Maksudnya cara akomodasi yang dilakukan tadi perlu dilakukan secara berulang-ulang. Pengulangan atau remedial ini dilakukan sesuai kebutuhan anak, ada yang cukup dua kali bahkan sampai berkali-kali.Â
Selain itu anak disleksia dalam belajar perlu memaksimalkan indera nya seperti melihat, mendengar, dan merasakan untuk memahami sesuatu. Yang paling penting adalah orang tua mampu memberikan motivasi kepada sang anak untuk ma uterus belajar dan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dengan sedemikian rupa.
Selain itu, orang tua perlu juga peka terhadap apa yang diminati oleh anaknya. Jika sudah mengetahui hal tersebut, maka orang tua dapat memberikan fasilitas atas apa yang diminati oleh anaknya.Â
Hal ini bertujuan untuk membantu mengembangkan bakat atau potensi yang luar biasa pada anak penyandang disleksia dan dapat menjadi sebuah prestasi yang membanggakan. Prestasi sendiri bukan hanya sebatas  nilai dari akademiknya, tetapi prestasi itu beragam. Apalagi anak disleksia ini diyakini potensi yang sangat besar hal ini dikarenakan anak disleksia memiliki intelegensi berada di atas rata-rata.Â
Selain itu memiliki kemampuan yang besar diabandingkan pada anak pada umumnya. Adapun kemampuan tersebut misalnya dalam visual spasial, analisis masalah secara mendalam, memiliki kesadaran sosial yang tinggi, geometri, catur, bahkan dalam permainan komputer. Dengan kemampuan tersebut sudah banyak anak disleksia yang dapat sukses.Â
Adapun contoh tokoh-tokoh yang terkenal dan sukses namun dibalik semua itu ternyata menyandang disleksia adalah Albert Einstein, Pablo Picasso, John Lennon, Tom Cruise dan masih banyak lagi. Pada intinya bagi orang tua yang memiliki anak penyandang disleksia, diupayakan bisa memberi fasilitas kebutuhan anak dalam belajar yang kreaif dan inovatif. Disleksia bukanlah sebuah hambatan kesuksesan pada anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H