Mohon tunggu...
Alma Zahra Tanjung
Alma Zahra Tanjung Mohon Tunggu... Editor - Universitas Muhammadiyah Jakarta

Saya Seorang Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Filsafat dan Etika Komunikasi Kasus Seorang Suami Membunuh Istrinya Menggunakan Sikat Gigi

14 Mei 2024   14:57 Diperbarui: 15 Mei 2024   16:51 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama : Alma Zahra Tanjung 

Nim    : 23010400151

Mata Kuliah : Filsafat dan Etika Komunikasi 

Dosen Pengampuh : Dr. Nani Nurani Muksin, S.Sos, M.Si

Universitas : Muhammadiyah Jakarta 

(Fakultas ilmu Sosial Ilmu Politik Program Studi Ilmu Komunikasi)

Pandangan filsafat dan etika komunikasi tentang kasus pembunuhan berfokus pada analisis moralitas dan etika yang terkait dengan tindakan pembunuhan. Dalam konteks ini, filsafat moral mempelajari tentang nilai-nilai moral yang mengatur perilaku manusia dan bagaimana mereka harus berinteraksi dengan orang lain. Dalam kasus pembunuhan, filsafat moral membantu dalam memahami apa yang dianggap sebagai perilaku yang etis dan apa yang tidak.

Filsafat dan etika komunikasi  dengan kasus pembunuhan memiliki hubungan yang erat. Dalam kasus pembunuhan,Ketika melakukan analisis kasus menggunakan filsafat etika dapat membantu kita untuk  memahami sebuah aspek, aspek tersebut meliputi beberapa hal yaitu :

  • Motivasi pelaku dalam melakukan tindak pembunuhan. Filsafat moral membantu dalam memahami bagaimana motivasi ini dapat mempengaruhi perilaku pelaku dan bagaimana mereka dapat memenuhi tanggung jawab moral
  • Korban, bagaimana korban pembunuhan dipengaruhi oleh tindakan pelaku. Filsafat moral membantu dalam memahami bagaimana korban dapat dipengaruhi oleh tindakan pelaku dan bagaimana mereka dapat memenuhi tanggung jawab moral terhadap korban
  • Hukum, bagaimana hukum dapat mempengaruhi perilaku pelaku pembunuhan, hukum dapat digunakan untuk menghukum pelaku dan memastikan bahwa mereka memenuhi tanggung jawab moral.

Saat menganalisis sebuah kasus pembunuhan dengan ilmu filsafat dan etika komunikasi kita juga dapat mengetahui aspek pembunuhan dari sudut pandang moral, etika, dan hukum. Berikut beberapa penjelasannya :

  • Moral dan Etika:

Konsep Benar dan Salah: Filsafat moral dapat membantu kita mendefinisikan apa yang dianggap sebagai tindakan yang benar dan salah dalam konteks pembunuhan. Pertanyaan seperti "Apakah membunuh selalu salah?" atau "Dalam situasi apa pembunuhan dapat dibenarkan?" dapat dikaji melalui berbagai teori etika seperti deontologi, konsekuensialisme, dan kebajikan.

Motif dan Tanggung Jawab: Filsafat membantu kita memahami motif di balik tindakan pembunuhan, seperti balas dendam, kecemburuan, atau gangguan mental. Hal ini penting untuk menentukan tingkat tanggung jawab pelaku dan hukuman yang tepat.

Nilai Kemanusiaan: Filsafat menekankan nilai-nilai kemanusiaan seperti hak untuk hidup, keadilan, dan martabat manusia. Pembunuhan merupakan pelanggaran terhadap nilai-nilai ini, dan filsafat dapat membantu kita memahami mengapa tindakan tersebut salah dan bagaimana menjaganya.

  • Hukum dan Keadilan:

Sistem Peradilan Pidana: Filsafat hukum berperan dalam menjustifikasi sistem peradilan pidana, termasuk hukuman bagi pelaku pembunuhan. Pertanyaan tentang hukuman mati, hak terdakwa, dan rehabilitasi kriminal dapat dianalisis secara filosofis.

Keadilan dan Kebenaran: Filsafat membantu kita memahami konsep keadilan dan kebenaran dalam konteks kasus pembunuhan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa proses hukum berjalan adil dan pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal dengan kejahatannya.

Hak Korban dan Keluarga: Filsafat juga mempertimbangkan hak-hak korban pembunuhan dan keluarga mereka. Hal ini termasuk hak atas keadilan, kompensasi, dan dukungan psikologis.

  • Nilai Kemanusiaan:

Hak untuk Hidup: Pembunuhan merupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia yang paling fundamental, yaitu hak untuk hidup. Filsafat membantu kita memahami mengapa hak ini penting dan bagaimana melindunginya.

Keadilan dan Martabat Manusia: Filsafat menekankan nilai-nilai seperti keadilan dan martabat manusia. Pembunuhan merupakan pelanggaran terhadap nilai-nilai ini, dan filsafat dapat membantu kita memahami mengapa tindakan tersebut salah dan bagaimana menjaganya.

Dampak pada Korban dan Keluarga: Filsafat juga mempertimbangkan dampak pembunuhan pada korban dan keluarga mereka. Hal ini termasuk rasa sakit, trauma, dan kehilangan yang mereka alami.

Ilmu filsafat dan etika komunikasi menawarkan kerangka berpikir kritis untuk memahami kasus pembunuhan dengan lebih mendalam, bukan hanya dari sudut pandang hukum, tetapi juga dari segi moral, etika, dan kemanusiaan. Dengan memahami berbagai perspektif ini, kita dapat mencapai keadilan yang lebih bermartabat dan menciptakan masyarakat yang lebih aman dan adil.

Contoh kasus :

Kasus pembunuhan yang dilakukan seorang suami kepada istrinya menggunakan sebuah sikat gigi terjadi di daerah Tanjung Batu Kota Kundur, Karimun, Kepulauan Riau (Kepri), seorang korban bernama Risma Fatmawati (RF) yang masih berusia 19 tahun sekaligus istri dari pelaku IS berusia 23 tahun.

Kapolres Karimun setempat, menjelaskan awal mula kasus pembunuhan terungkap setelah ibu korban tidak melihat anaknya yang sampai Minggu 05 Mei 2024.

Pembunuhan terjadi pada Sabtu malam 04 Mei 2024, kronologinya adalah ketika itu sang pelaku sedang jalan-jalan dan berbelanja di supermarket dekat rumah bersama anaknya yang berusia 2,5 tahun, setelah selesai pelaku dan anaknya pun pulang ke rumah pada pukul 21.00 WIB, sampainya di rumah pelaku langsung ke kamar mandi untuk membuang hajat.

Saat di kamar mandi lah muncul pikiran jahat pelaku (IS) untuk membunuh sang istri (RF) karena sang pelaku merasa sakit hati atas perbuan korban. Kemudian pelaku mengambil sikat gigi bekas yang ada di dalam kamar mandi tersebut lalu mematahkannya dan mengasah di lantai kamar mandi sampai menjadi runcing.

Pelaku pun keluar kamar mandi dan langsung mengambil posisi di balik pintu rumah untuk  mengunggu istrinya pulang. Sekitar pukul 22.00 WIB korban pulang dan pelaku langsung menutup pintu kemudian berusaha untuk berbicara baik-baik kepada korban akan tetapi perilaku korban tetap kasar dan enggan untuk memaafkan sang pelaku.

Pada saat itulah aksi ingin dimulai, diawali dengan pelaku dan korban terlibat keributan dengan amarah yang tidak tertahan pelaku langsung mendorong korban ke tempat tidur dan berusaha untuk mencekiknya, karena korban terus-menerus melawan akhirnya pelaku mencekik kembali dan terakhir menusuk leher korban dengan menggunakan sikat gigi yang telah diasah yang dipersiapkan sebelumnya.

Setelah kejadian tersebut pelaku sempat menidurkan anaknya di samping korban dan menyelimuti korban agar seolah-olah terlihat sedang tidur, sedangkan pelaku juga itu berbaring disamping sang istri.

Pada pukul 24.00 WIB, pelaku keluar rumah melalui pintu belakang menuju kawasan Baturima dan tidur di teras rumah warga. Selepas subuh, pelaku melanjutkan perjalanan hingga bertemu dengan angkutan umum menuju pelabuhan Kundur Utara dan akhirnya ditangkap petugas polisi.

Kejadian ini diketahui setelah pintu rumah korban di dobrak oleh sang ibu dan keluarga korban hingga akhirnya ditemukan korban sudah meninggal dunia di ruangan kamar tidur dengan posisi berbaring dan terdapat sebuah sikat gigi tertancap di leher korban.

Setelah ditangkap, terungkaplah motif pelaku tersebut membunuh istrinya dengan sikat gigi karena sakit hati dengan perubahan sikap yang istri yang menjadi tidak sopan, tidak melayani suami, serta menuduh yang suami berselingkuh dengan wanita lain.

Kesimpulan :

Dari kejadian tersebut kita dapat menganalisisnya melalui filsafat dan etika komunikasi lalu mendapatkan beberapa pesan yaitu :

1) Pentingnya Komunikasi yang Efektif: Komunikasi yang terbuka, jujur, dan saling menghormati sangat penting untuk mencegah kesalahpahaman, konflik, dan kekerasan

Kemampuan untuk menyelesaikan konflik secara damai dengan berkomunikasi adalah kunci dalam membangun hubungan yang sehat dan masyarakat yang aman

2) Tanggung Jawab Atas Perkataan dan Perbuatan: Kita harus bertanggung jawab atas perkataan dan tindakan kita serta sadar akan dampak perbuatan kita terhadap orang lain

Kata-kata kasar, manipulasi, dan kebohongan dapat menimbulkan dampak negatif yang serius dan berujung pada kekerasan. Kita harus menggunakan kekuatan komunikasi untuk membangun, bukan menghancurkan

3) Empati dan  pengertian terhadap orang lain sangat penting untuk mencegah prasangka, diskriminasi dan kekerasan. Kita hendaknya melihat dunia dari sudut pandang orang lain dan mencoba memahami pengalaman mereka. Komunikasi yang efektif membantu membangun jembatan antara berbagai kelompok dalam masyarakat dan mendorong toleransi dan inklusi

4) Mencegah kekerasan dan membangun perdamaian: Kita harus bekerja sama untuk mencegah segala bentuk kekerasan, mulai dari perundungan dan pelecehan hingga pembunuhan.

 Kita harus memajukan budaya perdamaian dan toleransi melalui pendidikan, dialog dan program kemasyarakatan. Kita harus mendukung organisasi dan individu yang berupaya mencegah kekerasan dan membangun masyarakat yang lebih adil dan aman.

DAFTAR PUSTAKA 

- Rachmad Krisyantono, Krisyantono (2019) Pengantar lengkap ilmu Komunikasi Filsafat dan Etika Ilmunya Serta Perspektif Islam

- Dr. Haryatmoko, Kanisius, Yogyakarta (2007)  Etika Komunikasi Manipulasi Kekerasan 

- Des. Dani Vardiansyah, M.Si. Erna Febriani, S.Si., M.Si (2018) Filsafat Ilmu Komunikasi 

-https://www.liputan6.com/tag/suami-tikam-istri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun