapa yang menambah kesan tropis. Di pantai ini bisa juga melihat sunset juga ada ayunan dan beberapa spot tempat duduk. 

Namun waktu berkunjung ke sini, saya hanya bermain di area ayunan, karena di sebelah pantai ini terhubung dengan area Mahagiri Resort. Saya nggak berani bermain jauh-jauh karena bukan penghuni resort tersebut. 

Dok Pribadi
Dok Pribadi
  • Nusa Ceningan 

Berkunjung ke Nusa Lembongan berarti juga satu paket pergi ke Nusa Ceningan. Dua pulau dihubungkan oleh Yellow Bridge yang eye-catchy dan cocok buat yang suka berburu spot instagrammable. 

Menurut saya, Nusa Ceningan mempunyai suasana lebih alami karena suasananya lebih sepi dan jalannya lebih terjal. Disini saya agak struggle saat menyetir motor. Usaha menyetir motor tersebut terbayarkan dengan pemandangan yang spektakuler di setiap tempatnya. 

Dok Pribadi
Dok Pribadi

Tempat pertama yang saya kunjungi yaitu Ceningan Cliff. Ceningan Cliff adalah sebuah kafe yang menawarkan pemandangan selat yang berwarna biru dan pulau Nusa Penida. Di kafe ini juga ada kolam renang dan spot instagrammable berupa ayunan jadi bisa lebih betah lama-lama di Ceningan Cliff.

Dok Pribadi
Dok Pribadi

Selanjutnya yaitu Blue Lagoon. Warna airnya cantik dan terdapat gradasi warna kalau dilihat secara langsung. Di sisi lain masih ada satu tempat untuk melihat pemandangan laut lepas yang letaknya ada di ujung tebing. Untuk pergi ke sana hanya perlu berjalan beberapa meter dari Blue Lagoon. 

Supaya mendapat pemandangan laut lepas yang lebih leluasa, saya turun ke tebing karang hitam sehingga bisa melihat dan mendengar suara dari ombak lautnya.

Dok Pribadi
Dok Pribadi

Tempat terakhir di Nusa Ceningan yang saya kunjungi yaitu The Old Tree. Saat perjalanan kemari saya agak nyasar dan untungnya ada penduduk lokal yang membantu mengarahkan jalan ke The Old Tree. 

Setelah tiba, saya malah jadi nggak tertarik ke The Old Tree-nya, melainkan ke padang rumput yang menghadap langsung ke arah laut lepas. Sayangnya disini nggak ada pepohonan rindang dan suasanya panas menyengat, jadi nggak bisa bersantai lama-lama disini.

Dok Pribadi
Dok Pribadi
  • Sunset Point

Kembali lagi ke Nusa Lembongan. Destinasi selanjutnya adalah Sunset Point. Dalam menemukan Sunset Point agak tricky karena jalan masuknya terhalang oleh proyek pembangunan. Saya sempat nyasar dan malah menuju suatu bar. Ternyata Sunset Point terletak tepat sebelum jalan masuk ke bar. 

Di sana hanya tidak ada tempat duduk atau spot khusus, hanya tebing karang hitam untuk melihat matahari terbenam. Saya terpukau dengan warna sunsetnya, campuran kuning, jingga, dan merah. Untuk melihat sunset harus berhati-hati, karena ombaknya menabrak dinding karang sampai mencuat ke atas.

Dok Pribadi
Dok Pribadi
  • Mangrove Tour

Di  Nusa Lembongan juga ada hutan mangrove yang besar dan kita bisa melakukan tur dengan perahu. Awalnya saya nggak ingin pergi karena letaknya jauh dari penginapan. Namun karena sudah bosan dengan suasana laut, saya pun mencoba berkunjung ke sini. Jalan-jalan di dalam hutan mangrove benar-benar tenang. 

Perahunya dijalankan secara tradisional, tanpa mesin, jadi nggak ada suara berisik. Saya bisa mendengar suara kicauan burung, gemericik air, dan bisa melihat kepiting bakau walaupun cuma sekilas. Hal lain yang menyenangkan, nggak ada sampah di dalam hutan mangrove.

Suasana Hutan Mangrove Saat Naik Perahu| Dok Pribadi
Suasana Hutan Mangrove Saat Naik Perahu| Dok Pribadi


  • Devil's Tear dan Dream Beach

Devil's Tear adalah ombak besar yang mengarah ke tebing karang. Ombaknya benar-benar kencang sampai muncul ke atas. Setelah muncul ke atas akan muncul butiran-butiran air seperti "uap". Saat melihat "uap" ini saya merasa berada di tengah kawah, padahal sedang berada di tepi laut. 

Sekitar Devil's Tear ada taman dan beberapa tempat berteduh yaitu gazebo dan kafetaria. Jadi saat itu saya nggak perlu khawatir kepanasan dan tetap bisa melihat deburan ombak.

Dok Pribadi
Dok Pribadi

Dream Beach menjadi satu-satunya pantai yang saya kunjungi, karena di sini nggak ada kapal berlabuh seperti di Mushroom Bay atau Jungutbatu. 

Selain itu, pantai di Ceningan juga sedang surut jadi nggak bisa main di sana. Ombak di Dream Beach juga besar dan kencang. Pasir Dream Beach warnanya putih dan ada kerang-kerang maupun batu-batuan yang bisa diambil. 

Saat saya di sini, sedang banyak bule yang berjemur dan bermain air laut. Di belakang Dream Beach juga terdapat kafe atau bar. Kafe atau bar bisa jadi opsi tempat menikmati pantai tanpa ribet terkena pasir dan air laut. 

Dok Pribadi
Dok Pribadi

Devil's Tear dan Dream Beach letaknya berdekatan. Bisa diakses dengan jalan kaki kalau ingin bergantian pergi ke salah satunya.

Testimoni Setelah Solo Travelling 

  • Healing Maksimal dan Jauh dari Suasana Kota

Selama berada di Nusa Lembongan, saya merasa lebih tenang dan refresh akibat tinggal di perkotaan. Apalagi saya sering pergi ke daerah pantai dan laut mendengar suara ombak jadi merasa enjoy. 

Di sini benar-benar masih alami dan sepi, meskipun banyak turis asing. Tiap berkunjung ke berbagai tempat jarang menemui turis asing maupun lokal dalam jumlah banyak, kecuali di daerah pantai.

  • Nggak Takut di Daerah Asing

Ini pertama kalinya saya pergi ke tempat yang belum saya ketahui sebelumnya, ditambah lagi liburan kali ini pergi sendirian. Warga lokal di Nusa Lembongan dan Ceningan ramah dan bahkan membantu. Saat saya nyasar, beberapa warga menunjukkan arah, bahkan ada yang mengantar saya sampai ke tujuan. 

Mereka nggak peduli kalau saya pergi sendiri, jadi saya santai-santai saja. Ada juga yang bertanya kenapa pergi sendiri, tapi saya jawab dengan pede. Prinsip saya, selagi sopan dan bisa bersikap baik, saya nggak akan mengalami suatu hal yang mengenakkan di tempat asing.

  • Ngerasa Bebas, Nggak ada Intervensi Orang Lain

Sebelumnya saya selalu liburan bersama orang lain, baik itu kelompok kecil maupun besar. Kalau liburan berkelompok, sudah pasti ikut rencana yang sudah disusun. 

Kadang saya merasa kurang bebas dan nggak cocok dengan tempat yang dikunjungi. Solo travelling kali ini jadi kesempatan buat saya mengunjungi tempat yang belum pernah dieksplor. Selain itu, saya juga belajar lebih mandiri, melatih manajemen kegiatan, dan beradaptasi di tempat baru.



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun