Pandemi corona di Indonesia membuat resiko yang cukup mengkhawatirkan bagi stabilitas ekonomi negara. Setelah beberapa waktu lalu kekhawatiran akan menurunnya tingkat minat investor terhadap obligasi indonesia, tampaknya telah sangat baik di atasi oleh pemerintah melalui kebijakan bank indonesia yaitu dengan menurunkan suku bunga acuan 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) ke level 4,25% (CNBC Indonesia).Â
Didukung  minat tinggi investor pada obligasi di negara berkembang, indonesia berhasil masuk kedalam 10 besar obligasi yang paling diminati terhitung tanggal 18 juni 2020. Pergerakan obligasi terus mencerminkan tingkat yang positif yang dapat dilihat dari tingkat yield yang cenderung lebih tinggi dibandingkan negara lainnya.Â
Alasan lain yang menyebabkan tingginya minat investor terhadap obligasi di Indonesia juga disebabkan karena kebijakan new normal yang mulai diberlakukan. Kebijakan ini, membawa pandangan yang positif terhadap roda ekonomi indonesia yang selanjutnya dapat menciptakan rasa aman terhadap investor untuk berinvestasi. Disisi lain, secara global Penguatan SBN mengikuti tren global menyambut rencana bank sentral Amerika Serikat (AS) yakni Federal Reserve (The Fed), untuk melakukan pembelian obligasi swasta hingga ke pasar sekunder. Dengan likuiditas berlebih, akan memberikan peluang limpahan investasi portofolio bagi pasar modal negara berkembang.Â
Respon dari Bank indonesia hingga saat ini akan terus memantau pergerakan investasi termasuk obligasi indonesia demi mencapai kestabilan ekonomi, peningkatan ekonomi dimasa depan serta penguatan nilai rupiah di pasar internasional.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H