Mohon tunggu...
Alma Tiara
Alma Tiara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

ia tertarik untuk belajar menulis sastra dengan merangkai kata dan diksi sebagai luapan emosi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bodrex

10 Juni 2023   11:54 Diperbarui: 10 Juni 2023   12:02 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kamis malam yang terasa lebih sejuk dari malam-malam sebelumnya. Ditemani suara lagu berjudul "Ada Sesuatu" dari speaker laptopku. Ya, dua minggu lagi aku akan melakukan perjalanan, mungkin sama ada sesuatu yang membawa langkahku kesana lagi atau mungkin minggu nanti jadi minggu terakhir aku disini. Ah tunggu sajalah!. Di dalam kamar tidur, aku menatap ke arah layar Heandphone. Di hadapanku sudah terjejer 26 abjad Indonesia, tanda-tanda baca, dan emoji yang bermacam-macam, ada love, bunga, love yang retak yang sewaktu waktu bisa saja ku tekan dan ku pilih menjadi nama untuk no Heandpone yang aku ku simpan ini. Tepat pada pukul 20:15 AM, aku memilih untuk menamai no ini Aru Bodrex.

Aru Bodrex, jangankan love atau bunga mawar yang ku pilih, tanda baca  titik dua dan bintang saja tidak ku pilih untuk menggambarkan betapa aku mencintainya. Seperti kebanyakan orang, menamai kontak orang yang dicintainya dengan bervariasi.

Aku benar-benar menahan tawa. Dengan sedikit senyuman, aku bergegas ke luar dari keimajinasiianku. Bodrex? Ah... ada-ada saja. Pikirku

Dia pria yang mengidap penyakit pusing dan sewaktu-waktu bisa gila. Hal-hal yang menurutku gila dan tak mungkin aku lakukan, tapi bisa jika dengannya.

Dia memang gila. Aku memilihnya. Tapi dia selalu punya cara untuk memulihkan diri dari kegilaan yang dibuatnya sendiri. Menurut ku dia memang pria yang well rounded.

Aku memilih dia yang mampu membebaskan aku dari kerapuan hidup ini.

Sebuh whatsApp masuk ke HP ku.

From: Aru Bodrex
Orangtua itu aku anggap Tuhan, kita tidak bisa merubah
siapa Tuhan kita. Tapi kita yang bisa kita ubah, cara kita memperlakukan Tuhan kita.

Hanya ada satu  penjelasan untuk pesan yang tiba-tiba ini. Aku terkesima melihat pesan ini.

Aku merasa beruntung sudah memilihnya. Memilih dia yang tidak pernah marah bahkan bersikap kasar kepadaku. Tapi dia punya cara yang tak menyakiti hati, untuk membuat aku bisa merasa kalau ia sedang memberikan peringatan keras kepadaku.

Dia yang tak pernah bilang "kamu cantik", tapi dia yang selalu bisa jaga kecantikan seorang wanita. Dia yang tak pernah menodai namaku, tapi selalu punya cara menjaga nama baikku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun