Mohon tunggu...
Budi Hari C
Budi Hari C Mohon Tunggu... Buruh Swasta -

Wong Ndesooo.... Hanya ingin berbagi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

SO-MAN : Tionghoa, One of The Ethnic of Founding Fathers of Republik of Indonesia

18 September 2015   12:52 Diperbarui: 18 September 2015   13:18 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

China atau kemudian yang lebih dikenal dengan Tionghoa adalah salah satu etnis paling unik dari seluruh etnis yang ada dan menjadi bagian dari bangsa Indonesia. Etnis ini menjadi etnis yang paling sering dibicarakan dan menjadi bahan diskusi dalam hampir semua aspek keilmuan. Namun sayang, dalam hampir semua diskusi yang dilakukan, etnis ini senantiasa "terpojok", apalagi jika diskusi dilakukan di warung kopi atau pos ronda. Hampir bisa dipastikan, etnis ini akan menjadi bulan-bulanan.'

Namun tahukan engkau wahai orang indonesia, bahwa etnis ini mempunyai jasa yang sangat besar dalam berdirinya Republik ini. Etnis ini mempunyai andil yang tak kalah hebat dari etnis lain dalam merebut kemerdekaan, sehingga kalian wahai orang indonesia, sekarang bisa duduk manis di warung kopi menikmati secangkir kopi panas, gorengan, sambil menonton bola, tanpa takut dikejar para penjajah.

Siapa yang menguasai dan bisa menulis sejarah, maka dia yang bisa menentukan merah, biru, atau hijaunya peradaban. Terdengar klise memang, tapi itulah kenyataannya. Indonesia menjadi salah satunya. Karena buku sejarah yang ditulislah, maka etnis china atau tionghoa menjadi seperti etnis yang selalu disalahkan dan harus disingkirkan dari bumi Indonesia. Idion pribumi dan non-pribumi masih marak ditemui di era modern ini. Idiom negatif yang masih disebarkan oleh sebagaian oleh segelintir manusia Indonesia yang berpikiran kerdil.

Tahukan kalian bahwa, etnis china adalah salah satu etnis yang menjadi bagian dari pendiri bangsa ini...

Golongan Tionghoa turut memfasilitasi terjadinya Sumpah Pemuda, dengan dihibahkannya gedung Sumpah Pemuda oleh Sie Kong Liong, dan ada beberapa nama dari kelompok Tionghoa sempat duduk dalam kepanitiaannya itu, antara lain Kwee Tiam Hong dan tiga pemuda Tionghoa lainnya.

Sin Po sebagai koran Melayu Tionghoa juga sangat banyak memberikan sumbangan dalam menyebarkan informasi yang bersifat nasionalis. Lagu Indonesia Raya yang diciptakan oleh W.R. Supratman pertama kali dipublikasikan oleh Koran Sin Po. Sebelumnya, Pada 1920-an harian Sin Po memelopori penggunaan kata Indonesia bumiputera sebagai pengganti kata Belanda inlander di semua penerbitannya. Langkah ini kemudian diikuti oleh banyak harian lain. Sebagai balas budi, semua pers lokal kemudian mengganti kata “Tjina” dengan kata Tionghoa. Pada 1931 Liem Koen Hian mendirikan PTI, Partai Tionghoa Indonesia dan bukan Partai Tjina Indonesia.

Pada masa revolusi tahun 1945-an kita menyaksikan perjuangan Mayor John Lie yang menyelundupkan barang-barang ke Singapura untuk kepentingan pembiayaan Republik. Selain itu ada pula tokoh lain seperti Djiaw Kie Siong memperkenankan rumahnya di pakai untuk rapat mempersiapkan kemerdekaan oleh Bung Karno dan Bung Hatta pada tanggal 16 Agustus 1945.

Di Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang merumuskan UUD’45 terdapat 5 orang Tionghoa yaitu; Liem Koen Hian, Tan Eng Hoa, Oey Tiang Tjoe, Oey Tjong Hauw, dan Drs.Yap Tjwan Bing. Liem Koen Hian meninggal dalam status sebagai warganegara asing, padahal ia ikut merancang UUD 1945.

Dalam perjuangan fisik sebenarnya banyak pahlawan dari Tionghoa yang terjun namun sayangnya tidak banyak dicatat dan diberitakan. Tony Wen adalah orang yang terlibat dalam penurunan bendera Belanda di Hotel Oranye Surabaya.

Disini kelihatannya para "mafia" sejarah telah bermain. Tionghoa seperti hilang dari sejarah perjuangan bangsa. Namun sebenarnyalah Tionghoa adalah One of The Ethnic of Founding Fathers of Republik of Indonesia.

Tahukan kalian bahwa, etnis china adalah salah satu etnis yang menjadi bagian dari penyebaran agama Islam di Indonesia...

Dalam salah satu versi sejarahnya, Suana Ampel, sebagai salah satu ulama pertama yang membawa Islam ke Indoensai dan kemudian dikenal sebagai pendiri walisongo mempunyai darah china. Sunan Ampel (Bong Swie Ho) alias Raden Rahmat lahir pada tahun 1401 di Champa (Kamboja). Saat itu, banyak sekali orang Tionghoa penganut agama Muslim bermukim di sana. Ia tiba di Jawa pada 1443. Tiga puluh enam tahun kemudian, yakni pada 1479, ia mendirikan Mesjid Demak.

Memang masih ada beberapa versi sejarah lain mengenai persebaran Islam di Indonesia khususnya mengenai wali songo. Tetapi semua versi itu tidak bisa menyangkal, bahwa ada dara china yang menjadi bagian dari ulama Islam pertama di tanah Jawa.

Semua manusia adalah sama..

Semua manusia sejatinya adalah sama. Entah dia dari etnis apapun, dari bangsa manapun, dari suku manapun dia adalah sama. Mereka mempunyai harkat dan martabat yang sama. Yang membedakan mereka semua adalah sikap dan tingkah lakunya. Ada etnis Jawa yang baik hatinya, namun tidak sedikit yang brengsek kelakuannya, ada etnis china yang baik hati, namun juga banyak yang perlu dicemplungkan ke laut karena kelakuannya, demikian juga etnis arab misalnya, tidak semua dari mereka baik hatinya. banyak juga etnis Arab yang mursal. Mereka semua adalah manusia, mereka semua adalah saudara, yang membedakan adalah tindak tanduknya.

Dalam Islam sendiri jelas menyebutkan bahwa semua manusia tidak perduli ras dan sukunya, mereka adalah sama. Yang membedakan derajatnya hanyalah kualitas taqwanya. Sikap dan tingkah laku adalah salah satu bagian dari mengejawantahan taqwa. Islam menyuruh umatnya untuk berinteraksi dengan semua orang tanpa membedakan asal usulnya.

Hentikan komentar dan tulisan rasis...

Bagi yang suka berkomentar rasis atau menulis tulisan rasis. Berhentilah.. jangan menjadi manusia kerdil di tengah luasnya samudera keindahan berbagi dan kebersamaan. bangsa ini membutuhkan manusia yang berpikir positif dan bertindak positif. Yang masih suka bertengkar dan menghina sesama, pergi berenang ke laut saja, berenanglah bersama hiu hiu..

Jadi wahai manusia, wahai bangsa Indonesia sudahilah untuk mendiskreditkan orang lain karena berbeda suku atau rasnya. Mari bersikap dewasa, malulah untuk mempermalukan orang lain. karena ternyata kalian bisa cangkruan sekarang di warung kopi atau pos ronda dengan tenang, salah satunya karena perjuangan dan kerjasama semua etnis di bumi pertiwi ini. Tanpa kecuali..

Oiya, saya adalah etnis Jawa tulen, saya muslim, dan saya mencintainya semua saudara saya dari etnis manapun..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun