Pihak berwenang dan media harus bersinergi untuk mengelola informasi dengan bijak. Informasi seharusnya disampaikan secara resmi dan dengan proporsi yang tepat untuk menghindari kepanikan dan spekulasi.
- Transparansi:
Universitas perlu transparan dalam memberikan informasi kepada publik. Penjelasan tentang keberadaan cadaver sebagai alat pembelajaran harus disampaikan dengan jelas, membantu masyarakat memahami konteks kejadian.
- Edukasi Mengenai Media Sosial:
Mahasiswa dan masyarakat harus diberikan pemahaman mengenai dampak dari menyebarkan informasi tanpa verifikasi di media sosial. Edukasi mengenai kebijakan penggunaan media sosial dan etika berbagi informasi dapat mengurangi penyebaran informasi yang tidak akurat.
- Pengelolaan Reputasi:
Strategi komunikasi krisis harus diterapkan untuk mengelola dampak terhadap reputasi perguruan tinggi. Pihak universitas perlu aktif memberikan klarifikasi dan konteks kepada masyarakat, sambil menunjukkan tanggung jawab mereka terhadap pendidikan dan keberlanjutan.
Kesimpulan:
Dalam menanggapi kasus penemuan mayat di Unpri Medan, aspek-aspek komunikasi memainkan peran kunci dalam mengelola situasi krisis. Dari interaksi antara pihak berwenang dan perguruan tinggi, penanganan informasi, transparansi, hingga dampak terhadap reputasi, semuanya perlu ditangani dengan bijak. Sebagai seorang akademisi ilmu komunikasi, saya mendorong pihak-pihak terkait untuk belajar dari peristiwa ini dan meningkatkan komunikasi untuk menghindari konflik dan kerugian lebih lanjut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H