Mohon tunggu...
Allifia Fatika Putri
Allifia Fatika Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi

Suka hal-hal yang berbau alam, kepribadian, pendidikan, sosial, dan sejarah. Dalam proses belajar menulis, semoga bermanfaat! :)

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Mengapa Anak Menginjak Usia Remaja Cenderung Memberontak?

6 Desember 2022   13:26 Diperbarui: 6 Desember 2022   13:33 1156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : Pinterest

Anak remaja memang lah sebuah fase yang dialami oleh anak untuk menuju dewasa. Remaja sendiri di ibaratkan sebuah pisau, di mana anak remaja memiliki dua sisi yang berbeda dan bertolak belakang. Di satu sisi, anak remaja adalah anak yang manis dan penuh perhatian,namun di sisi satu lagi nya, anak remaja adalah anak yang suka melawan,membantah, egois, dan bahkan memberontak. Sehingga banyak pertanyaan yang terlintas "Kenapa yaa..semakin besar anak kok jadi suka bantah orang tua?", " Apakah semua remaja mengalami hal tersebut? lantas apakah wajar?".

Pada masa-masa dimana usia remaja membantah atau berontak ternyata merupakan suatu hal yang alamiah yang banyak dialami oleh seseorang anak menuju masa kedewasaan. Terkadang tak jarang hal ini menjadi masalah bagi orang tua atau para pendidik, yang mana mengharapkan anak remaja menjadi penurut tidak membantah. 

Perlu diketahui bahwasanya membantah atau memberontak penyebabnya berbeda, bisa karena usia atau alasan mengapa mereka membantah atau memberontak. Fase memberontak pada anak yang sedang mengalami masa transisi dari anak-anak menuju dewasa ini, atau disebut sebagai remaja adalah diakibatkan adanya perkembangan bagian otak yang disebut dengan prefrontal cortex. Selain itu anak pada masa ini memiliki gejolak hormon yang berpengaruh pada pertumbuhan emosional anak dan memegang kendali atas tingkah laku dalam diri anak remaja.

Biasanya pada usia remaja awal, remaja membantah perintah atau memberontak dimulai ketika tidak sama satu pikiran antar anak remaja dengan orang tuanya. Hal ini karena anak sudah mulai tidak ingin diperlakukan seperti anak kecil lagi dan masih banyak orang tua yang masih memperlakukan anak tersebut seperti anak-anak. Di sisilain, pada usia menginjak remaja ini belum sepenuhnya menemukan dan menentukan keinginan yang terkait dengan identitas dirinya, sehingga anak remaja cenderung memberontak karena ingin dianggap dewasa.

Ada juga pada masa remaja ketika memasuki bangku menengah pertama atau SMP mereka berontak dengan alasan ingin mencoba-coba hal baru dan sedang mencari jati dirinya. Dalam hal ini pula tidak jarang orang tua memberikan respon menentang kepada anaknya. Selain itu anak memberontak biasanya diakibatkan karena sifat orang tua yang terlalu overprotective, yang mana orangtua memiliki rasa terlalu berlebihan dalam mengurus dan melindungi anaknya karena ada rasa khawatir. Tentu hal ini membuat anak merasa tidak bebas, dan merasa dirinya masih diperlakukan anak kecil lagi, pada akhirnya timbulah pemberontaan dalam diri anak remaja. 

Pengaruh dari linkungan juga dapat membuat anak menjadi berontak, dimana bagi anak remaja, lingkungan akan menunjukkan siapa dirinya, dengan siapa dia berteman maka kurang lebih anak tersebut akan sama sifat dan karakternya. Apabila teman dan lingkungan tidak baik, maka bisa saja anak kita meniru hal tersebut dan sebaliknya. Ini membuktikan bahwa anak remaja cenderung gampang meniru atau terpengaruh oleh lingkungan dan teman bergaulnya.

Maka bagaimana perilaku dan respon sebagai orang tua terhadap anak remaja yang sedang memasuki masa-masa memberontak? Adapun cara menghadapi anak remaja yang dalam masa-masa pemberontakan adalah pertama, orang tua bisa memahami betul bahwa anak-anak yang sudah remaja, mereka tidak suka dianggap seperti anak kecil lagi dan mereka sedang mengalami perkembangan pada dirinya. Namun jauh terlepas dari hal tersebut, anak remaja masih suka diberikan perhatian dan dimanaja. 

Kedua, orang tua memberikan kepercayaan kepada anaknya, dan tetap di imbangi nasihat baik yang berdasarkan agama dan ajarkan mengenai hukum dan peraturan-peraturan serta norma-norma yang baik. Ketiga, menjalin komunikasi yang intens kepada anak, hal ini bertujuan untuk tidak ada kesalahpahaman dan memperkuat hak dan kewajiban anak dan orang tuanya. Selain itu tanyakan kepada anak apa yang ia sedang butuhkan, orang tua sangat dibutuhkan pengertian dan kesabaran penuh. 

Komunikasi ini tentu akan membantu anak pada usia remaja untuk memahami proses yang tengah dialaminya. Keempat, ketika anak dalam menentukan pilihan maka orang tua supaya memberikan kesempatan apa alasan mereka dalam pilihan tertentu,apabila menurut orang tua kurang baik dan diberi solusi tidak mau,maka langkah yang baik adalah membiarkan anak menerima konsekuensinya dari perbuatan atau pilihan mereka dan setelah itu berikn panduan dan jelaskan hal-hal yang benar dan salah serta dampaknya. Dalam hal ini orang tua tidak perlu marah, melainkan fokus ke arah masukan yang positif untuk anak. 

Kelima, orang tua perlu menanggapi kepada anak remajanya yang memberontak atau memebantah adalah sikap reaktif, maka tidak perlu menanggapi dengan emosional, hal ini dikarenakan akan memperparah kondisi hubungan orang tua dengan anak dan anak akan semakin keras dengan pendapatnya , jika sudah seperti ini tentu orang tua dan anak sama-sama tidak bisa menyelesaikan konflik.

Nah, selain itu perihal anak remaja yang berontak adalah suatu hal yang wajar. Namun alangkah baiknya kita sebagai orang tua bisa mengantisipasi pemberontakan tersebut dengan cara mendidik seperti bagaikan corong, dimana dari bawah sempit namun keatas luas. Maksudnya, ketika anak masih dini, maka orang tua jangan lalai untuk menanamkan nilai-nilai positif, diperketat dengan hal-hal yang benar, memberikan peraturan dan kedisiplinan, serta membatasi keputusan-keputusan anak, dengan begitu anak akan terbiasa untuk taat dalam corong yang kecil dan ketika umurnya sudah menginjak remaja dan dewasa, sebagai orang tua bisa melonggarkan peraturan dan batasan-batasan yang sudah dibuat, sehingga diharapkan anak ketika menginjak usia remaja dan dewasa sudah menanamkan sikap-sikap yang baik dan disiplin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun