Mohon tunggu...
Almendo Thio Lindra
Almendo Thio Lindra Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Hobi Membaca dan Bermain Game

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tren Frugal Living Gaya Sehat Finansial

22 Juli 2024   14:34 Diperbarui: 22 Juli 2024   14:42 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dikutip dari laman Wealthsimple, frugal living merupakan konsep hidup sadar pengeluaran dan fokus pada prioritas keuangan. Sederhananya, frugal living adalah gaya hidup hemat. Gaya hidup ini umumnya didorong oleh suatu tujuan yang ingin dicapai, seperti mengurangi kebiasaan konsumtif, menabung untuk masa depan, hingga melunasi utang yang mungkin dimiliki. Prinsip utamanya adalah memprioritaskan kebutuhan dasar dan menghindari pemborosan pada hal-hal yang dianggap tidak penting atau mewah. Orang-orang yang mengadopsi gaya hidup ini sering kali membuat keputusan bijak dalam hal pengeluaran, mempertimbangkan nilai jangka panjang dari setiap pembelian dan mencari cara untuk memaksimalkan nilai dari uang yang mereka keluarkan. Frugal Living diartikan sebagai konsep dimana seseorang mengalokasikan dana yang dimiliki dengan kesadaran penuh (mindfull), dengan pertimbangan dan analisis yang baik disertai dengan strategi pencapaian tujuan keuangan masa depan yang jelas.

Menurut Perasanta, seseorang yang mengadopsi frugal living akan memilih memasak makanan sehat daripada membeli makanan di luar, membeli produk lokal berkualitas tanpa harus maniak merek, tidak memusingkan fashion atau gadget yang terus menerus up to date. Namun para penganut frugal living akan terus menikmati hidup berkualitas dengan standar yang mereka tetapkan tanpa harus goyah dengan pendapat orang lain, demi tercapainya tujuan keuangan jangka panjang yang telah ditetapkan.

Highlights

  • 🌱 Definisi kebebasan finansial: kontrol atas waktu dan uang.
  • 💼 Proses menuju financial independence melibatkan pengelolaan keuangan yang cermat.
  • 🏡 Keputusan tidak konvensional, seperti menunda membeli rumah, membantu mencapai kebebasan finansial.
  • ⏳ Pentingnya memiliki sistem akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan bulanan.
  • 📈 Financial independence bukan berarti tidak produktif, tetapi tentang memilih bagaimana menggunakan waktu.
  • 💭 Diskusi terbuka antara pasangan mengenai keuangan meningkatkan pemahaman dan kerjasama.
  • 🎯 Setiap individu bisa menyesuaikan proses menuju financial independence sesuai dengan tujuan dan gaya hidup mereka.

Key Insights

  • 🕰️ Kebebasan finansial lebih berkaitan dengan kontrol waktu daripada hanya sekadar tidak bekerja. Mengelola waktu dengan baik memberikan kebebasan untuk menikmati hidup.
  • 📊 Sistem akuntabilitas dan pelacakan pengeluaran penting untuk mengelola keuangan secara efektif. Ini membantu pasangan untuk tetap pada jalur yang benar dalam mencapai tujuan keuangan.
  • 🔄 Proses menuju financial independence adalah perjalanan yang tidak mudah dan sangat personal. Setiap individu harus memahami dan menjalani proses sesuai dengan kecepatan masing-masing.
  • 💡 Keputusan tidak biasa, seperti menunda pembelian besar, dapat mengarah pada penghematan yang signifikan dalam jangka panjang.
  • 👫 Diskusi terbuka mengenai keuangan antara pasangan membantu membangun pemahaman dan komitmen dalam manajemen keuangan. Ini penting untuk mencapai tujuan bersama.
  • 💰 Gaya hidup frugal bisa berkontribusi besar dalam mencapai financial independence. Mengelola pengeluaran sehari-hari dengan bijak adalah langkah awal yang baik.
  • 🌍 Setiap orang, terlepas dari latar belakang finansial, dapat mengejar kebebasan finansial dengan perencanaan dan pengelolaan yang tepat.

Sumber referensi:

Baca artikel detikfinance, "7 Tips Menerapkan Frugal Living, Konsep Gaya Hidup Hemat" selengkapnya https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-7297421/7-tips-menerapkan-frugal-living-konsep-gaya-hidup-hemat.


White Jhon. 2021. The Frugal Life and Why We Should Educate for It. London Review of Education 19 (1).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun