Pada zaman dahulu, di sebuah desa kecil, hiduplah seorang petani miskin yang tidak memiliki apa-apa selain kebun peninggalan kedua orangtuanya
Di suatu sore, saat petani berjalan pulang dari kebun, ia melihat seekor angsa yang terlihat kelelahan dan terbaring lemas di pinggir jalan. Akhirnya, petani itu menghampiri sang angsa dan membawanya pulang kerumah. Sesampainya di rumah, petani langsung memberi makan kepada angsa dalam jumlah yang banyak. Angsa pun langsung menyantapnya dengan lahap. Setelah selesai makan, petani tersebut meletakkan angsa di belakang rumahnya.
Keesokan paginya, petani menghampiri angsa kembali untuk memberinya makan. Sesampainya di kandang angsa, ia sangat terkejut saat mengetahui ada telur emas di sana.
Apakah ini emas asli?", tanya petani pada dirinya sendiri.
Petani pun langsung buru-buru memberi angsa tersebut makanan, lalu bergegas pergi ke tukang emas untuk memastikan keaslian telur emas tersebut.
Saat di toko emas, petani langsung bertanya kepada sang pemilik toko, "Apakah ini emas asli?"
Iya, ini emas murni asli", jawab pemilik toko emas setelah mengecek telur emas yang dibawa oleh petani.
Jawaban dari pemilik toko emas tersebut membuat petani terkejut. Kekagumannya semakin menjadi-jadi saat pemilik toko emas berkata kalau emas itu harganya sangat mahal karena ukurannya yang besar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H