Mohon tunggu...
puspalmira
puspalmira Mohon Tunggu... Freelancer - A wild mathematician

Invisible and invincible IG: almirassanti

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Angkor Wat, Jelajahi Big Tour Seharga Small Tour

5 September 2019   11:48 Diperbarui: 5 September 2019   19:23 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kecantikan Angkor Wat di pagi hari(Dokpri)

Pesona Angkor Wat saat mentari mulai terik (Dokpri)
Pesona Angkor Wat saat mentari mulai terik (Dokpri)
Perjalanan Anda di Asia Tenggara belum khatam jika belum mengunjungi Kota Siem Reap. Apa yang bisa dijelajahi di sana? Apalagi kalau bukan Borobudurnya Kamboja: Angkor Wat. Ternyata, di balik julukan mengerikan yang disematkan kepada Negara Kamboja, yaitu "Hell of Earth", negara berkembang yang satu ini memiliki warisan budaya yang begitu berharga.

Sebagai wisatawan kere dari negara yang juga masih berkembang, saya berpikir berkali-kali untuk menyambangi candi kebanggaan penganut Budhha di negeri ini. Pasalnya, pundi-pundi dolar yang harus kita keluarkan untuk mendapat 1 tiket masuk terbilang tidak murah. Ada 3 jenis tiket yang bisa kita pilih, di antaranya sebagai berikut.

  • $37 atau sekitar Rp518.000,00 (kurs Juli 2019) untuk one day pass dengan masa berlaku hanya sehari.
  • $62 atau sekitar Rp868.000,00 untuk 3 days pass dengan masa berlaku 1 minggu, namun hanya bisa digunakan selama 3 hari (tidak harus berturut-turut).
  • $72 atau sekitar Rp1.008.000,00 untuk 7 days pass dengan masa berlaku 1 bulan.

Mahal? Iya, mahal banget buat saya yang harus nabung selama 2 tahun sebelum berani berangkat ke sini. Tapi saya tidak menyesal. Pengalaman yang saya dapat tidak kalah berharga dengan isi saku yang terkuras. Selain itu, kita juga turut andil dalam membantu kesejahteraan anak-anak di Kamboja. Harga tiket di atas sudah termasuk donasi sebesar $2 untuk rumah sakit anak Kantha Bopha.

Suasana konter tempat membeli tiket. Jangan khawatir, meski pengunjungnya banyak, konternya juga banyak sehingga tidak akan mengantre terlalu lama. (Dokpri)
Suasana konter tempat membeli tiket. Jangan khawatir, meski pengunjungnya banyak, konternya juga banyak sehingga tidak akan mengantre terlalu lama. (Dokpri)
Dengan adanya foto, tiket ini tidak akan bisa dipindahtangankan. Hati-hati jangan sampai hilang ya! (Dokpri)
Dengan adanya foto, tiket ini tidak akan bisa dipindahtangankan. Hati-hati jangan sampai hilang ya! (Dokpri)
Tentukan jenis perjalanan yang akan dipilih

Perlu diketahui, harga tiket di atas bukanlah harga untuk sekali masuk ke satu situs saja. Tiket yang kita pegang adalah tiket terusan untuk mengunjungi semua candi yang ada. Umumnya, pengunjung hanya singgah di beberapa candi di sekitar Angkor Wat yang terletak dalam satu rute perjalanan. Tapi ingat, "sekitar" yang saya maksudkan tadi berjarak kurang lebih 3 km hingga 5 km. Letak ticket boothnya pun terpisah sejauh 6,5 km dari situs terdekat. Jadi, tidak mungkin kamu akan jalan kaki.

Umumnya, tiket jenis one day pass digunakan untuk menyusuri rute small tour yang melewati 5 situs utama. Rute ini bisa dimulai dari kunjungan ke Angkor Wat di pagi hari. Banyak wisatawan memilih waktu Subuh untuk menangkap pesona matahari terbit dari balik Angkor. Dari Angkor Wat, kita langsung beralih ke arah timur laut sembari singgah di Prasat Kravan dan Banteay Kdei. 

Di sini kita akan menemui sebuah pertigaan yang membawa kita ke rute small tour ke arah barat atau rute big tour ke arah timur. Tak seberapa jauh dari Banteay Kdei, terdapat Ta Prohm (ini salah satu tujuan paling wajib), Ta Keo, lalu terakhir Bayon. Bayon sendiri merupakan satu area luas yang di dalamnya berjajar macam-macam candi yang menawan, di antaranya yaitu Angkor Thom, Terrace of the Elephant, Terrace of the Leper King, Phimeanakas, Baphuon, Prasat Preah Palilay, Prasats Suor Prat, dan buanyaak lagi candi-candi kecil lainnya. Sedikitnya terdapat 5 pintu gerbang (not literally pintu sih, gerbangnya berbentuk gapura) untuk mencapai kawasan Bayon yang dikelilingi oleh sungai besar. Cerita lengkap mengenai masing-masing candi akan saya bahas di postingan selanjutnya.

Puing-puing Ta Prohm (Dokpri)
Puing-puing Ta Prohm (Dokpri)
Salah satu candi yang tidak saya masuki (Dokpri)
Salah satu candi yang tidak saya masuki (Dokpri)
Sebaliknya, rute big tour memiliki ruang lingkup sekitar 2 kali lipat dari rute small tour, kelilingnya sekitar 40 km. Dari pertigaan Banteay Kdei tadi, kita bisa belok kanan ke arah timur dan singgah di Srah Sang, Pre Roup, East Mebon, Ta Som, Neak Pean, Preah Khan, lalu terakhir menuju Bayon. 

Banyak sekali ya yang dituju? Iya, memang. Sayang nggak tuh kalau nggak dijelajahi semuanya? Buat saya sih sayang sekali. Karena itu, saya bertekad mengitari semuanya meskipun dengan tiket one day pass saja. Is that possible? Tentu saja itu sangat possible kalau kita punya siasat. Caranya, pilihlah transportasi yang mendukung. 

Fasilitas kendaraan sangat menentukan aktivitas gerak kita di sini. Bahkan, saya bisa mencapai rute big tour lalu kembali lagi untuk menyusuri rute small tour. Keduanya saya capai hanya dalam waktu sehari mulai pukul 5 pagi sampai pukul 5 sore saat semua Angkor sudah hendak ditutup. Memang tidak semua saya masuki, tapi sudah nyaris semuanya. Hanya Angkor-angkor besar, penting, dan menariklah yang benar-benar saya jelajahi setiap sudutnya. Sisanya, saya cukup berhenti sejenak dan mengamati dari luar.

Biasanya, satu Angkor saja wilayahnya sudah sangat luas. Perlu tenaga cukup banyak untuk berjalan dari parkiran menuju pusat candi. Jadi, selain kecermatan memilih moda transportasi, 2 hal ini juga sangat penting untuk disiapkan. Pertama, topi atau payung. Lalu kedua, makanan dan minuman isotonik yang mencukupi.

Denah kuning adalah rute big tour, sedangkan denah oranye adalah rute small tour. Total perjalanan pada denah kuning berkisar 40 km. Pintu selatan Bayon yang disilang menggunakan pena tidak boleh dilewati kendaraan bermotor mulai pukul 07.00 sampai dengan 12.00.(Dokpri)
Denah kuning adalah rute big tour, sedangkan denah oranye adalah rute small tour. Total perjalanan pada denah kuning berkisar 40 km. Pintu selatan Bayon yang disilang menggunakan pena tidak boleh dilewati kendaraan bermotor mulai pukul 07.00 sampai dengan 12.00.(Dokpri)
Denah kawasan Bayon (Dokpri)
Denah kawasan Bayon (Dokpri)
Pilihan moda transportasi

Bagi saya, pemilihan transportasi yang cermat merupakan salah satu langkah jitu dalam usaha pengiritan. Saya tidak akan grusah-grusuh untuk memilih angkutan yang sekadar nyaman dan menyenangkan. Berikut beberapa pilihannya.

