Budaya manusia dalam berbahasa mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Di era modern seperti saat ini banyak ditemukan istilah-istilah baru dalam berkomunikasi. Di antara istilah-istilah baru tersebut, tidak sedikit ditemukan istilah yang mengandung makna pelecehan secara verbal atau yang sering dikenal dengan istilah "catcalling".
Catcalling adalah sebuah bentuk pelecehan secara verbal yang dilakukan di muka umum. Sedangkan"Catcaller" adalah sebutan bagi orang yang melakukan catcalling. Catcalling biasanya dialami oleh kaum wanita, namun hal ini juga dapat dialami oleh kaum pria. Sedangkan pelaku catcalling sendiri, tidak selalu berasal dari kaum pria, namun juga bisa berasal dari kaum wanita. Mengutip dari sebuah jurnal (Marisa P et al., 2024), salah satu motif catcalling adalah motif kepuasan dan keuntungan yang diperoleh catcaller. Selain itu, ada beberapa motif lain yang mendasari seseorang melakukan catcalling, antara lain karena ingin mendapatkan tanggapan positif dari korban, mengharapkan tanggapan negatif dari korban, hanya sekedar iseng, bahkan juga bisa dikarenakan adanya sikap menolak feminisme atau misoginis, yakni kebencian yang berlebih terhadap wanita seperti dilansir dari Alodokter.
Adapun dampak dari catcalling sangat bervariasi bagi korban jika dilihat dari sisi psikologis, antara lain sebagai berikut :
a.Gangguan kecemasan.
Orang yang mengalami catcalling secara berulang, lebih rentan mengalami gangguan kecemasan. Ia akan merasa takut untuk bepergian kemanapun.
b.Merasa rendah diri.
Akibat lain dari catcalling yakni adalah korban merasa rendah diri. Hal tersebut membuat korban merasa tidak dihargai dan dapat membuatnya kehilangan rasa percaya diri.
c.Merasa dipermalukan.
Hal tersebut akan menimbulkan perasaan malu bagi korban, karena merasa direndahkan di muka umum. Kemungkinan dampak terburuknya adalah korban enggan untuk melakukan aktivitas di luar ruangan termasuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
Edukasi mengenai etika bertutur terhadap sesama jenis maupun lawan jenis memainkan peranan penting dalam upaya menghindari atau mencegah perbuatan catcalling. Sosiolinguistik memiliki pengaruh yang cukup penting dalam lingkungan masyarakat. Sebab dalam sosiolinguistik terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kesopanan dan interaksi dalam berkomunikasi.
Menurut KBBI, sosiolinguistik adalah cabang ilmu linguistik tentang hubungan dan saling pengaruh antara perilaku bahasa dan perilaku sosial. Sedangkan menurut Wardaugh (1998), Sosiolinguistik berkaitan dengan penyelidikan hubungan antara bahasa dan masyarakat dengan tujuan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang struktur bahasa dan bagaimana bahasa berfungsi dalam komunikasi.
Dalam sosiolinguistik terdapat beberapa faktor yang membuat sosiolinguistik memiliki pengaruh penting dalam masyarakat, salah satu faktor tersebut adalah faktor gender. Faktor tersebut membantu seseorang agar lebih memahami bagaimana cara bertutur yang baik, baik terhadap lawan jenis maupun sesama jenis. Berikut ini beberapa contoh penerapan sosiolinguistik dalam masyarakat.
Misalnya ketika wanita berbicara dengan laki-laki, mereka akan berbicara dengan nada tegas namun tetap sopan. Karena hal itu menunjukkan bahwa wanita bisa menghargai laki-laki namun tidak mudah tergoda oleh laki-laki. Kemudian saat wanita berbicara dengan sesama wanita, mereka biasanya akan berbicara dengan ramah sebagai bentuk rasa hormat terhadap sesama wanita.
Ketika laki-laki berbicara dengan wanita, biasanya mereka akan lebih lembut, baik dalam bahasa maupun nada bicaranya, hal itu sebagai bentuk penghormatan laki-laki terhadap wanita. Berbeda ketika laki-laki berbicara dengan sesama laki-laki, mungkin nada bicara dan gaya bahasanya tidak selembut saat mereka berbicara dengan wanita. Gaya bahasa kaum laki-laki cenderung bebas dan apa adanya ketika berbicara dengan sesama laki-laki. Bahkan tak jarang gaya bercanda mereka mengarah ke hal-hal yang tidak etis.
Namun lain halnya apabila gaya berbicara laki-laki yang cenderung bebas dan apa adanya serta gaya bercanda mereka yang seringkali tidak etis tersebut dilakukan kepada wanita. Hal tersebut dapat terindikasi sebagai catcalling dan akan mempengaruhi cara pandang wanita terhadap laki-laki serta membuat wanita kehilangan respect pada laki-laki.
Terdapat cukup banyak contoh catcalling dalam kehidupan di lingkungan sekitar kita. Contohnya seperti saat seorang wanita sedang pergi sendirian ke sebuah minimarket dan melewati beberapa orang laki-laki. Kemudian mereka berusaha menggoda wanita tersebut dengan bersiul dan mengatakan "neng cantik, sendirian aja neng? Abang temenin yuk neng."
Parahnya, peristiwa catcalling tersebut tidak hanya dilakukan oleh masyarakat umum saja, namun seorang publik figur pun juga melakukan catcalling terhadap wanita.