Mohon tunggu...
Almayanzi Halim
Almayanzi Halim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Etika Pedagang Rujak Keliling dalam Berbisnis

23 Mei 2023   16:05 Diperbarui: 24 Mei 2023   02:27 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam menjalankan usaha atau sebuah bisnis, sering kali pembisnis dihadapkan pada kondisi- kondisi sulit dalam pengembangannya. Hal itu terkait dengan pengelolaan sumber daya internal atau dari masyarakat. 

Untuk masalah tersebut dibutuhkanlah suatu prinsip yang bisa membantu pebisnis dalam bersikap, yakni etika dalam berbisnis. 

Apa sih itu etika bisnis? etika bisnis adalah aturan yang tak tertulis soal bagaimana cara menjalankan kegiatan bisnis dengan adil, serta sudah sesuai dengan hukum yang diberlakukan negara dan tidak pula tergantung pada kedudukan individu maupun perusahaannya dalam masyarakat ( Dawaweb, 2022).

Menurut Robert C. Solomon mengartikan bahwa etika tidak selalu mengenai aturan-aturan atau ketaatan, melainkan lebih ke menunjuk kepada bentuk karakter atau sifat-sifat individu seperti kebajikan, kasih sayang, kemurahan hati, dan sebagainya. Tentu saja yang semuanya itu tidak diatur dalam hukum secara tertulis ( Abdhul, 2021).

Sedangkan dalam pandangan islam etika bisnis Islam adalah cara-cara atau akhlak dalam menjalankan bisnis sesuai kaidah Islam dan mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri, maupun masyarakat.

Penjelasan etika bisnis islam menurut Prof. Dr. H. Muhammad Djakfar, S.H., M. Ag adalah norma-norma etika yang berbasiskan Al-Qur'an dan Hadist yang harus dijadikan acuan oleh siapa pun dalam aktivitas bisnis (Abdhul, 2021) 

Saya akan menceritakan hasil penelitian saya tentang judul dari artikel tersebut. 

"Pada suatu hari menjelang sholat ashar terdengar suara piring yang di pukul dengan sendok, itulah panggilan dari seorang tukang rujak yang sering berkeliling di komplek dekat rumahku. Tukang rujak ini bernama bapak Udin, dia sering mangkal di depan toko salamart, jln Gajah Mada, Jempong Baru, Kec. Sekarbela, Kota Mataram, Nusa Tenggara Bar. 83116.

 Lalu saya memanggilnya seraya berkata " mak udin rujak", "ok" ucap tukang rujak tersebut, kemudian saya keluar menemuinya sambil sedikit berbincang tentang usahanya tersebut sekaligus meminta izin untuk mewawancarainya. 

 Mula-mula saya bertanya " Kira-kira jam berapa bapak mulai berdagang dan selesai berdagang setiap harinya" dia menjawab " saya berdagang mulai jam 11 sampai jam 6 sore. Saya bertanya lagi kepada bapak yang berumur 59 tahun tersebut, " sudah berapa lama bapak menekuni bisnis tersebut" ucapku, dia menjawab " hampir 35 tahun saya menjual rujak", " apakah bapak tidak tertarik dengan usaha lain selain usaha rujak?", bapak tersebut menjawab " saya bakatnya jadi tukang rujak, saya pernah coba jadi penjual bubur kacang hijau tapi gagal".

 Menjadi penjual rujak adalah bakatnya, bapak ini ternyata penghasilannya kurang lebih 2,5 juta perbulan itupun kadang rame kadang sepi, dengan menanggung 3 orang anak serta 1 istri, itu cukup tidak cukup nya tetap di syukuri. 

"Dengan penghasilan 2,5 juta perbulan, apakah bapak pernah menemukan pelanggan yang kekurangan uang, nah bagaimana sikap bapak?" tanya ku. Dia menjawab " masalah uang kurang saya tidak permasalahkan jika memang itu betul-betul kurangkarena tidak kesengajaan, tetapi jika di sengaja saya tidak mau, intinya mereka tetap jujur". Saya bertanya lagi " apakah buah-buahan yang digunakan tetap diganti, dan bapak membelinya dimana?", " setiap hari di ganti, saya ngambilnya dilangganan saya di pasar pagesangan" ucapnya. " menurut anda etika yang baik dan benar kepada pelanggan bagaimana? " ujar saya, " intinya tidak perlu marah dan perlunya ada kesabaran dalam berbisnis agar pelanggan nyaman". Ucapnya. 

Untuk pertanyaan terakhir yang saya berikan kepada bapak itu "apakah selama bapak berdagang banyak pembeli? " bapak itu menjawab "alhamdulillah pelanggan saya makin banyak, banyak yang suka sama rujak saya". 

 Setelah itu saya ucapkan Terima kasih atas bantuan wawancara nya, dan ketika itu rujak saya bersamaan jadinya. Dari sekian pertanyaan yang saya lontarkan menurut saya jawabnya cukup memuaskan. Dari cerita ini kita bisa lihat dari tujuan etika bisnis antara lain:

1. Membangun kode etik bisnis yang islami

2. Menjadi dasar hukum

3. Menyelesaikan perselisihan

4. Meningkatkan ukhuwah islamiah. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun