Dalam hal tersebut, contoh dari kepercayaan diri rendah itu seperti kurangnya rasa percaya diri sehingga timbul rasa enggan untuk menunjukkan bakat yang dimiliki.
Lalu, ada kebingungan. Kebingungan yang dimaksud disini adalah seperti kebingungan terhadap peran sebagai anak itu seperti apa. Lalu, terakhir ada kemampuan pengambilan risiko yang rendah. Contohnya seperti seorang anak yang memiliki fatherless (peran figur ayah dalam proses pengasuhan yang minim atau bahkan tidak ada) terpilih sebagai salah satu siswa untuk mengikuti sebuah perlombaan.Â
Namun, anak tersebut menolak untuk mengikuti perlombaan karena ia tidak siap untuk merasa gagal. Fakta tersebut sudah cukup banyak yang membahas mengenai fatherless. Bahkan media massa ada yang mengatakan bahwa negara Indonesia merupakan negara fatherless ketiga di dunia.Â
Saat ini, banyak orang yang mencari fatherless itu seperti apa dikarenakan timbulnya berita bahwa negara Indonesia merupakan negara fatherless ketiga di dunia.Â
Bagi mereka yang sudah mencari tahu fatherless itu seperti apa, mereka dapat memikirkan apakah mereka merupakan salah satu yang merasakan fatherless.Â
Akibatnya akan banyak perempuan yang memberi label pada dirinya sendiri hingga hal tersebut benar-benar mempengaruhi perilaku dirinya sendiri.
Apakah fatherless merupakan suatu hal yang buruk bagi psikologis seseorang? Lalu bagaimana dengan negara yang mendapatkan label sebagai negara fatherless? Jangan khawatir! Sekarang sudah bukan saatnya merasa cemas akibat terlalu memikirkan dampak dari fatherless. Terutama bagi negara yang mendapatkan label sebagai negara fatherless.Â
Fatherless jika dilihat dari kedua sudut pandang yang berbeda akan memiliki dampak negatif dan dampak positifnya tersendiri. Dampak negatif fatherless seperti kepercayaan diri rendah, kebingungan, dan kemampuan pengambilan risiko yang rendah.Â
Namun, fatherless juga memiliki dampak positif seperti menjadi pribadi yang lebih mandiri dalam hal apapun baik dalam pengambilan keputusan untuk diri sendiri maupun yang menyangkut orang lain sehingga negara yang mendapatkan label sebagai negara fatherless tidak perlu khawatir karena seseorang yang mengalami fatherless hanya membutuhkan waktu untuk menerima bahwa fatherless tidak seburuk itu dalam hidup mereka dan mereka juga hanya membutuhkan waktu untuk terus berproses supaya dapat merasa setara dengan anak lainnya.
Bagi kalian yang merasakan dampak dari fatherless seperti tidak percaya diri, tidak dapat mengambil keputusan, dan juga merasa sendiri, stop! Hentikan pikiran seperti itu. Mungkin sulit untuk kalian menerima yang terjadi dalam hidup kalian mengenai fatherless. Tetapi, kita bisa menghentikan baik pikiran negatif maupun hal yang dapat menghambat proses menjadi pribadi yang lebih baik. Inilah saatnya untuk kalian berkembang dan bangkit.
Kalian dapat bangkit dengan melakukan terapi apabila kalian membutuhkan seseorang untuk mendengarkan ataupun mendukung kalian. Lalu, kalian juga dapat memfokuskuskan diri terhadap diri kalian sendiri untuk mengejar mimpi yang kalian impikan.Â