Mohon tunggu...
Alliyah Puji A Rachman
Alliyah Puji A Rachman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Surabaya

Hallo, saya Alliyah Puji A Rachman Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Empati Sebagai Peranan Penting Dalam Membangun Dukungan Yang Efektif Bagi Kesehatan Mental

31 Desember 2024   14:45 Diperbarui: 31 Desember 2024   14:45 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kesehatan mental merupakan salah satu aspek kesehatan yang semakin mendapat perhatian di seluruh dunia. Di masa yang ditandai dengan dinamisme dan stres, kaum muda, yaitu  kelompok usia remaja hingga dewasa awal, berbagai tantangan dan perubahan penting dalam kehidupan mereka. Proses transisi dari masa remaja ke masa dewasa membawa serta sejumlah perubahan fisik, emosional dan sosial yang dapat berdampak pada kesejahteraan psikologis. Oleh karena itu, pemahaman menyeluruh mengenai kesehatan mental generasi muda sangat penting untuk memastikan bahwa mereka dapat menghadapi tantangan hidup dengan kemampuan adaptif dan coping yang kuat. Kesehatan mental yang buruk dapat mempengaruhi kemampuannya untuk berfungsi secara optimal dalam berbagai bidang kehidupan, seperti: dalam pendidikan, dalam hubungan sosial bahkan dalam merencanakan masa depannya.

Setiap orang memiliki "kotak peralatan kesehatan mental" yang membantu mereka di saat baik dan buruk. Ini mungkin mencakup strategi perawatan diri, mekanisme mengatasi hari-hari yang penuh tekanan, atau orang-orang yang dapat dimintai dukungan. Empati adalah bagian dari kecerdasan sosial. Goleman mengatakan bahwa kemampuan berempati adalah kemampuan untuk mengetahui perasaan orang lain dan merupakan kunci untuk memahami perasaan orang lain dengan membaca pesan non-verbal, nada suara, gerak tubuh dan ekspresi wajah yang ditunjukkan selama menjalin hubungan dengan seseorang. Empati sangat penting sebagai sistem bimbingan emosional yang membawa kita pada pekerjaan yang baik. Dalam profesi di mana manusia memainkan peran sentral, empati merupakan syarat penting dalam menjaga kesehatan mental pada saat ini.

Kemampuan untuk berempati dengan orang lain sangatlah penting, baik dalam masa-masa bahagia maupun saat menghadapi tantangan, terutama yang berkaitan dengan kesehatan mental. Mengenali, memahami, dan berbagi pikiran serta perasaan orang lain adalah keterampilan yang krusial dalam menjalin hubungan yang baik. Dengan empati, kita dapat merespons dengan tepat dan memberikan dukungan yang sangat dibutuhkan ketika orang lain berada dalam kesulitan. Ketika kita menunjukkan empati, orang-orang di sekitar kita akan merasa lebih diterima, didengarkan, dan didukung, daripada merasa terasing dan terputus. Hal ini menjadi sangat vital, terutama saat kita memberikan pertolongan pertama dalam masalah kesehatan mental.

Mengapa Empati Itu penting ?

Empati merupakan kualitas yang sangat penting dan sangat dibutuhkan di zaman kita saat ini. Empati membuat seseorang lebih peka terhadap lingkungan sekitar, baik terhadap sesama maupun berbagai peristiwa yang terjadi. Penting untuk kita memahami bahwa empati adalah kemampuan untuk menempatkan diri dalam posisi orang lain, sehingga kita dapat memahami mereka dengan lebih baik. Di era modern ini, kita seharusnya tidak hanya memenuhi diri dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga berusaha menjadi generasi yang maju dan berkarakter. Jika globalisasi mengakibatkan kita kehilangan rasa empati dan beralih menjadi individu yang egois, maka kita tidak akan menjadi generasi progresif. Sebaliknya, kita akan menjadi generasi yang tercerai-berai oleh kemajuan, yang pada akhirnya dapat mengikis budaya, karakter, dan bahkan berdampak negatif pada kesehatan mental kita.

Kiat-Kiat melatih empati saat mendukung orang-orang sekitar

  • Dengarkan tanpa menghakimi, mendengarkan dengan penuh perhatian adalah salah satu cara paling efektif untuk menunjukkan empati. Ketika kita berupaya untuk memahami orang lain tanpa membuat asumsi atau menghakimi, kita dapat lebih mudah meresapi pikiran dan perasaan mereka.
  • Tetaplah hadir, Fokuslah jika berbicara dengan orang lain. Dengan cara ini, Anda akan lebih mampu memperhatikan kata-kata dan bahasa tubuh dari lawan bicara. Singkirkan gangguan seperti ponsel dan pastikan bahwa lawan bicara Anda mendapatkan perhatian sepenuhnya.
  • Singkirkan semua hambatan, Hati-hatilah terhadap prasangka atau bias yang mungkin Anda miliki, agar tidak menghalangi perspektif Anda. Cobalah untuk tidak membuat asumsi tentang seseorang hanya berdasarkan pengalaman pribadi Anda.
  • Fokus pada kebutuhan mereka, Pendengar yang empatik memiliki kemampuan untuk menghibur dan bahkan menyembuhkan seseorang yang menghadapi masalah kesehatan mental. Dengan memahami pengalaman yang dialami orang tersebut, Anda dapat memberikan saran yang lebih tepat mengenai sumber daya yang mungkin bermanfaat. Sangat penting untuk meluangkan waktu mendengarkan sebelum mencoba membahas langkah-langkah yang bisa diambil.
  • Fokus pada perasaan mereka, Ungkapan seperti "Saya tahu persis apa yang Anda alami" mungkin diungkapkan dengan niat baik, tetapi sering kali dapat membuat orang yang ingin Anda bantu merasa teralihkan. Dalam situasi seperti itu, seharusnya fokus pembicaraan lebih diarahkan kepada mereka, bukan pada diri Anda.
  • Validasi pengalaman dan perasaan mereka, Ungkapan seperti "Saya tahu persis apa yang Anda alami" mungkin diungkapkan dengan niat baik, tetapi sering kali dapat membuat orang yang ingin Anda bantu merasa teralihkan. Dalam situasi seperti itu, seharusnya fokus pembicaraan lebih diarahkan kepada mereka, bukan pada diri Anda.

Banyak faktor, baik sosial maupun biologis, yang dapat mengurangi tingkat empati seseorang. Faktor sosial meliputi kepatuhan terhadap otoritas, keyakinan ideologis yang kuat, hubungan dalam kelompok/kelompok luar, pengabaian dan pelecehan dini, dan pengalaman traumatis. Faktor biologis dapat meliputi genetika dan pengaruh hormonal, seperti testosteron dan oksitosin. Upaya untuk menumbuhkan empati dapat berdampak signifikan dalam mengurangi dan mengubah konflik. Interaksi antarkelompok antara komunitas yang berkonflik dapat membantu mengurangi rasa takut dan ketegangan, asalkan kondisi tertentu terpenuhi. Kondisi ini mencakup status yang setara, tujuan bersama, dan otorisasi kontak antarkelompok oleh otoritas terkait. Interaksi semacam itu, meskipun tidak langsung mengarah pada empati, sering kali mengarah pada pengurangan permusuhan. Dinamika kekuasaan antara kelompok yang berkonflik dapat berdampak besar pada jalannya konflik. Mempertahankan kendali asimetris atas sumber daya dapat memperparah konflik. Untuk menumbuhkan empati yang efektif, mengatasi perbedaan kekuasaan sangatlah penting. Proses kebenaran dan rekonsiliasi, penghapusan batasan kebebasan, pengaturan pembagian kekuasaan, dan menanamkan budaya empati pada anak-anak adalah cara untuk mendorong empati dan perdamaian dalam menghadapi ketidakseimbangan kekuasaan.

Dalam konteks kesehatan mental, empati menjadi semakin penting. Orang yang berjuang melawan tantangan kesehatan mental sering kali mengalami berbagai emosi yang kuat, termasuk kesedihan, kecemasan, kemarahan, dan keputusasaan. Empati memungkinkan kita untuk terhubung dengan emosi-emosi ini secara autentik, menawarkan kenyamanan, validasi, dan dukungan kepada mereka yang membutuhkan.

Apa saja komponen empati ?

Empati merupakan landasan komunikasi efektif dan hubungan terapeutik dalam konteks kesehatan mental. Empati terdiri dari beberapa komponen yang bekerja sama untuk menciptakan rasa pengertian dan hubungan yang mendalam  bigi Kesehatan mental :

  • Empati kognitif, aspek ini melibatkan kemampuan untuk memahami sudut pandang, pemikiran, dan perasaan orang lain. Hal ini memerlukan pendengaran yang aktif, pengambilan perspektif yang tepat, serta upaya yang tulus dalam menjelajahi dunia batin mereka.
  • Empati emosional, empati emosional adalah kemampuan untuk berbagi dan merasakan perasaan orang lain. Melalui empati, kita dapat ikut merasakan suka maupun duka, kegembiraan atau kesakitan yang dialami oleh orang di sekitar kita. Hal ini pada gilirannya menumbuhkan rasa solidaritas dan kasih sayang di antara kita.
  • Empati yang penuh kasih, Empati penuh kasih merupakan perpaduan antara empati kognitif dan emosional, yang disertai dengan hasrat untuk mengurangi penderitaan dan memberikan dukungan. Jenis empati ini mendorong kita untuk bertindak, menawarkan kenyamanan, dan menunjukkan kepedulian kepada orang lain dengan cara yang penuh makna.

Meskipun empati merupakan kekuatan yang luar biasa dalam membangun hubungan dan proses penyembuhan, sangat penting untuk memahami tantangan dan batasan yang menyertainya. Berempati dengan terlalu mendalam tanpa menerapkan perawatan diri yang cukup dapat mengarah pada kelelahan emosional atau burnout, terutama di kalangan para profesional kesehatan mental. Selain itu, perbedaan budaya, prasangka pribadi, dan kendala komunikasi sering kali menghalangi kemampuan kita untuk benar-benar memahami dan merasakan empati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun