Desa Klatakan merupakan salah satu desa di Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo. Penduduk Desa Klatakan mayoritas bersuku Madura dengan angka pernikahan dini yang masih terbilang tinggi. Hal tersebut terjadi karena kurangnya pengetahuan dan rasa ingin tahu warga sekitar. Angka pernikahan dini yang tinggi menjadi salah satu penyebab terjadinya stunting. Angka stunting di Desa Klatakan mencapai 46 anak dengan rincian 40 anak pendek dan 6 anak sangat pendek, seperti yang telah dijelaskan oleh Ahli Gizi Desa Klatakan pada kegiatan rembuk stunting (8/8/22). Tujuan Indonesia dalam program pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) juga menjadikan isu stunting sebagai permasalahan penting yang perlu diselesaikan agar angka stunting dapat menurun hingga tahun 2025. Angka terjadinya stunting perlu ditekan hingga sekarang dan patut menjadi perhatian lebih karena akan berdampak pada masa depan seorang anak (Nirmalasari, 2020).
Desa Klatakan memiliki keragaman potensi dengan salah satunya, yaitu pertanian. Komoditas utama hasil pertanian di desa Klatakan di antaranya jagung dan tebu. Hasil tani jagung yang melimpah hanya diperjual belikan sebagai pakan ternak. Hal ini menjadi alasan bagi mahasiswa KKN 420 memiliki inovasi untuk mengolah jagung tersebut sehingga bisa dikonsumsi dalam bentuk produk yang baru. Mahasiswa mengolah jagung menjadi susu jagung yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat sebagai tambahan nutrisi. Selain itu, susu jagung juga dapat dikonsumsi oleh balita, utamanya baik untuk balita yang mengalami stunting. Upaya pengolahan jagung menjadi susu jagung ini juga dilakukan untuk memanfaatkan potensi lokal dari hasil pertanian yang kemudian dapat dijadikan alternatif solusi terhadap permasalahan yang ada.
Jagung sebagai sumber pangan alternatif dengan kandungan karbohidrat dan lemak nabati yang baik untuk membantu memperbaiki asupan pada balita yang sulit makan. Jenis jagung yang dapat dimanfaatkan yaitu jagung manis dengan kandungan gizi yang baik. Susu jagung juga memiliki tekstur yang ringan, sehingga mudah untuk dicerna bagi balita, khususnya umur 6 bulan sampai 5 tahun. Susu jagung dapat dijadikan pendamping susu bagi balita, serta tambahan nutrisi bagi ibu hamil. Menurut Setiyono dkk., (2020), kandungan karbohidrat yang dimiliki oleh jagung mampu menjadi sumber energi tambahan bagi ibu hamil, di mana setiap 100 gram susu jagung manis mengandung energi sebanyak 96,0 energi (kal) yang juga penting dibutuhkan saat proses persalinan. Tidak hanya balita dan ibu hamil, susu jagung dapat dikonsumsi oleh lansia, sebab lemak nabati yang dimiliki jagung tidak mengandung kolesterol yang riskan bagi lansia dengan proporsi setiap 100 gram jagung manis mengandung lemak sebanyak 1,0 g.
Kegiatan pembuatan susu jagung dilakukan dengan beberapa kali percobaan hingga mendapatkan takaran komposisi yang pas. Komposisi yang terkandung dalam susu jagung di antaranya jagung manis, gula, garam, dan air. Jagung yang digunakan disarankan menggunakan jagung manis, sebab jagung manis telah memiliki kandungan sukrosa alami dan air yang cukup dibanding jagung biasa. Takaran gula dan garam yang digunakan dapat disesuaikan dengan kebutuhan, sangat disarankan tidak menggunakan gula terlalu banyak untuk balita dan lansia.
Adapun langkah-langkah pembuatan susu jagung, diantaranya:
1. Memipil jagung dengan memisahkan butiran jagung dari bonggolnya.
2. Merebus jagung yang telah dipipil hingga matang menggunakan api sedang.
3. Menghaluskan jagung yang telah direbus menggunakan blender.
4. Menyaring jagung yang telah dihaluskan untuk dipisahkan ampasnya.
5. Merebus campuran air perasan jagung, garam, gula, dan daun pandan dengan api sedang.
6. Menunggu hingga hangat kuku dan matikan kompor sebelum susu sepenuhnya mendidih.
7. Susu jagung telah siap disajikan.
Susu jagung telah diperkenalkan kepada masyarakat Desa Klatakan dalam beberapa kegiatan, di antaranya dalam kegiatan rembuk stunting, kegiatan PKK Kecamatan Kendit, dan puncaknya dilakukan demonstrasi pembuatan susu jagung yang dihadiri oleh Ibu-ibu PKK dan warga Dusun Gundil (21/8/22). Demonstrasi dilakukan di Kampung Kerapu yang juga menjadi salah satu tempat wisata yang dikelola Bumdes Desa Klatakan.
Respon warga Desa Klatakan terbilang cukup baik dengan memberikan masukan-masukan terkait rasa maupun tekstur susu jagung. Susu jagung yang dibuat oleh kelompok 420 telah dikonsultasikan dengan berbagai pihak, mulai dari kepala desa, ibu kepala PKK, hingga Ahli Gizi Desa Klatakan. Harapan kedepannya susu jagung ini tidak hanya menjadi tambahan nutrisi bagi warga Desa Klatakan, namun dapat juga dijadikan sebagai UMKM untuk memperbaiki perekonomian warga.
REFERENSI
Nirmalasari, Nur Oktia. 2020. Stunting pada Anak: Penyebab dan Faktor Risiko Stunting di Indonesia. Qawwam: Journal for Gender Mainstreaming, 14 (01): 19-28.
Setiyono, A. E., Ngatimun., dan T. Musriati. 2020. Pemanfaatan Potensi Lokal Melalui Pembuatan Susu Jagung Guna Mencegah Stunting pada Desa Gejugan. Abdi Panca Marga, 1 (01): 20-23.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H