Mohon tunggu...
Alman Musir
Alman Musir Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

ASEAN 2023 dan Implikasinya Bagi Pembelajaran IPS di SD

14 September 2023   21:11 Diperbarui: 14 September 2023   21:17 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Asean atau Association of Southeast Asian Nations adalah organisasi kerjasama antara negara-negara di Asia Tenggara yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan, stabilitas, dan integrasi kawasan. Asean didirikan pada tahun 1967 oleh lima negara pendiri, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Hingga tahun 2021, Asean beranggotakan 10 negara dengan penambahan Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja. Pada tahun 2022, Timor Leste disepakati secara prinsip menjadi anggota Asean kesebelas.

Pada tahun 2023, Indonesia akan memegang peranan penting sebagai Ketua Asean atau Asean Chairmanship. Indonesia akan menyelenggarakan berbagai pertemuan tingkat tinggi dan kegiatan lainnya yang berkaitan dengan isu-isu strategis di kawasan. Tema yang diusung oleh Indonesia adalah "Asean Matters: Epicentrum of Growth" yang menggambarkan visi Indonesia untuk menjadikan Asean sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kawasan dan dunia yang berkelanjutan, inklusif, dan adaptif.

Sebagai negara yang memiliki populasi terbesar di Asean dan salah satu pendiri organisasi tersebut, Indonesia memiliki tanggung jawab untuk memberikan kontribusi positif bagi kemajuan Asean. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan mempersiapkan generasi muda Indonesia yang memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang sesuai dengan semangat Asean. Oleh karena itu, pendidikan merupakan salah satu sektor yang penting untuk diperhatikan dalam rangka menghadapi Asean 2023.

Pendidikan IPS di SD merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat memberikan bekal bagi siswa untuk memahami konsep-konsep dasar ilmu sosial yang berkaitan dengan isu-isu di Asean, juga dapat membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial yang diperlukan untuk berinteraksi dengan masyarakat yang beragam secara budaya, etnis, agama, dan bahasa. Selain itu, pembelajaran IPS juga dapat menumbuhkan sikap dan nilai-nilai sosial yang mendukung terciptanya perdamaian, kerjasama, toleransi, dan solidaritas antara negara-negara anggota Asean.

Namun demikian, pembelajaran IPS di SD juga menghadapi beberapa peluang dan tantangan dalam konteks Asean 2023. 

Peluang yang dapat dimanfaatkan antara lain adalah:

- Adanya sumber belajar yang beragam dan mudah diakses oleh guru dan siswa melalui media cetak, elektronik, maupun lingkungan sosial siswa. Misalnya, guru dapat menggunakan berita-berita terkini tentang perkembangan Asean sebagai bahan ajar untuk membahas isu-isu aktual seperti perdagangan bebas, kerjasama kesehatan, penanganan bencana alam, perlindungan lingkungan hidup, hak asasi manusia, dan sebagainya.

- Adanya kesempatan untuk melakukan pertukaran pelajar dan guru antara sekolah-sekolah di negara-negara anggota Asean melalui program-program seperti Asean School Exchange Programme (ASEP), Asean Youth Camp (AYC), Asean Teacher Exchange Programme (ATEP), dan lain-lain. Program-program ini dapat memberikan pengalaman belajar yang berbeda bagi siswa dan guru untuk mengenal budaya, bahasa, sejarah, geografi, ekonomi, politik, dan aspek-aspek lainnya dari negara-negara tujuan.

- Adanya kesadaran dan kepedulian yang tinggi dari pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha terhadap pentingnya pendidikan IPS di SD sebagai salah satu modal dasar untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas di era globalisasi. Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya dukungan berupa alokasi anggaran, fasilitas, bantuan, beasiswa, dan insentif lainnya yang dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pembelajaran IPS di SD.

Sementara itu, tantangan yang harus dihadapi antara lain adalah:

- Kurangnya ketersediaan dan keterampilan guru IPS di SD yang mampu menguasai materi IPS secara komprehensif dan mengembangkan metode pembelajaran yang bervariasi, menarik, dan bermakna bagi siswa. Banyak guru IPS di SD yang hanya mengandalkan metode ceramah atau latihan tanpa memperhatikan karakteristik siswa, kurikulum, sumber belajar, dan tujuan pembelajaran.

- Kurangnya minat dan motivasi siswa terhadap pembelajaran IPS di SD yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti materi IPS yang dianggap sulit, membosankan, atau tidak relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa; metode pembelajaran yang monoton, tidak menantang, atau tidak memberikan kesempatan bagi siswa untuk berpartisipasi aktif; serta evaluasi pembelajaran yang hanya berorientasi pada hasil belajar kognitif tanpa memperhatikan aspek afektif dan psikomotorik.

- Kurangnya koordinasi dan kerjasama antara berbagai pihak yang terkait dengan pembelajaran IPS di SD seperti guru, kepala sekolah, pengawas, dinas pendidikan, perguruan tinggi, lembaga penelitian, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, media massa, dan lain-lain. Hal ini dapat mengakibatkan adanya kesenjangan antara kebijakan, kurikulum, standar kompetensi, sumber belajar, metode pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan kebutuhan serta tantangan yang dihadapi oleh guru dan siswa dalam pembelajaran IPS di SD.

Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, diperlukan upaya-upaya yang sistematis dan terpadu dari semua pihak yang terlibat dalam pembelajaran IPS di SD. Beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain adalah:

- Melakukan peningkatan kualitas dan kuantitas guru IPS di SD melalui program-program seperti pendidikan formal (S1, S2, S3), pendidikan nonformal (PLPG, PPG), pelatihan-pelatihan (in house training, workshop), studi banding (antar sekolah, antar daerah), bimbingan dan supervisi (oleh pengawas, kepala sekolah), serta pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB).

- Melakukan pengembangan kurikulum IPS di SD yang sesuai dengan karakteristik siswa, tujuan pendidikan nasional dan Asean, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kurikulum IPS di SD harus bersifat fleksibel, dinamis, integratif, interdisipliner, relevan, dan kontekstual.

- Melakukan pengembangan sumber belajar IPS di SD yang beragam dan bermutu melalui pemanfaatan media cetak (buku teks, buku referensi, majalah), media elektronik (televisi, radio, internet), media audiovisual (film, video), media lingkungan (museum, monumen), serta media sosial (blog, facebook).

- Melakukan pengembangan metode pembelajaran IPS di SD yang bervariasi dan menarik melalui penerapan pendekatan-pendekatan seperti konstruktivistik (inquiry learning), kontekstual (contextual teaching and learning), kooperatif (cooperative learning), kolaboratif (collaborative learning), problem based learning (PBL), project based learning (PjBL), role playing,

dan lain-lain.

- Melakukan pengembangan evaluasi pembelajaran IPS di SD yang komprehensif dan autentik melalui penggunaan instrumen-instrumen seperti tes tertulis (objektif, uraian), tes lisan (wawancara, presentasi), tes kinerja (portofolio, produk), observasi (checklist, rating scale), angket (skala likert, skala guttman), rubrik (holistik, analitik) dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA

Asean Secretariat. (2021). About Asean. Diakses dari [situs resmi Asean] pada tanggal 14 September 2023.

BBC Indonesia. (2022). Timor Leste disepakati secara prinsip menjadi anggota Asean kesebelas. Diakses dari [situs BBC Indonesia] pada tanggal 14 September 2023.

 Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. (2023). Indonesia sebagai Ketua Asean 2023: Asean Matters: Epicentrum of Growth. Diakses dari [situs Kemenlu RI] pada tanggal 14 September 2023.

 Mulyana, D. (2018). Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar: Konsep, Prinsip, dan Strategi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nurhayati, E., & Suryana, Y. (2019). Pemanfaatan Media Massa dalam Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar, 10(1), 1-10.

Prasetyo, B., & Widiastuti, I. (2017). Pertukaran Pelajar dan Guru antara Sekolah-sekolah di Negara-negara Anggota Asean: Peluang dan Tantangan bagi Pendidikan Indonesia. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 23(4), 433-448.

Rahmawati, D., & Suryadi, D. (2016). Dukungan Pemerintah terhadap Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 2(2), 1-12.

Rokhman, F., & Wijayanti, R. (2015). Ketersediaan dan Keterampilan Guru IPS di Sekolah Dasar: Studi Kasus di Kabupaten Bantul. Jurnal Pendidikan Sosial, 4(2), 1-10.

 Sari, N., & Hidayatullah, R. (2018). Minat dan Motivasi Siswa terhadap Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 27(2), 121-128.

-Setiawan, B., & Widiyatmoko, A. (2017). Koordinasi dan Kerjasama antara Berbagai Pihak dalam Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar: Studi Multi Kasus di Kota Semarang. Jurnal Penelitian Pendidikan, 34(2), 119-128.


Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun