Mohon tunggu...
Ismail Fahmi
Ismail Fahmi Mohon Tunggu... Lainnya - al_mafhumy16

بسمة المرءة تجعل الجبان شجاعا

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jejak Hidup Rene Descartes

30 September 2023   00:13 Diperbarui: 30 September 2023   00:30 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.tribunnewswiki.com/2021/12/07/rene-descartes

Siapa Rene Descartes?        

Siapa yang tidak kenal dengan sosok Rene Descartes? Terlebih bagi kalangan akademisi yang pasti dalam semester awal pernah belajar atau paling tidak pernah mendengar nama ini. Dialah sosok ilmuwan dunia yang tidak hanya menguasai satu bidang ilmu saja, melainkan beragam bidang. Pria kelahiran 31 Maret 1959 ini merupakan salah satu penganut agama katholik berkebangsaan Prancis. Dia juga dijuluki sebagai Bapak Filsafat Modern. Kalau boleh meminjam perkataan Bertnand Russel, ia mengatakan bahwa julukan ini tidak terlepas dari kontribusi Descartes dalam membangun filsafat yang berdiri diatas keyakinan diri sendiri yang diproduksi oleh pengetahuan rasional (Fikri, 2018)

Perjalanan pendidikan dan kehidupan dari seorang Descartes mencermikan bahwa ia adalah manusia yang haus akan ilmu pengetahuan. Mulai dari Pendidikan awalnya di La Fleche pada tahun 1604-1612 M, yang tentunya sedikit banyak memberikan dampak yang cukup besar bagi perkembangan pemikiran Descartes, terutama dalam bidang dasar matematika modern. Setelah menamatkan pendidikan di La Fleche ini, Descartes langsung Kembali ke Paris dan melanjutkan pendidikannya disana, namun tidak berlangsung lama sebab ia sudah merasa bosan dengan suasana kehidupan di Paris. 

Oleh karena itu, tahun 1618 Descartes bergabung menjadi pasukan militer Belanda yang sudah perang selama delapan puluh tahun. Dalam beberapa kali, ia keluar-masuk dari anggota tantara Belanda, dan pada akhirnya menetap selama 20 tahun disana. (Huringiin & Indallah, 2022)

Lantas, apa yang membuat Descartes begitu terkenal?

Descartes menjadi begitu dikenal hingga saat ini berkat pemikirannya yang sangat menakjubkan. Ia mampu membangkitkan dunia filsafat, khususnya filsafat modern dengan corak yang berbeda dari sebelumnya. Dimana dalam hal ini, corak yang diselipkan atau yang diperkuat oleh Descartes adalah rasionalisme. Tak heran, banyak orang menyebut filsafat ini bercorak renaissance. Dialah orang pertama pada akhir abad pertengahan yang menyusun argumentasi yang kuat yang distinct, yang menyimpulkan bahwa dasar filsafat adalah akal, bukan perasaan, bukan iman, bukan ayat suci, dan bukan yang lainnya (Yelvita, 2022)

Ada satu pernyataan masyhur yang dibuat oleh Descartes dalam konteks pemikiran filosofisnya, yaitu pernyataan yang berbunyi, “Cogito, Ergo Sum” Jika dialih bahasakan menjadi Indonesia, berbunyi “Saya berpikir, maka saya ada” Perkataan ini sangat menarik, memiliki sirat makna yang sangat mendalam dari seorang filsuf . Mengisyaratkan bahwa seorang manusia diberi akal untuk dimanfaatkan sebagai alat berpikir, dan akal ini yang menjadikan manusia istimewa. Namun, ketika manusia sudah tidak berpikir, bisa jadi dia hakikatnya sudah tidak ada. Itulah mengapa, keberadaan akal dalam mencari kebenaran merupakan hal yang sangat urgen untuk sama-sama kita ingat (Yelvita, 2022)

Selain karena berkat buah pikirnya, Descartes juga menjadi dikenal karena meninggalkan karya-karya yang sangat banyak, diantaranya; Meditations on First Philosophy, Principles of Philosophy, La Géométrie, Principia Philosophia, Méditations métaphysiques, dan Discours de la Methode. Karya-karya Descartes ini memiliki dampak yang sangat besar dalam perkembangan filsafat, matematika, dan ilmu pengetahuan modern. Ia membantu membentuk metode ilmiah yang rasional dan kritis serta memberikan kontribusi penting terhadap perkembangan matematika modern dan ilmu fisika.

Jadi, ada begitu banyak hal yang dapat kita ambil keteladanannya dari sosok Rene Descartes, misalnya dorongan untuk berpikir secara mandiri, pentingnya eksistensi diri, kritis terhadap banyak hal, serta meragukan sesuatu yang belum terbukti benar untuk mencapai kebenaran yang pasti. Dengan demikian, Descartes adalah sosok yang memperkaya pemikiran manusia dengan ide-ide dan konsep-konsep yang memengaruhi berbagai bidang pengetahuan dan masih memiliki relevansi hingga saat ini.

Referensi:

Fikri, M. (2018). Rasionalisme Descartes dan Implikasinya Terhadap Pemikiran Pembaharuan Islam Muhammad Abduh. TARBAWI : Jurnal Pendidikan Agama Islam, 3(02), 128–144. https://doi.org/10.26618/jtw.v3i02.1598

Huringiin, N., & Indallah, S. M. (2022). Rationality in Science: a Comparison Study Between Ibnu Rusyd and Rene Descartes. Al-Risalah, 13(1), 92–107. https://doi.org/10.34005/alrisalah.v13i1.1549

Yelvita, F. S. (2022). No Title, 8.5.2017, 2003–2005.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun