Mohon tunggu...
Almadhea LintangAgung
Almadhea LintangAgung Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Diponegoro

Topik konten favorit : kesehatan, lingkungan, hewan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Wingko Semarang Makanan Khas Nyamuk Aedes Aegyepti

12 Desember 2023   10:58 Diperbarui: 12 Desember 2023   11:09 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambarhttps://www.bundafinaufara.com/

Pada tahun 2023, Kota Semarang menjadi salah satu dari lima kabupaten atau kota di Indonesia yang terpilih sebagai wilayah proyek percontohan penanggulangan DBD dengan metode nyamuk Wolbachia. Pada bulan Mei lalu, Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin meluncurkan Gerakan yang dinamai Wingko Semarang, akronim dari “Wolbachia Ing Kota Semarang”, di Kecamatan Tembalang, Semarang. Selain di Tembalang, penyebaran telur nyamuk Wolbachia juga dilakukan di 11 kelurahan di Banyumanik pada 23 Oktober 2023. Kemudian, pada 21 November 2023 penyebaran juga dilakukan di 16 kelurahan di Gunungpati.

Wingko Semarang selain menjadi makanan khas dari kota Semarang, juga memiliki arti lain yakni sebuah metode pemberantasan kasus demam berdarah dengue atau DBD dengan melakukan pengembangbiakan nyamuk Wolbachia. Bakteri Wolbachia dipercaya dapat melumpuhkan virus dengue, zika, dan chikungunya dalam tubuh nyamuk Aedes aegyepti. Jadi, ketika nyamuk ber-Wolbachia Jantan kawin dengan Aedes aegyepti betina, maka virus pada nyamuk betina akan ter-blok. Begitu juga sebaliknya, apabila nyamuk ber-Wolbachia betina kawin dengan nyamuk jantan tak ber-Wolbachia. Dengan cara itu, virus dengue, zika, dan chikungunya tidak bisa lagi menular ke manusia. 

Input sumber gambarhttps://www.bundafinaufara.com/
Input sumber gambarhttps://www.bundafinaufara.com/

Pada proyek ini, tentunya masyarakat juga dilibatkan sebagai peternak nyamuk Wolbachia, masyarakat mengaku tak keberatan dengan adanya proyek ini. Demi terbebasnya lingkungan mereka dari penyakit DBD pada masa mendatang.

Penerapan nyamuk Wolbachia tentunya mempunyai jam terbang yang berbeda dengan nyamuk Aedes aegyepti biasa. “Saya sudah beternak nyamuk Wolbachia sejak September 2023. Beberapa bulan setelahnya, saya merasa di lingkungan saya semakin banyak nyamuk di waktu tertentu, seperti pukul 07.00-09.30 dan pukul 14.30-16.00. Di luar itu, jumlah nyamuk normal”. Dwi Kurniasari (40), warga Kelurahan Bulusan, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Kamis (23/11/2023).

“Pada Januari-September 2023 di Tembalang terdapat 51 kasus DBD. Jumlah tersebut cenderung menurun dibandingkan pada periode yang sama di tahun 2022 dengan 98 kasus. Hal yang sama juga terjadi di Banyumanik, yakni pada periode Januari-September 2022, jumlah kasus DBD di wilayah itu sebanyak 83 kasus. Sementara pada periode yang sama tahun 2023, jumlahnya turun menjadi 29 kasus.” ujar Hakam.

https://jateng.idntimes.com/
https://jateng.idntimes.com/

Proyek Wingko Semarang tentunya menuai peredebatan apakah aman atau tidak, dibuktikan dengan sejumlah peternak pun turut mempertanyakan dampak jangka panjang dari keberadaan nyamuk ber-Wolbachia di lingkungannya.

“Ada beberapa warga yang meminta penjelasan apakah pengembangbiakan nyamuk Wolbachia memiliki dampak negatif. Saya sudah berupaya menjelaskan sebisa saya sambil terus mencari informasi lewat jurnal-jurnal penelitian yang ada, menurut saya warga sudah cukup mengerti. Tetapi tetap membutuhkan bantuan petugas dari dinas Kesehatan atau puskesmas untuk memberikan penjelasan yang dapat menguatkan keyakinan warga dalam mengembangbiakkan nyamuk Wolbachia ” ujar Aziz Rifai (43), ketua rukun tetangga di Kelurahan Bulusan.

https://www.bundafinaufara.com/
https://www.bundafinaufara.com/

Hasil kajian juga dilakukan oleh tim pakar independent mengenai teknologi Wolbachia. Selama proses analisis risiko, para peneliti banyak mendiskusikan potensi-potensi yang mungkin akan terjadi di masa depan. Ada pun fokus diskusi menekankan pada 4 hal yakni risiko pada lingkungan, socio kultural dan ekonomi, managemen nyamuk dan public health. Hasilnya yang didapat dari wilayah penerapan proyek ini, bahwa penyebaran nyamuk ber-wolbachia untuk mengurangi demam berdarah terbukti efektif menurunkan angka kejadian dengue hingga 77 persen dan angka perawatan di rumah sakit sebesar 86 persen. Penggunaan fogging atau pengasapan perlahan juga turun.

https://jateng.jpnn.com/
https://jateng.jpnn.com/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun