Mohon tunggu...
Almas Shabur
Almas Shabur Mohon Tunggu... Freelancer - Netizen

Membahas seputar berita terkini

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Usung Tema SDGs 4.3, PPG Calon Guru 2024 Gelombang 2 Turut Sukseskan Gallery Walk di UNISMA

1 Oktober 2024   11:47 Diperbarui: 1 Oktober 2024   11:58 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malang - Pendidikan adalah sebuah hak dasar yang dimiliki setiap anak. Namun berdasarkan data yang ada di lapangan dan media berita online, masih saja ada tantangan besar yang dihadapi bangsa Indonesia, terutama terkait akses pendidikan yang setara, baik dari segi gender maupun daerah.

Di Indonesia, meskipun telah ada kemajuan dalam memperluas akses pada aspek pendidikan, masih banyak tantangan yang dihadapi, terutama dalam memastikan bahwa semua hak anak untuk belajar telah terpenuhi, baik di perkotaan maupun di daerah terpencil.

"Salah satu fenomena yang umum di lapangan adalah, jumlah siswa SD, SMP, dan SMA laki-laki menurun tiap tahun,"  ucap Fadilatul U.P Mahasiswa PPG Calon Guru 2024 Gelombang 2 (26/9). "Hal ini dikarenakan pemikiran biaya pendidikan yang mahal, sehingga kebanyakan dari mereka memilih untuk bekerja daripada sekolah."

Fadilatul juga menambahkan bahwa keadaan ini umumnya terjadi di daerah terpencil yang masih belum terlalu terjangkau IPTEK dengan tingkat SDA dan infrastruktur belum merata. Sehingga dapat katakan bahwa faktor ini berdampak pada semakin hilangnya motivasi anak-anak disana untuk belajar. Sudah seharusnya pemerintah lebih memasifkan dalam peningkatan infrastruktur di setiap sekolah di Indonesia, agar anak-anak juga memiliki daya juang yang tinggi dalam menuntut ilmu sebagai bekal masa depan bangsa.

Untuk itu, sebagai bentuk keaktifan mahasiswa PPG Calon Guru 2024 Gelombang 2 program studi Bahasa Inggris kelas A yang bertempat di LPTK UNISMA (Universitas Islam Malang) mengadakan kegiatan Gallery Walk dalam mata kuliah Teknologi Baru dalam Pengajaran dan Pembelajaran (TBPP) secara berkelompok yang dibimbing oleh Bapak Eko Suhartoyo M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah tersebut pada 26 September 2024.

"Kegiatan pembelajaran walking gallery seperti ini sangat baik untuk mendukung perkembangan para peserta PPG 2024 gelombang 2 di UNISMA," tutur Bapak Eko Suhartoyo M.Pd (26/9). "Kegiatan seperti ini juga menjadi ajang untuk meningkatkan keberanian peserta PPG untuk tampil di depan umum."

Produk yang dipamerkan pada acara Gallery Walk ini berupa infografis yang ditempel di dinding kelas. Secara garis besar, kegiatan Gallery Walk ini membahas target tujuan pembangunan berkelanjutan dalam mencapai pendidikan yang berkualitas. 

Ada berbagai tema yang disuguhkan dalam acara pembelajaran interaktif ini dan salah satu yang cukup menarik perhatian adalah tema SDGs 4.3 yakni 'Akses yang Setara terhadap Pendidikan Teknik, Kejuruan, dan Pendidikan tinggi yang Terjangkau' oleh Kelompok 3.

Info Grafis Kelompok 3 PPG Calon Guru 2024 Gel.2 Bahasa Inggris. Sumber Ilusterasi: Dokumentasi Pri
Info Grafis Kelompok 3 PPG Calon Guru 2024 Gel.2 Bahasa Inggris. Sumber Ilusterasi: Dokumentasi Pri
Akses yang setara terhadap pendidikan teknik, kejuruan, dan pendidikan tinggi yang terjangkau sejatinya merupakan sebuah target dan harapan yang tidak hanya penting bagi seorang individu, melainkan juga bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan adalah salah satu alat paling ampuh untuk mengentaskan kemiskinan yang membelenggu, meningkatkan kualitas hidup, dan menciptakan peluang yang lebih baik lagi bagi generasi yang akan datang.