  • Tuk-tuk---pilihan jitu bagi rombongan

    Jika Anda meminta rekomendasi pada siapa saja, saya yakin mereka akan menyarankan Anda untuk menyewa tuk-tuk. Rekomendasi yang saya dapat pun seperti itu, baik dari rekomendator lokal maupun interlokal. Tak perlu bingung, tuk-tuk carteran banyak tersebar di mana-mana. Kita bisa menanyakannya pada resepsionis hotel yang kita tinggali. 


  • Mereka hampir pasti menyediakan jasa tur keliling Angkor Wat. Di Golden Square Villa yang notabene berlevel hostel, saya ditawari layanan tuk-tuk seharga $15 untuk standart tour, ditambah $5 untuk sunrise tour, plus $5 lagi jika ingin mengambil sunset tour. Walaaah... totalnya jadi $25 untuk jalan seharian.  Tanpa pikir lagi saya langsung menutup opsi ini.

    Jika ingin lebih berhemat, kita bisa mencegat sembarang tuk-tuk yang lewat. Tanpa mencegat pun biasanya sang driver sudah menawari terlebih dahulu. Keluarkan saja keahlian negosisasi dan diplomasi  Anda seperti saat menawar tarif delman atau becak di nusantara. 


  • Untuk pilihan ini, saya mencoba menawar satu tuk-tuk dan mendapat tarif standart tour seharga $12. Sang driver bersedia mengantar saya berkeliling Angkor dengan rute small tour antara pukul 9 pagi hingga 5 sore. Murah yaaa? 

  • Setahu saya sih ini sudah murah dibandingkan dengan pengalaman traveler-traveler lain sebelum saya. Karena saya bersikeras tak mau melewatkan cantiknya fajar di Angkor Wat, bapak supir menarik tarif $15 untuk layanan small tour ditambah sunrise tour. 

  • Sayangnya, dia hanya mau menyelesaikan tournya pada pukul 2 siang. Iya sih muraah... tapi rugi juga dong kalau jam 2 udah pulang. Karena itu, saya batalkan juga pilihan ini. Namun jika Anda bepergian bersama 2 hingga 5 orang lain, saya rasa tuk-tuk adalah pilihan terbaik. Katakanlah Anda membayar $18 sampai $20 untuk tur sehari penuh, harga yang harus dibayar per orang akan jatuh sangat murah.

  • Sepeda motor---hati-hati salah lajur

    Selama saya tidak membawa bayi ataupun nenek-nenek, wajib hukumnya untuk menghabiskan waktu sehari penuh--sampai malam kalau perlu--untuk menjelajahi seluruh sudut kota. Atas dasar obsesi itulah pilihan saya jatuh pada "sepeda motor". Kita bisa menemukan rental sepeda motor di mana saja. 


  • Saran saya pilihlah tempat penyewaan yang besar dan meyakinkan karena mereka memiliki berbagai macam peta dan akan memberi petunjuk jalan mana saja yang aman dan tidak aman. Kan kita keluyuran tanpa SIM dan STNK yaaa.... bakal jadi pengalaman yang gak banget kalau sampai ketilang.

  • Tantangannya, lalu lintas di Kamboja menganut sistem kemudi kiri. Kita harus cepat menyesuaikan diri untuk terbiasa mengemudi di lajur kanan. 

  • Saya hitung-hitung, tepat 3 kali saya kelupaan. Dengan ke-santuy-an tingkat Brahma, saya melaju di lajur kiri tanpa kenal takut hingga tiba-tiba berhadapan dengan sebuah mobil yang sontak menyadarkan saya.

    Tapi jangan khawatir, berkendara di sini bisa diblang sangat-sangat aman bagi pengendara asing. Dari pusat keramaian menuju wilayah Angkor, kita hanya perlu melewati sangat sedikit jalan besar. 


  • Sisanya adalah jalan kecil dan sepi yang membelah hutan, mirip jalan di perkampungan. Selain itu, hampir tidak ada polisi lalu lintas yang berpatroli. 

  • Sepertinya mereka belum terlalu peduli dengan keselamatan lalu lintas. Hal itu terlihat dari betapa entengnya pengendara sepeda motor berkeliaran tanpa helm, bonceng 3, hingga memotong arus meskipun itu di tengah ibukota. Bukan hanya satu atau dua melainkan hampir semua pengendara berkelakuan seperti itu. 

  • Saya saja hanya diberi helm 'gayung' dari tempat saya menyewa motor. Tidak hanya helm, mereka juga membekali saya dengan petunjuk yang sangat jelas tentang jalan mana saja yang tidak boleh saya lewati dan ke arah mana saya harus memulai perjalanan.

    Lalu bagaimana dengan bahan bakar? Jenis bahan bakar yang tersedia untuk kendaraan roda dua setara dengan Pertamax dan Pertamax Turbo yang diproduksi oleh Pertamina. Tidak ada jenis lain yang bilangan oktannya lebih rendah. 


  • Mereka membanderol 1 liter Pertamax seharga I dolar kurang sedikit. Karena harganya tidak bulat, kita tidak bisa membeli bahan bakar sebanyak 1 liter, melainkan di'pas'kan hingga 1 dolar. Berbeda dengan bahan bakar minyak di Indonesia yang dikelola oleh Pertamina, BBM di Kamboja tidak dimonopoli oleh 1 perusahaan saja. 

  • Selama satu hari itu, saya menghabiskan kurang dari 2 liter Pertamax untuk berkeliling kota di sekitar penginapan dan pulang-pergi 2 kali menuju Angkor. Lho kok PP 2 kali? 

  • Iya.... tengah hari panas-panas saya kelaparan dan tidak menemukan warung makan yang pas di area Angkor. Makanya saya balik ke kota nyari makan siang...

    Ongkos yang saya keluarkan untuk menyewa satu sepeda motor adalah $10 saja. Jika Anda berlibur saat peak season, Anda akan memperoleh harga antara $12-$20. 


  • Jadi, 10 dolar untuk sepeda motor adalah pilihan terbaik saya saat itu. Oh ya, satu lagi hampir lupa. Di Siem Reap ini tidak ada tukang parkir liar yang doyan malak. Bahkan, area parkir resmi di pasar maupun tempat wisata pun tidak menarik ongkos parkir sepeser pun. Jadi, tidak perlu khawatir uang dua ribuan akan ludes hanya untuk mampir-mampir di pertokoan. 

  • Tapi ya harap waspada, tingkat keamananya sangat rendah. Saya selalu merantai sepeda motor saya setiap meninggalkannya di pinggir jalan maupun di parkiran tempat wisata.

  • Mobil/taksi---pilihan anak sultan

    Berhubung hawa di Siem Reap jauh lebih 'menggosongkan' daripada di Surabaya, beberapa orang mungkin tidak tahan dengan teriknya sengatan matahari. 

  • Silakan menyewa mobil jika ingin bersantai dengan kenyamanan yang hakiki. Jangan tanya saya berapa dollar kisaran harganya, sedikitpun saya tidak terpikir untuk bertanya, hehehe... Terpampang sih daftar harganya waktu saya milih sepeda motor di tempat rental, tapi gak ingat sama sekali.

Suasana di kawasan Bayon
Suasana di kawasan Bayon
The best driver for me, meskipun 3 kali kelupaan kalau berkendaranya harus di sebelah kanan (Dokpri)
The best driver for me, meskipun 3 kali kelupaan kalau berkendaranya harus di sebelah kanan (Dokpri)
All in all, inilah perjalanan memuaskan yang saya tempuh saat mengelilingi Angkor Wat. Semoga bisa menjadi inspirasi dan referensi. PR saya selanjutnya adalah mengulas bagaimana saja seluk beluk berbagai candi yang sudah saya kunjungi. Ditunggu yaaa.....!

Suasana parkiran tanpa tukang parkir (Dokpri)
Suasana parkiran tanpa tukang parkir (Dokpri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun