Di Balik Layar
Saya dan suami tercatat sebagai warga kampung di Kecamatan Gelumbang sana. Sementara karena tuntutan pekerjaan, kami berdomisili di Muara Enim, Kota Kabupaten.
Beberapa hari sebelumnya, orang tua mengabarkan bahwa surat undangan untuk memilih saat pilkada sudah diterima. Kubilang, nampaknya akan absen kali ini.Â
Alasannya, yah seperti penjelasanku tentang jam kerja suami tadi.
Walaupun demikian, aku dan suami masih berunding - mencari cara agar suara kami bisa dimanfaatkan daripada golput.Â
Alhasil, muncul beberapa opsi.
- Aku akan pulang ke rumah. Setidaknya ada satu suara disumbangkan daripada hangus keduanya. Tapi, opsi ini dibatalkan karena kasihan pada anak bayi kami kalau harus bolak-balik. Apalagi di jalan berdua dengan bayi saja rasanya aku belum PD. Masih butuh bantuan barangkali sang anak rewel di jalan.
- Ambil cuti besar? Mengingat bulan lalu sudah ambil cuti saat awal Ramadhan, rasanya berpeluang kecil untuk di ACC Pak Bos.
- Apa urus pindah pilih saja ya? Tapi, ribet kayanya. Ya sudahlah. Absen dulu. Hahaha
Nah, pucuk dicinta ulam tiba!
Mang Edi, salah satu keluarga di Kompal cerita bahwa dia siap memilih. Sudah pegang surat pindah pilih katanya. Aku pun bertanya pada beliau. Katanya mudah. Tinggal minta saja di TPS tempat kita terdaftar.
Aku maju mundur.
Iya gitu mudah? Begitu batinku.Â
Saat tengah mencari tahu prosedurnya, aku melihat status whatsapp temanku. Ternyata di pilkada ini, dia bertugas sebagai salah satu panitianya.