Sayangnya, di Indonesia masih banyak siswa yang menghadapi hambatan dalam mengakses pendidikan, terutama mereka yang berasal dari daerah terpencil atau keluarga yang masih memiliki keterbatasan ekonomi. Ketidakmampuan untuk melanjutkan pendidikan ini sering kali menutup peluang dan jalan mereka menuju karir yang lebih baik serta kesempatan mereka untuk memperbaiki kualitas hidup.

Selain itu, belum meratanya pembinaan bagi guru di daerah terpencil menjadi salah satu tantangan tersendiri untuk mewujudkan akses yang setara terhadap pendidikan teknik, kejuruan, dan pendidikan tinggi yang terjangkau. Dalam acara Gallery Walk tersebut permasalahan ini sempat menjadi topik pembahasan yang cukup menarik.

"Bagaimana pembinaan dari pemerintah untuk guru di daerah terpencil? Apakah sudah merata?," tanya  Bramantara H. R selaku mahasiswa PPG Calon Guru 2024 Gelombang 2 (26/9). "Jika belum, maka akan menjadi tantangan tersendiri untuk mewujudkan akses yang setara terhadap pendidikan teknik, kejuruan, dan pendidikan tinggi yang terjangkau."

Menjawab pertanyaan tersebut, Afrida A.A sebagai host Kelompok 3 menuturkan bahwa memang hingga saat ini belum ada kepastian mengenai pemerataan pembinaan guru di daerah terpencil (3T). Dibutuhkan usaha lebih dari pemerintah supaya para guru di daerah terpencil bisa mendapatkan pembinaan secara merata demi meningkatkan kualitas para peserta didik di daerah terpencil

"Maka dari itu, target ini tidak hanya sebuah keinginan dan angan-angan, tetapi juga merupakan bagian dari komitmen global yang tertuang dalam Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pada tujuan keempat, yaitu pendidikan berkualitas," lanjut Afrida (26/9). "SDGs menargetkan agar pada tahun 2030, semua individu telah memiliki akses yang setara ke pendidikan teknik, kejuruan, dan pendidikan tinggi tanpa memandang latar belakang sosial-ekonomi."

Pendidikan setara dan terjangkau ini menjadi kunci untuk menciptakan kemakmuran dan mengurangi kesenjangan sosial. Upaya ini bertujuan agar lebih banyak anak muda siap untuk terjun ke dunia kerja dengan bekal keterampilan yang mereka memiliki dan sesuai dengan kebutuhan industri yang semakin terus berkembang.

Sudah seharusnya, pemerintah, institusi pendidikan, serta berbagai sektor terkait bekerja sama untuk mewujudkan harapan ini, dengan memastikan bahwa pendidikan di semua jenjang, termasuk teknik, kejuruan, dan pendidikan tinggi, dapat diakses dengan mudah oleh semua lapisan masyarakat baik dari segi biaya, maupun akses dan infrastrukturnya. Akses pendidikan yang inklusif dan terjangkau akan menjadi kunci bagi Indonesia untuk mencetak generasi muda yang kompeten dan siap menghadapi tantangan global.

Berlangsung selama satu hari, acara Gallery Walk PPG UNISMA ini berlangsung cukup meriah meskipun yang hadir di acara tersebut berkisar 22 orang lengkap dengan dosen pembimbing. Semua peserta sangat antusias menjelaskan produk yang mereka pamerkan kepada para pengamat yang hadir dalam acara tersebut.

"Harapannya, setelah adanya kegiatan Gallery Walk ini para peserta PPG Calon Guru Gelombang 2 bisa ikut serta dalam memajukan dunia Pendidikan," tutur Almasshabur selaku mahasiswa PPG Calon Guru 2024 Gelombang 2 (26/9). "Terutama ikut serta dalam mewujudkan akses yang setara terhadap pendidikan teknik, kejuruan, dan pendidikan tinggi yang terjangkau saat terjun ke lapangan untuk mengajar sebagai guru."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun