Mohon tunggu...
Alma Wahdie
Alma Wahdie Mohon Tunggu... Tutor - Full Time IRT, Part Time Teacher, Freelance Writer

Forever learner. Emak newbie yang suka nulis. Nulis juga di: http://www.almawahdie.id

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Tempoyak yang Mengoyak Lidah ala Wong Kito

10 Maret 2020   19:38 Diperbarui: 12 Maret 2020   01:06 765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siap-siap masak sambal tempoyak|dokpri

"Assalamualaikum. Buk, kato mama mintak tekoyak."

Itu adalah sebuah kalimat yang dilontarkan oleh anak umur 4 tahun pada lebih dari 20 tahun yang lalu. Kalimat yang sampai sekarang selalu mengundang gelak tawa ketika disebutkan kembali.

Dialah Riska, sahabatku yang juga tetanggaku ketika kami masih tinggal di perumahan SD Karang Endah dulu.

Karena tinggal jauh kampung, kami kerap mendapat kiriman tempoyak dari makwo, kakak perempuan ibuku dari kampung. Biasanya kami akan makan bersama dengan para tetangga yang sudah seperti keluarga sendiri. Kebetulan Riska ini sama sepertiku yang saaaangat suka sekali makan tempoyak.

Hari itu ia ingin makan tempoyak, sementara bagiannya di rumah sudah habis. Ia pun mengetuk rumahku dan keluarlah kalimat lucu itu.

Riska salah menyebut tempoyak menjadi tekoyak. Dalam bahasa kami, tekoyak artinya robek secara tidak sengaja. Ibuku pun menggodanya: "

Ibuku berasal dari Semendo. Sebuah kecamatan yang masuk dalam kawasan Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Selain terkenal dengan kopi Semendonya, kampung halaman kami juga terkenal dengan buah durian yang sedapnya bukan kepalang.

Ya, kami. Kusebut begitu karena akupun lahir di Semendo. Walaupun memang sejak umur 40 hari kedua orang tuaku sudah mengajakku pindah ke Desa Karang Endah demi pekerjaan. 

Mari kita kembali ke bahasan soal buah durian nan lezat tadi. Di kampung kami, ada banyak sekali jenis buah durian. Yang paling sedap yaitu buah durian bantal. Dinamakan bantal karena ukurannya yang besar seperti bantal. Begitu pula dengan dagingnya yang tebal seperti isian bantal. Hahahaa...

Soal rasa? Jangan tanya lagi. Durian bantal ini selalu jadi yang dinanti saat musimnya tiba. Daging buah yang tebal dan rasanya yang manis membuatnya selalu jadi primadona.

Nah, kalau sudah sampai musim durian artinya akan banyak sekali produksi tempoyak. Satu buah durian bantal bisa dibuat jadi tempoyak hampir setengah kilogram. Bahkan makwo bilang bahwa ia pernah membuat 1kg tempoyak dari sebuah durian bantal saja. Wooowww!!!

Apa sih Tempoyak itu?

Beberapa orang mungkin tak asing dengan nama makanan ini. Tapi kurasa ada pula yang tidak tahu apa itu tempoyak. 

Tempoyak adalah sebutan untuk daging durian yang sudah dipisahkan dari bijinya. Kemudian disimpan dalam wadah tertutup sehingga akan ada proses fermentasi nanti. Sebagian daerah di Indonesia menyebutnya dengan "Asam Durian". Rasanya lezat sekali saat dimakan.

Siap-siap masak sambal tempoyak|dokpri
Siap-siap masak sambal tempoyak|dokpri

Hihihi...

Mungkin beberapa orang akan berpikir betapa anehnya makan durian campur nasi. Tapi percayalah, bagi kami yang panganan lokalnya adalah tempoyak, musim durian menjadi sesuatu yang selalu ditunggu-tunggu.

Bahkan tak semua orang Sumatera Selatan suka dan mau makan tempoyak ini. Memang ada daerah-daerahnya yang menjadi asal makanan tradisional ini. Suku Semendo, Besemah, Lintang, dan beberapa suku lain yang ada di Sumsel ini rasanya sudah akrab dengan pangan lokal satu ini.

Dari Hikayat Abdullah, dikatakan bahwa tempoyak ini unumnya adalah makanan khas rumpun bangsa melayu, antara lain Palembang, Lampung, Kalimantan, juga Malaysia.

Cara Membuat Tempoyak

Seperti yang kusebutkan tadi, bahwa tempoyak adalah daging buah durian yang dipisahkan dari bijinya. Jadi, tahapan paling pertama dalam pembuatan tempoyak adalah: membuang biji durian.

Lalu, semua daging buah durian yang telah dipisahkan dari bijinya tadi dimasukkan dalam sebuah wadah. Keluargaku biasa menggunakan beragam toples plastik.

Tahapan berikutnya, adalah memberi sedikit taburan garam serta cabai merah pada bagian atas tempoyak tadi sebelum akhirnya ditutup rapat-rapat.

Kebagian Tempoyak Durian Bantal dari Makwo kemarin|dokpri
Kebagian Tempoyak Durian Bantal dari Makwo kemarin|dokpri

Selesai. 

Tempoyak siap mengalami proses fermentasi. Biasanya hingga hari kelima sudah ada rasa asam khas tempoyak itu. 

Eits, tapi kita tak perlu menunggu durian itu terfermentasi dulu untuk memakannya. Karena tempoyak empai (tempoyak yang baru dibuat) selalu jadi rebutan. Rasanya yang manis dan masih segar sangat sedap untuk dimakan begitu saja dengan nasi hangat. Nyaaaaammmm...

Ragam Jenis Makanan dari Tempoyak

Tak cuma dimakan langsung dengan sepiring nasi hangat, tempoyak bisa berubah menjadi beragam makanan lezat lainnya.

Menu yang paling sering dibuat dari tempoyak adalah sambal. Ya, kita bisa membuat sambal goreng dan mengganti tomat dengan tempoyak. Tambahkan teri goreng dan juga pete di dalamnya. Menu sederhana ini bisa membuatku makan nasi lebih dari porsi biasanya. Lezaaaaaat.

Pindang patin tempoyak masakan Bicik Vera|dokpri
Pindang patin tempoyak masakan Bicik Vera|dokpri

Di Sumatera Selatan sendiri, tempoyak biasa diolah untuk jadi menu teman nasi dalam beragam sajian. Beberapa diantaranya yang lumrah adalah Pindang Tempoyak, Brengkes Tempoyak, dan sambal teri tempoyak.

Shhs

Proses masak brengkes nila tempoyak. Menu maskaan warung Bicik Vera|dokpri
Proses masak brengkes nila tempoyak. Menu maskaan warung Bicik Vera|dokpri

Kandungan Gizi pada Tempoyak

Tahukah kamu? Tempoyak atau fermentasi durian ini mengandung banyak nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh. 

Dikutip dari sarihusada.co.id bahwa tempoyak durian mengandung energi sebesar 142 kilokalori, protein 2,7 gram, karbohidrat 22,7 gram, lemak 4,6 gram, kalsium 190 miligram, fosfor 45 miligram, dan zat besi 2,9 miligram. 

Selain itu di dalam Tempoyak Durian juga terkandung vitamin A sebanyak 0 IU, vitamin B1 0,16 miligram dan vitamin C 1 miligram. Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian terhadap 100 gram Tempoyak Durian, dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 100 %.

WOW!

Ga cuma karena cita rasa pangan lokal yang lezat, tapi juga punya nutrisi yang baik untuk tubuh kita kan? Gimana? Tertarikkah kamu untuk coba makan tempoyak langsung ke Palembang saat musim durian? 

Nyaaaaammmm...

Anggota #TimMieCelor: Nindy, Alma, dan Fainun

Kompal
Kompal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun