Mohon tunggu...
Allfa Rian Chaniago
Allfa Rian Chaniago Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi,Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Mari berliterasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kisah Pedagang Rokok Asongan yang Sukses Kuliahkan Anaknya Hingga S2 di UGM

2 Desember 2021   15:46 Diperbarui: 10 Desember 2021   00:09 898
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                                                                                                

Yogyakarta –Tidak ingin anaknya bernasib sama dengan dirinya mungkin itulah motivasi yang tertanam pada diri mbah Kempot (75). Laki-laki yang mencari nafkah dengan berjualan rokok keliling di sekitaran Malioboro ini sukses antarkan anaknya kuliah hingga S2 di UGM.

Menurut mbah Kempot, Pendidikan itu penting dan harus di utamakan apapun keadaannya jangan jadikan halangan untuk terus belajar. Mbah Kempot yang sudah berjualan rokok keliling sejak tahun 80-an di sekitar kawasan malioboro ini memiliki impian dan tekad untuk memenuhi pendidikan anaknya hingga jenjang perguruan tinggi.

“Aku pengen anakku tidak memiliki nasib yang sama kaya aku dulu  yang ingin bersekolah saja sulit karena biaya. Ya walaupun saya  cuma jadi tukang rokok keliling, Alhamdulillah bisa mencukupi biaya pendidikan anakku.” Ujar mbah Kempot, saat diwawancarai, Selasa (30/11/2021).

Keseharian mbah Kempot berjualan rokok asongan keliling di kawasan malioboro, ia biasa mulai berjualan dari jam satu siang hingga tengah malam tergantung dengan keadaaan pengunjung di Malioboro. Selain berjualan rokok ia juga berjualan tissue dan korek, ia juga menjual rokoknya secara eceran.

Dari hasil berjualan rokok keliling ini ia biasanya mengumpulkan omset 800 ribu hingga 1,5 juta per bulan. Hasil dari berjualan rokok selalu di tabungkan sebagian untuk kebutuhan kuliah anaknya dan kebutuhan harian lainnya, menurutnya hasil berjualan sebulan belum mencukupi kehidupan keluarganya namun ia selalu bersyukur atas apa yang ia dapat dan tidak pernah mengeluh ataupun menyerah.

Bertekad untuk tetap membiayai anak kuliah 

Anak mbah Kempot sebenarnya tidak ingin membebani orang tua nya dan sesudah lulus dari bangku SMA ingin langsung bekerja,namun mbah Kempot melarangnya dan tetap ingin anaknya untuk melanjutkan kuliah menurutnya biaya tak menjadi beban yang berarti dalam meraih pendidikan walaupun keadaan ekonomi yang sulit dan hanya berjualan rokok keliling  mbah Kempot tidak ingin anaknya merasakan hal yang sama pada dirinya.

Kehidupan mbah Kempot yang sederhana serta mempunyai banyak tanggungan membuatnya harus tetap bekerja walaupun usianya sudah senja,namun menurut mbah Kempot itu tidak menjadikan halangan untuk terus bekerja. Ia sudah sering di ingatkan oleh istri dan anaknya untuk digantikan bekerja namun ia menolak karena tidak ingin merepotkan istrinya serta tidak ingin kuliah anaknya terganggu karena harus menggantikan dirinya bekerja.

“ Aku pernah mau digantikan istri sama anakku karena kasihan lihat aku kerja dari siang sampe tengah malem, tapi aku nolak soalnya gamau bebanin istri sama ganggu kuliah anakku.” Ungkap mbah Kempot.

“Tadinya anakku gamau lanjutin kuliah dia kasihan sama bapak katanya, tapi ya aku punya keinginan buat anakku kuliah lanjutin mimpi bapakknya terus aku bilangin kalau soal biaya jangan di pikirin biar itu urusan bapak, yang penting tetep kejar pendidikan sak duwure lan dadi sarjana (kejar Pendidikan setinggi-tingginya dan menjadi sarjana).” Jelasnya.

Walaupun ia hanya berjualan rokok keliling dan hidupnya serba kekurangaan, kini ia sukses menghantarkan anaknya kuliah hingga S2 di UGM. Dari hasil kerja kerasnya selama ia berjualan rokok inilah yang mampu membawa anaknya sukses hingga kuliah S2, usaha dan tekadnya tidak sia-sia ia bersyukur dan bahagia karena cita-citanya yang dulu ingin meraih Pendidikan dapat diwujudkan secara penuh oleh anaknya.

“Ya kalau namanya rezeki itu enggak kemana, alhamdulillah sekarang anakku udah sampe S2 kuliah di UGM, dia juga dapet beasiswa jadi mengurangi biaya. Aku seneng akhirnya anakku bisa wujud in mimpi bapakknya dulu.” Ucap Mbah Kempot.

Pantang menyerah dan selalu bersyukur, mungkin itulah yang menjadikan mbah kempot kuat dalam menjalani hidup serta tidak terlalu terbebani dalam menjalani hidupnya. Kini impian mbah Kempot yang ingin mengenyam pendidikan sudah diwujudkan oleh anakknya, hasil jerih payah mbah Kempot sudah membuahkan hasil dan tidak menjadi sia-sia.

“Harapanku, nanti kalau anakku udah lulus kuliah bisa dapet kerjaan yang sesuai keinginannya, aku ga minta di bales budi cuma pengen anakku tercapai impiannya udah seneng rasanya. Minta doanya aja semoga anakku cepat lulus dan mendapat pekerjaan.” Sambung mbah Kempot.

 

Kini mbah Kempot sudah memenuhi keinginan anaknya dan juga impiannya sejak dulu, pantang menyerah dan selalu bersyukur yang menjadikan mbah Kempot dapat mencukupi kebutuhan hidup keluarganya dan juga mewujudkan impian anakknya. Cerita dan pengalaman hidup mbah Kempot ini dapat menjadi inspirasi serta motivasi yang berharga bagi semua kalangan untuk tidak mudah putus asa dan menyerah dengan keadaan, apapun keadaannya pendidikan merupakan hal yang penting dan sayang untuk di lewatkan, karena pendidikan merupakan cahaya bagi masa depan yang cerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun