Mohon tunggu...
Almira Raissa
Almira Raissa Mohon Tunggu... -

hanya ingin menyurat pada tinta apa yang tersirat oleh mata :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Keputusan #2

6 Juni 2013   20:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:26 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Vanya tak menjawab. Tapi mimik wajahnya jelas mempertanyakan keputusan adik semata wayangnya itu.

" Gue gamau nyusahin Ata. Dia masih mahasiswa kak. Semester 4. Udah lagi, dia lagi sibuk sama acaranya di Pandeglang. Dia gaperlu tau, kak. Cukup gue aja. "

Jauh sebelum hari ini diturunkan Tuhan untuk menghukum Kara, ia sudah mempersiapkan rencana apabila hal buruk ini terjadi. Ia akan pergi dari kehidupan Ata, membiarkan Ata bahagia, berkarier cemerlang dan memiliki keluarga yang lebih hebat dibanding ia dan calon anak yang ada diperutnya ini. Biar saja ia ditampar mama, diusir papa.. pokoknya Kara bertekad tidak akan memberitahu siapapun tentang ayah biologis janin yang membuat perutnya membuncit. Hanya ia, Tuhan, dan Vanya yang tahu.

Kenapa? Bukan hanya karna ia sangat mencintai Ata, tapi juga karna ia tak akan pernah mau menikah?! Untuk apa sih menikah itu? Mama cuma dapat sakit hati gara-gara menikahi papa. 10 tahun mama dibuat habis airmatanya karna ulah papa yang gila sama biduan PAMMI *Persatuan Artis Musik Melayu Indonesia* sebelum akhirnya papa bangkrut, tobat dan kembali pada mama. Huh, sampai sungai Amazon kering-pun ia takkan mau menikah! Persetan dengan pernikahan!

Sebenarnya Kara mau saja menikah. Dengan syarat, ia hanya menikahi pria yang berhasil membuatnya menemukan sudut pandang lain tentang pernikahan selain seks, punya keturunan, dan perselingkuhan. Toh tanpa menikah pun Kara sudah dapat merasakan 2 diantaranya. untuk yang ketiga, Kara bersumpah akan menghindarinya semaksimal mungkin. Amit-amit deh sama perselingkuhan!

" Ra.. ke dokter yuk! kita periksa kehamilan kamu, " ajak Vanya yang disetujui Kara.

Jangan salah, biar tak menginginkan kehamilan ini tapi Kara peduli dengan calon anaknya. Ia tak akan mengambil langkah yang selalu ia kutuk tiap kali berita di televisi menayangkan ironi aborsi. Bodoh nian perempuan yang mengambil jalan terburuk itu. Sudah zina, membunuh anak sendiri pula! Yaaa biarpun ia juga berzina, setidaknya ia sama sekali tidak ada pikiran untuk membunuh anaknya sendiri. Lebih baik satu tingkat dibanding remaja lain yang juga kebobolan.

" Nih, aku beliin Lactamil. Aku juga beliin kamu sayur daun katuk diwarteg tadi. Dimakan ya, Ra! Aku mandi dulu, "

Kehamilannya sudah memasuki bulan kedua. Sepulang dari dokter kandungan dua bulan yang lalu, ia langsung pindah ke apartemen Vanya. Kemudian segala sesuatu yang dapat menghubungkannya dengan Ata langsung dipangkas! Facebook, Twitter, Kompasiana... dia vacum dari kejayaan dunia mayanya. Begitu juga dengan nomor yang biasa Ata hubungi, langsung dipatahkannya si SIM card tersebut. Pokoknya tanpa pamit, tanpa meninggalkan jejak, Kara mengundurkan diri dari hidup Ata tercintanya.

Ata harus bahagia. Hidupnya akan cemerlang. Ia akan jadi wartawan terkenal dan memiliki keluarga terbaik sedunia, bukan dengannya, bukan dengan janin ini.

Kara juga sudah memberitahu orang tuanya. Dibantu Vanya, Kara selamat dari tamparan papa tapi tetap dikatai anjing dan setan. Sambil melotot dan tangan yang tak berhenti menunjuk, papa menghina anak yang dulu dibanggakannya habis-habisan. Mama menangis sambil menahan suaminya yang kalap mendapati anak emasnya hamil tanpa suami. Kebun binatang tiba-tiba pindah ke mulut papa. Pokoknya buat papa sepertinya Kara tidak lagi berwujud manusia dan bukan anaknya, melainkan anak setan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun