Mohon tunggu...
Cerpen

Kerja Sama Terbaik Pemandu dan Rombongan

23 November 2018   20:58 Diperbarui: 23 November 2018   21:37 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Conservation Forest

Pagi ini di hari pertamaku sebagai pemandu perasaanku  ceria dan bersemangat mendampingi rombongan yang akan mengunjungi Hutan Konservasi, aku membawa bekal yang sudah kupersiapkan dari jauh hari. Aku tidak ingin ada barang yang tertinggal karena terlalu gugup memikirkan hari pertamaku sebagai pemandu. Aku berharap semuanya berjalan dengan lancar. 

Kuperkenalkan anggota rombonganku, pertama Fred (78 tahun) turis mancanegara, Anggi (21 tahun) mahasiswa, Kanaya (19 tahun) adik kelas Anggi, Lukman (40 tahun) pegawai berdedikasi, Prita (35 tahun) istri Lukman, Kevin (8 tahun) anak dari Lukman dan Prita, Her (50 tahun) sopir. Setelah mengunjungi Hutan Konservasi minibus menuju penginapan di kota. Tiba-tiba minibus kami mogok di kilometer keempat tepat di tengah-tengah hutan. Aku memikirkan berbagai cara sedangkan Fred meminta izin untuk BAB.

Dari sisi hutan yang gelap dengan langkah cepatnya Fred tiba di titik kami semua berkumpul. Fred memberitahu apabila ia mendengar percakapan dua orang yang berencana untuk memburu hewan di sekitar konservasi. Seketika muncul ide dari Lukman berencana menggunakan keahlian yang dimiliki untuk memberikan teguran dan ancaman. 

Karena waktu sudah menunjukkan pukul 06.00 kami menyetujui ide Lukman segera menuju lokasi di mana Fred mendengar percakapan tersebut, berjarak sekitar 20 meter dari titik minibus kami yang mogok. Kami seolah memergoki rencana dua orang tersebut dan menghampirinya. Dua orang laki-laki, postur tubuh keduanya sedang dengan warna kulit sawo matang, membawa ransel menggenggam senter. Ekspresi mereka nampak terkejut. Tidak jauh dari lokasi tersebut terlihat mobil panther merah. Mata mereka tertuju kepada kami semua.

Dengan rasa percaya diri yang dimiliki, Lukman mulai berbicara kepada dua orang tersebut bahwa tindakan mereka adalah salah. Layaknya seorang politikus gaya bicaranya luwes dan meyakinkan. Lukman meyakinkan bahwa "Saya tidak akan melaporkan kalian kepada pihak yang berwenang apabila kalian bersedia mengantarkan kami ke rumah penduduk terdekat". 

Dua orang tersebut cukup yakin dan tidak melawan perkataan Lukman. Aku, Her, Fred, Lukman, tangan Anggi dan Kanaya bergandengan, tangan kiri Prita menggenggam erat tubuh kevin kembali ke minibus dengan mobil panther menuju minibus. Rencananya minibus akan diderek, dua orang laki-laki itu saling melirik seakan merencanakan sesuatu. Tibalah kami di titik minibus yang mogok. Selagi di derek, Aku dan Her berada di minibus untuk mengarahkan setir dan yang lainnya ada di mobil panther. Pikiranku terganggu dan mengirim pesan pada Lukman untuk mengambil foto wajah dua laki-laki itu secara diam-diam.

Sampai di rumah penduduk terdekat pada pukul 01.00. Kami turun meminta pertolongan. Dengan sisa baterai yang minim aku menghubungi ulang teman dari kota untuk menjemput dengan membawa montir. Karena posisinya sudah jauh dari tengah-tengah hutan  waktu tempuhnya dua jam. Saat kami beristirahat karena sudah terlalu lelah dan tidak menyadari bahwa dua orang itu melarikan diri. Pada pukul 03.00 dini hari datang jemputan dari kota bersama satu montir. 

Aku meminta temanku untuk mengantarkan Lukman sekeluarga menuju penginapan di kota dan mengantarkannya ke bandara. Aku, Fred, Anggi, Kanaya, dan Her masih di rumah penduduk menunggu montir memperbaiki minibus kami. Selesai diperbaiki pukul 05.00 subuh kami melanjutkan perjalanan menuju penginapan di kota.

Montir menyetir menuju perjalanan pulang, Her tertidur pulas aku memberitahu Anggi yang aktif di media sosial dan penulis blog untuk berbagi pengalamannya di web dan menyertakan foto dua laki-laki tersebut. Harapannya power social media mendapat perhatian lebih dari pembacanya dan pihak berwenang. 

Anggi sangat menyetujui ideku. Pukul 08.30 pagi kami sampai di penginapan kota tidak lama aku mendapatkan pesan dari Lukman berisi foto bersama Kevin dan Prita menghadiri acara Kompasiana dengan latar belakangnya bertuliskan GenerasiSolutifKompasiana. Aku tersadar jika hari ini terlihat sangat cerah dari hari biasanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun