Mohon tunggu...
ALMANSHURIN NAYANG KESUMA
ALMANSHURIN NAYANG KESUMA Mohon Tunggu... Konsultan - Mahasewa

Mahasewa Fak Huk

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Cyber Bullying Terhadap Penggunaan Gadget Anak di Bawah Umur

31 Desember 2022   11:00 Diperbarui: 31 Desember 2022   14:01 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasus anak di bawah umur diintimidasi secara online meningkat. 

Presiden Jokowi mengklaim media membutuhkan waktu 13 tahun untuk menjangkau khalayaknya secara maksimal. Mayoritas lansia di Indonesia, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), telah muncul di media setidaknya selama lima tahun. Banyak sekali cerita negatif di media, salah satunya adalah cyber bullying yang menjadi masalah di Indonesia. UNICEF mendefinisikan cyber bullying sebagai perilaku terus- menerus dengan maksud menakut-nakuti, membuat marah, atau mempermalukan target. Tindakan bullying atau menggunakan teknologi digital untuk melakukan bullying juga merupakan contoh dari cyber bullying. Di ponsel, platform obrolan, platform game, dan platform media sosial, hal ini bisa terjadi. Ada banyak contoh cyber bullying, dikutip dari edu.gcfglobal.org, skenario berikut dapat dianggap sebagai cyber bullying:

1.         Mengirim pesan yang menyakitkan melalui SMS, game online, atau pesan instan

2.         Memanfaatkan situs jejaring sosial untuk menyebarkan pesan yang menghina

3.         Mengunggah atau membagikan video atau foto yang memalukan

4.         Membuat profil palsu untuk mempermalukan seseorang

Di Indonesia, kasus cyber bullying cukup sering terjadi, terutama di kalangan anak di bawah umur, baik pelaku ataupun korban. Salah satu platform paling umum untuk cyber bullying adalah Instagram. Menurut Ditch The Label, Instagram ialah platform media sosial banyak dipergunakan untuk cyber bullying atau perundungan online, mengutip Kompas.com, sebuah badan amal anti perundungan.


Peran orang tua dalam mengontrol penggunaan gadget

 

Orang tua seharusnya mampu membimbing anak-anak mereka sejak belia dengan cara yang akan membantu mereka mengatasi efek negatif dari penggunaan teknologi. Menetapkan batas waktu penggunaan perangkat elektronik oleh anak-anak di rumah dan terlibat dalam aktivitas yang menarik seperti mengajak mereka bermain di luar, mendorong anak-anak untuk berpartisipasi dalam lebih banyak aktivitas (olahraga, musik, dll.) adalah dua cara keluarga dapat memantau penggunaan elektronik oleh anak-anak mereka dengan lebih baik dan berinteraksi dengan teman sebaya.

Memantau akses dan waktu yang dihabiskan anak menggunakan gadget merupakan tanggung jawab orang tua dalam hal pengawasan penggunaan teknologi oleh anaknya. Ini sesuai dengan pembahsan yang menunjukkan orang tua perlu nyaman mengawasi anaknya menggunakan teknologi. Mereka tidak boleh mendorong anak-anak yang masih kecil untuk terus- menerus menggunakan teknologi karena lebih banyak efek negatifnya ketika anak masih di bawah umur diberi perangkat.

Orang tua berperan penting dalam kegiatan pembelajaran berbasis gadget, membantu menjelaskan dan mengarahkan pembelajaran anaknya. Ini memberikan gambaran tentang kelebihan dan kekurangan gadget, serta berdasarkan uraian tersebut, pentingnya kontrol orang tua atas bagaimana anak-anak mereka menggunakan perangkat elektronik. Maka dari itu, tujuan pembahasan ini adalah untuk memastikan dengan cara apa orang tua mempengaruhi penggunaan teknologi oleh anak- anaknya dan bagaimana pengaruhnya terhadap mereka. Orang tua akan dapat mengatasi dampak negatif dari gadget jika mereka menyadari peran mereka dalam mengawasi penggunaan anak- anak mereka.

