Memilih penjahit memang tidak bisa sembarangan, karena ini berkaitan dengan apa yang akan kita gunakan nanti untuk beraktivitas dinas maupun lainnya. Jangan sampai sudah menunggu waktu jadinya eh,,, baju yang kita gunakan kebesaran, atau kekecilan tidak sesuai dengan ukuran tubuh kita. Belum lagi harganya tidak pas dengan hasil yang diberikan kepada kita, ditambah tenggang waktu yang terus mundur, bikin gregetan pastinya.
Alhamdulillah penulis bisa menemukan penjahit yang pas. Hasilnya selalu sesuai, rapi, waktu pengerjaannya tidak mundur-mundur terus, pelayanan ramah, modelnya bisa sesuai keinginan, masalah harga cocoklah dengan hasil yang kita terima.
Puluhan tahun membuka jasa menjahit pakaian, penjahit WD memang tak pernah sepi melayani orderan. Apalagi menjelang waktu masuk sekolah dan lebaran, malah sampe menolak order jahit karena sangkin banyaknya.
Penjahit WD memang sudah terkenal di area Bulakamba, bukan saja dari kalangan biasa, pejabat Kecamatan setempat juga sering menggunakan jasanya untuk menjahitkan pakaian yang digunakan dalam berdinas atau keperluan lain.
Kantor-kantor sekolah atau lainnya juga sering menitipkan jahitannya di tempat tersebut, makanya penulis merasa makin nambah cocok karena memang ini merupakan bukti bahwa penjahit WD tidak suka mengecewakan pelanggan.
Tempat Bu Diroh/Dairoh (pemilik Penjahit WD) memang tidak berada di lokasi yang strategis. Agak tersembunyi, karena harus melalui jalan kecil, dan halaman rumah juga tidak luas. Namun itu semua tidak menyurutkan niat pelanggannya untuk selalu datang menjahitkan pakaiannya.
Setiap harinya Bu Diroh bisa menyelesaikan 5 sampai 6 pakaian jahit dengan dibantu suaminya Pak Warsono. Kalau hari libur (Minggu) biasanya tetap buka namun dibikin santai mengerjakan orderannya, 2-3 potong pakaian.
"Kami buka dari pagi sekitar jam 7nan sampai jam 5 sore. Malam biasa digunakan untuk istirahat. Maklum tubuh juga butuh istirahat, supaya kondisinya tetap terjaga," ungkap Bu Diroh, saat ditemui.
Dulunya Bu Diroh mengerjakan orderan sendirian, karena waktu itu suami kerja mbutik ikut orang Cina di Jakarta. Kadang suaminya pulang untuk membantu saat orderan lagi ramai.
Saat orderan sudah kembali normal pak Sono pun kembali ke Jakarta, melanjutkan kerja bersama bosnya yang dari Cina.
Sekarang Pak Sono dan Bu Diroh fokus di rumah membuka jasa jahit pakaian pria maupun wanita.