Mohon tunggu...
Budi Hari C
Budi Hari C Mohon Tunggu... Buruh Swasta -

Wong Ndesooo.... Hanya ingin berbagi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

SO-GHI: Ketika "Tuhan" dan "Saiton" Bertemu di Alam Nyata

27 Agustus 2015   20:18 Diperbarui: 27 Agustus 2015   21:20 1170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebenarnya bagaimana etika memberi nama ??

Semua ajaran dan semua agama hampir dipastikan memberikan penjelasan pentingnya memberi nama anak yang baik.Tidak boleh memberi nama yang semabrangan kepada anak. Nama adalah doa, nama adalah harapan. Saya akan memberikan contoh bagaimana etika memberi nama kepada anak menurut Islam, ajaran agama yang saya yakini.

Islam secara umum, memberikan keluasan kepada orang tua memberi nama anaknya. Hal paling penting adalah nama itu harus mengandung doa dan harapan yang baik. Namun demikian, Islam juga memberikan rambu-rambu mengenai nama-nama yang tidak boleh dipakai dan harus dihindari.

Adapun nama-nama yang tidak boleh dipakai adalah:

  1. Penggunaan nama-nama penghambaan kepada selain Allah Subhanahu Wa Ta’ala baik dari matahari, patung, manusia, dan selainnya misalnya Abdur Rosul (hamba Rosul), Abdun Nabi (Hamba Nabi),Abdul Ka’bah (hamba Ka’bah), Abdus Syamsu (hamba matahari), dan lain-lain
  2. Memberi nama dengan nama-nama Allah, misal: Rahim, Rahman, Khalik, dan lain-lain.
  3. Memberi nama dengan nama-nama patung/berhala atau sesuatu sesembahan selain Allah, misalnya Al-Lat, al-Uzza, dan lain-lain.
  4. Setiap nama yang memuji (tazkiyah) terhadap diri sendiri atau berisi kedustaan. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wassalam bersabda, ” Sesungguhnya nama yang paling dibenci oleh Allah adalah seseorang yang bernama Malakul Amlak (raja diraja).” (Riwayat Bukhari dan Muslim)
  5. Memberi nama dengan nama-nama setan, misal al-Ajda’ dan lain-lain.

Selain ada nama-nama yang mutlak tidak boleh dipakai, ada pula nama-nama yang dimakruhkan (sebaiknya dihindari dengan sangat). Berikut ini nama-nama yang dimakruhkan:

  1. Dimakruhkan memberikan nama anak dengan nama-nama perbuaan-perbuatan jelek atau maksiat.
  2. Dimakruhkan memberi nama anak dengan nama pengikut Fir’aun: Misal Fir’un, Qarun, Haman.
  3. Dimakruhkan memberi nama anak dengan nama-nama hewan yang dikenal dengan sifat jeleknya, misalkan: Anjing, Keledai, dan lain-lain.

Apa yang harus dilakukan "tuhan" dan "saiton"??

Tuhan bersikukuh untuk tidak mengganti namanya. Tuhan meyakini nama itu adalah pemberian orangtuanya dengan tujuan yang baik.

“Saya tidak akan mengganti nama saya, kan itu pemberian orangtua. Selain itu, jika ganti nama, maka semua dokumen juga harus ganti; KTP, surat nikah, ijazah, dan surat-surat lainnya,” kata Tuhan, Selasa 25 Agustus 2015.

Fenomena ini memang unik.. nama memang hak pribadi. Terserah orang mau memberi nama anaknya pa. Terserah orang mau mengganti namanya dengan nama apapun juga.

Bagi saya biarkanlah "tuhan" dan "saiton" tetap bernama "tuhan" dan "saiton", selama mereka tidak berperilaku seperti Tuhan dan Syaiton. Toh nantinya, mereka sendiri, "tuhan" dan "saiton" yang akan mempertanggungjawabkan namanya di hadapan TuhanNya.

Akhirnya SO-GHI hanya bisa menyatakan bahwa ternyata nama itu ada artinya..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun