Bagi Pramuka Indonesia, tanggal 22 Februari tentu sudah tidak asing, karena setiap tanggal tersebut selain Pramuka Indonesia seluruh kepanduan diberbagai penjuru dunia memperingati sebagai Hari Bapak Pandu Dunia (Hari Baden Powell). Indonesia sendiri tidak tertinggal karena memiliki tokoh penting dalam perkembangan kepanduan di negara ini.
Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang lahir pada tanggal 12 April 1912, merupakan tokoh penting yang tersebut. Maka tidak salah jika pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Gerakan Pramuka tahun 2018 yang dilaksanakan di Hotel Safari Garden, Cisarua Bogor, Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) pada saat itu ( Adyaksa Dault) mengusulkan setiap tanggal 12 April yang merupakan tanggal kelahiran Kak Sultan dijadikan sebagai Hari Bapak Pramuka Indonesia. Menurut Adhyaksa, Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka pertama mempunyai andil yang  sangat besar dalam sejarah berdiri dan berkembangnya Gerakan Pramuka di Indonesia.
Kak Sultan yang memiliki nama asli Raden Mas Dorodjatun digelari sebagai Bapak Pramuka Indonesia. Maka, setiap tanggal 12 April, Pramuka Indonesia memperingatinya sebagai Hari Bapak Pramuka Indonesia.
Selain sebagai Bapak Pramuka Indonesia, Sri Sultan Hamengku Buwono IX juga dianggap sebagai Bapak Bangsa Indonesia. Karena perjuangan dan dedikasinya yang sangat tinggi terhadap bangsa ini telah diakui sejak sebelum dan sesudah merdeka. Sehingga Sri Sultan HB IX dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Indonesia.
Perjuangan dan pengorbanannya yang tanpa pamrih dan tanpa berharap jabatan memang tidak diragukan lagi. Ketika bangsa ini mengalami masa-masa yang sangat sulit diawal kemerdekaan, Kak Sultan menyumbang 6,5 juta Gulden (mata uang Belanda) untuk membiayai kebutuhan Pemerintah Indonesia yang sudah tidak punya apa-apa lagi. Hal ini membuat Soekarno tak sanggup menahan air matanya.
Banyak kisah keteladanan dan perjuangan dari Sri Sultan HB IX yang belum diketahui generasi sekarang. Ia yang memperjuangkan berdiri dan hidupnya Gerakan Pramuka di 34 provinsi yang ada di Indonesia. hingga adanya Pramuka di sekolah-sekolah bahkan di luar negeri.
Pada tahun 1961, Sejak ia diamanahi oleh Presiden Soekarno sebagai Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka, Sri Sultan langsung bekerja dengan menghimbau agar setiap provinsi membentuk Kwartir Daerah (Kwarda). Dan himbauan ini langsung disambut baik oleh seluruh provinsi-provinsi yang ada di Indonesia.
Pelan namun pasti, akhirnya Gerakan Pramuka dijadikan sebagai pilihan utama dalam pembentukan karakter generasi muda di berbagai daerah. Ciri khas yang dimiliki Gerakan Pramuka adalah kegiatan luar ruangannya yang membahagiakan anak-anak Indonesia karena pola pendidikannya yang menyesuaikan perkembangan peserta didik.
Ini semua tidak lepas dari peran Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka pertama yang mendapat gelar Bapak Pramuka Indonesia.
KBC-25 | Kompasianer Brebes Jawa Tengah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H