“Maaf, saya malah tidak menemukan patriotisme apapun dalam film sang patriot, yang ada hanya pencitraan buta dan upaya ‘mengamnesiakan’ rakyat banyak,”
Entah apa yang terpikir di benak Prabowo CS Beserta Partainya, Gerindra. Sampai harus meluncurkan sebuah film, harapannya ingin mendulang simpati, dengan memunculkan patriotisme sebagai mata citra yang hendak di arahkan ke jantung publik. Bagai menepuk air di dulang, Patriotisme yang dijanjikan tidak menyuguhkan patriotisme sesungguhnya, yang ada hanya upaya untuk membuat kita lupa ingatan tentang siapa sosok Prabowo sebenarnya.
Saya menonton film tersebut saat berkunjung ke Kota Solo, Kota dimana Wiji Thukul dilahirkan, seorang patriot sesungguhnya yang hingga kini tak pernah ditemukan. Korban penculikan Tim Mawar Kopassus yang diinstruksikan Prabowo untuk ‘mengambil’ sang pejuang tersebut, entah dimana, tidak ada kejelasan, namun Patriotisme Wiji kekal di benak generasi muda, melebihi apa yang disuguhkan Film yang katanya Sang Patriot Tersebut.
Hampir dari keseluruhan Film tersebut hanya mendokumentasikan orang-orang di sekitar Prabowo, mulai dari Generasi Pangeran Diponogor, perang Jawa, kakeknya dan ayahnya yang yang memang orang-orang penting di negeri ini. Film Dokumenter berdurasi lebih kurang 33 menit 50 Detik tersebut malah sama sekali tidak berceritra soal Patriotisme Prabowo. Pencapaian yang disampaikan di film tersebut tidak sebanding dengan pencapaian anak-anak negeri lainnya yang tidak pernah mengklaim dirinya sebagai seorang patriot.
Kemunculan Fadli Zon
Tidak hanya hendak mencitrakan diri, namun ingin pula sekalian melompat menginjak pundak orang lain, lihatlah betapa hebatnya seorang Fadli Zon bercerita tentang kesempurnaan Prabowo sambil menjelaskan bahwa Prabowo tidak salah di kasus 98. tidak hanya sampai disitu, Fadli Zon menjelaskan pula bahwa ‘Majikan’ nya tersebut seolah-olah ingin menyalamatkan negara ini dan orang lainlah yang bersalah. Timbul pertanyaan, jika demikian adanya, apakah Fadli Zon pernah menjelaskan soal Instruksi Prabowo tentang penculikan Aktivis mahasiswa 98 kepada bawahannya? Kenapa Fadli Zone tidak menjelaskan hal tersebut dalam film yang katanya bicara Patriotisme itu?
Siapa yang tidak heran, Film bicara Patriotisme malah memunculkan sosok Fadli Zon sebagai narasumber, sementara Peneliti Sejarah dalam Film tersebut hanya berkisah tentang silsilah Diponegoro dan Perang Jawa. Jelas di sini Film tersebut kehilangan pesannya sendiri. Dan sekali lagi, saya tidak menemukan Patriotisme macam apapun di dalam Film yang mengklaim diri sebagai Film sang Patriot tersebut.
Patriot Prabowo dari Wiji Thukul?
Patriotisme seperti apakah yang sedang di usung Prabowo dengan film tersebut? Entahlah. Patriot mana 14 Aktivis yang hilang dengan Penculik yang kini bebas berkeliaran? Mungkinkah publik sepakat Prabowo lebih Patriot dari Wiji Thukul? Dari Herman Hendrawan? Dari Petrus Bima Anugrah yang nyata-nyata berjuang untuk tanah airnya.
Semudah itukah Patriotisme di negeri kita ini? Benar pesan kalimat tersebut, Pejuang dilupakan, pengkhianat dibesarkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H