Komunikasi yang positif juga dapat meningkatkan hubungan anak dengan orang tuanya. Penggunaan gadget oleh anak-anak dapat dijadikan sarana belajar yang menggugah minat dan mendongkrak hasil belajar mereka.

Aturan Aman Penggunaan Gadget pada Anak.

 

Alat komunikasi saat ini bukanlah hal yang asing lagi, termasuk bagi anak-anak. Kehadiran alat-alat dapat bekerja dengan keberadaan manusia, mulai dari membantu pekerjaan, belajar, berbelanja, atau sekedar mencari hiburan. Namun, berhati- hatilah, bergantung pada banyak alat benar-benar dapat meningkatkan pertaruhan perbaikan perangkat. Itu juga bisa terjadi pada anak. Kabar buruknya, kecanduan gadget pada anak ternyata bisa memengaruhi kesehatan dan pertumbuhannya.

Perangkat dapat diberikan kepada anak-anak oleh beberapa orang tua untuk membantu mereka mempelajari hal-hal baru dan menghindari kerewelan. Namun, dampak penggunaan gadget tetap harus diperhitungkan, terutama jika sampai menimbulkan kecanduan. Pedoman penggunaan perangkat yang aman bagi anak- anak adalah sebagai berikut:

  • Usia di Bawah 1,5 tahun
  • Hanya video call pada gadget yang bisa digunakan oleh anak-anak. Anak-anak akan belajar betapa pentingnya bagi mereka untuk tetap berhubungan dengan keluarga mereka bahkan ketika mereka tinggal berjauhan.
  • Usia 1,5 - 2 tahun
  • Pada usia ini, aspek terpenting dari alat bermain yang aman adalah pentingnya bantuan, karena akan sulit bagi anak untuk memahami apa yang ada di perangkat tanpa bantuan orang tua. Bantu anak-anak memilih aplikasi dan program pendidikan dan berkualitas tinggi. Namun, para ibu dapat mendorong anaknya untuk mengikuti kegiatan tersebut. lebih interaktif daripada menghabiskan banyak waktu dengan perangkat elektronik. Perkembangan otak anak, termasuk kemampuan berbicara dan bersosialisasi, dapat memperoleh manfaat dari aktivitas ini.

3.         Usia 2-5 Tahun

Dibawah ini yakni aturan aman bermain gadget di usia 2-5 tahun:

-          Batasi waktu anak bermain gawai, yaitu batas 2 jam dalam sehari.

-          Anak-anak tidak diperbolehkan bermain game elektronik selama waktu makan, waktu belajar, atau satu jam sebelum tidur.

-           Pada saat-saat seperti ini, matikan televisi dan hindari perangkat elektronik anak- anak. Pilih tontonan media yang                      mengedukasi serta tidak terdapat kekerasan. Memastikan bahwa orang tua menemani anak menonton.

-           Disaat anak anak rewel, jangan beri mereka barang elektronik. Hal ini akan berdampak pada tumbuhnya pengendalian emosi                    jika sudah terbiasa.

-           Jangan menaruh televisi di kamar anak agar tidak mengganggu kualitas dan jadwal istirahat anak.

-           Memastikan anak berpartisipasi dalam aktivitas fisik interaktif.

  • Usia 6 Tahun dan Lebih
  • Jadwal yang dihabiskan anak untuk berinteraksi dengan perangkat elektronik dan jenis kesan yang dapat mereka buat. Hal tersebut dilaksanakan dengan tujuan memastikan bahwa penggunaan gadget tidak mempengaruhi seberapa baik Anak tidur, seberapa banyak anak bergerak, atau bagaimana anak bertindak. Misalnya, di mobil, saat makan siang atau makan malam, atau di kamar tidur. Selain itu, pastikan masyarakat mengetahui cara menjelaskan kepada anak tentang larangan- larangan penggunaan gadget, seperti bagaimana bersikap etis dan menghormati sesama manusia di dunia factual dan di dunia virtual.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun