Usai Perang Vietnam runtuh, kota yang dahulu bernama Saigon City ini berubah nama menjadi Ho Chi Minh City (HCMC) mengulik nama founding fathernya, yaitu Ho Chi Minh. Meski nama Saigon sudah tidak resmi, masih banyak nama tempat, perusahaan, maupun buku yang menggunakan nama lama kota ini. Bahkan, inisial Bandara Internasional Tan Son Nhat di HCMC adalah SGN yang berasal dari kata Saigon, bukan HCM yang mengindikasikan HCMC.
Sebagai negara yang kenyang akan perang, Vietnam tentu memiliki banyak jujukan wisata sejarah. Karena judulnya tentang wisata sejarah, di sini saya akan membagi kisah perjalanan saya mengunjungi tempat-tempat bersejarah. Berikut ulasan singkatnya.
1. Â Â Independence palace
Istana yang juga dikenal dengan sebutan Reunification Palace dulunya merupakan istana kepresidenan milik Vietnam Selatan hingga masa Perang Vietnam berlangsung. Menurut Wikipedia, istana ini menjadi situs berakhirnya Perang Vietnam yang ditandai oleh keruntuhan Kota Saigon pada 30 April 1975 ketika tank milik tentara Vietnam Utara menabrak gerbang istana.
Istana ini dibuka untuk umum pada pukul 07.30 sampai 11.30 dan 13.00 sampai 17.00. Hanya dengan Rp 24.000,00, Anda bisa berkeliling istana mulai dari ruang kerja, ruang rapat, kamar tidur, ruang makan, dapur, dan ruangan lainnya. Berhubung saya pergi seorang diri, saya menyelinap di antara rombongan bule untuk mendengarkan penjelasan dari tour guide mereka.
Jangan berpikir bahwa museum ini sama saja dengan museum lainnya alias mainstream. Museum perang yang satu ini begitu nyata merepresentasikan kisah-kisah dari setiap kejadian dan dampak perang. Jika sebelumnya Anda mengunjungi Independence Palace terlebih dahulu, Anda bisa berjalan kaki sekitar 500 meter untuk mencapai War Remnant Museum. Selanjutnya, Anda tinggal membeli karcis masuk sebesar Rp 24.000,00 untuk menilik cerita sejarah di dalamnya.
Bangunan empat lantai ini terdiri atas 13 bagian mulai dari koleksi peralatan perang, foto-foto korban, hingga replika rumah tahanan. Hal paling mencolok di antara seisi museum ini adalah rekam jejak peristiwa Agent Orange ketika Amerika menghujani Kota Saigon dengan bahan kimia berbahaya yang dinamai Agen Oranye. Pengaruhnya tidak hanya secara fisik, tapi juga secara mental.
Selain foto-foto korban dan sisa-sisa kejahatan perang, terdapat pula sosok janin yang sudah diawetkan. Mereka bahkan tidak sempat hidup untuk melihat negaranya merdeka dan bersih dari racun dioksin yang terkandung dalam Agen oranye. Di samping potret mengerikan, terdapat satu ruangan yang memamerkan karya-karya anak bangsa korban Perang Vietnam berkenaan dengan Agent Orange. Banyak lukisan tentang kekejaman musuh, tentang harapan mereka, juga tentang keputusasaan. Syukurlah, kini para korban yang masih bertahan bisa melanjutkan hidup dengan baik meski dengan kondisi tubuh tidak sempurna. Beberapa dari mereka belajar membuat pernak-pernik dan menjualnya di museum ini. Untuk merasakan cerita keseluruhan, berkunjunglah ke museum ini! (al)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H