Mohon tunggu...
Budi Hari C
Budi Hari C Mohon Tunggu... Buruh Swasta -

Wong Ndesooo.... Hanya ingin berbagi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

SO-MAN : Tionghoa, One of The Ethnic of Founding Fathers of Republik of Indonesia

18 September 2015   12:52 Diperbarui: 18 September 2015   13:18 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam salah satu versi sejarahnya, Suana Ampel, sebagai salah satu ulama pertama yang membawa Islam ke Indoensai dan kemudian dikenal sebagai pendiri walisongo mempunyai darah china. Sunan Ampel (Bong Swie Ho) alias Raden Rahmat lahir pada tahun 1401 di Champa (Kamboja). Saat itu, banyak sekali orang Tionghoa penganut agama Muslim bermukim di sana. Ia tiba di Jawa pada 1443. Tiga puluh enam tahun kemudian, yakni pada 1479, ia mendirikan Mesjid Demak.

Memang masih ada beberapa versi sejarah lain mengenai persebaran Islam di Indonesia khususnya mengenai wali songo. Tetapi semua versi itu tidak bisa menyangkal, bahwa ada dara china yang menjadi bagian dari ulama Islam pertama di tanah Jawa.

Semua manusia adalah sama..

Semua manusia sejatinya adalah sama. Entah dia dari etnis apapun, dari bangsa manapun, dari suku manapun dia adalah sama. Mereka mempunyai harkat dan martabat yang sama. Yang membedakan mereka semua adalah sikap dan tingkah lakunya. Ada etnis Jawa yang baik hatinya, namun tidak sedikit yang brengsek kelakuannya, ada etnis china yang baik hati, namun juga banyak yang perlu dicemplungkan ke laut karena kelakuannya, demikian juga etnis arab misalnya, tidak semua dari mereka baik hatinya. banyak juga etnis Arab yang mursal. Mereka semua adalah manusia, mereka semua adalah saudara, yang membedakan adalah tindak tanduknya.

Dalam Islam sendiri jelas menyebutkan bahwa semua manusia tidak perduli ras dan sukunya, mereka adalah sama. Yang membedakan derajatnya hanyalah kualitas taqwanya. Sikap dan tingkah laku adalah salah satu bagian dari mengejawantahan taqwa. Islam menyuruh umatnya untuk berinteraksi dengan semua orang tanpa membedakan asal usulnya.

Hentikan komentar dan tulisan rasis...

Bagi yang suka berkomentar rasis atau menulis tulisan rasis. Berhentilah.. jangan menjadi manusia kerdil di tengah luasnya samudera keindahan berbagi dan kebersamaan. bangsa ini membutuhkan manusia yang berpikir positif dan bertindak positif. Yang masih suka bertengkar dan menghina sesama, pergi berenang ke laut saja, berenanglah bersama hiu hiu..

Jadi wahai manusia, wahai bangsa Indonesia sudahilah untuk mendiskreditkan orang lain karena berbeda suku atau rasnya. Mari bersikap dewasa, malulah untuk mempermalukan orang lain. karena ternyata kalian bisa cangkruan sekarang di warung kopi atau pos ronda dengan tenang, salah satunya karena perjuangan dan kerjasama semua etnis di bumi pertiwi ini. Tanpa kecuali..

Oiya, saya adalah etnis Jawa tulen, saya muslim, dan saya mencintainya semua saudara saya dari etnis manapun..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun