Saat Anda melaju di lajur tol (tax on location), berapa rata-rata kecepatan kendaraan yang Anda kemudikan? Asumsi saya adalah Anda melaju di kisaran 80 kilometer per jam. Jika kemudian jarak tempuh yang akan Anda lalui cukup jauh, maka Anda cenderung akan meningkatkan kecepatan lajunya agar cepat sampai bukan? Terlepas apa pun jenis kendaraan yang Anda gunakan, semua kendaraan telah dilengkapi dengan fitur pemantau kecepatan yang sama, yakni speedometer.
Dan kini, semakin modern sebuah kendaraan, fungsi speedometer yang awalnya difungsikan untuk memantau kecepatan laju kendaraan, mulai dilengkapi dengan fitur pendukung lainnya. Melalui speedometer, alat ini kini juga dapat membantu menunjukkan volume bahan bakar, memberitahu jarak yang masih dapat ditempuh menuju stasiun pengisian bahan bakar berikutnya, dan juga menginformasikan jarak yang telah kita tempuh dalam satu satuan/ serangkaian waktu perjalanan. Dan sekali lagi, seberagam bagaimanapun fungsi speedometer ini, indikator akhir penunjuknya selalu sama, yakni berupa satuan angka.
Sebagai contoh, Anda dapat dengan mudah melihat rerata kecepatan laju kendaraan Anda hanya dengan melihat angka yang ditunjuk oleh jarum speedometer Anda, katakanlah 80 km.. Namun, Anda juga dapat melihat seberapa banyak Anda telah mengisi bahan bakar dengan melihat batang atau bar (bukan angka) di dalam speedometer Anda, katakanlah 3 bar, 4 bar, 5 bar, dan seterusnya.
Inti dari pembahasan kali ini adalah bagaimana teknologi dalam sebuah kendaraan, dalam banyak hal telah membantu kita dalam perjalanan. Sebagai contoh, jika angka jarak tempuh kendaraan Anda yang ada di speedometer menunjukkan 9.600 km., ini memberi pesan pengingat agar Anda bersegera untuk melakukan servis berkala ke bengkel kendaraan. Ini berbeda jika kemudian tidak terdapat satuan angka di dalam kendaraan Anda, maka yang Anda andalkan pada akhirnya lebih pada daya ingat dan perkiraan, alih-alih prasangka yang secara akurasi data tentu sangatlah lemah.
Dan dalam konteks kehidupan, melalui angka-angkalah arah atau tujuan kita menjadi semakin jelas atau malah sebaliknya semakin kabur. Maka sangatlah penting untuk memastikan bahwa apa pun yang sedang atau akan kita lakukan nanti senantiasa terukur dan terarah.
"I believe that if you want to have the right society, if you want to take care everybody, you have to have women and men equal."
Melinda Gates, Founder Gates Foundation
Mari belajar dari Melinda Gates. Melalui Bill & Melinda Gates Foundation yang ia dirikan, ia selalu bangkit untuk menghadapi beberapa masalah yang paling kompleks dan serius di dunia, termasuk Covid-19. Sejak Januari 2020, ia telah memberikan komitmen lebih dari $300 juta untuk pencegahan Covid-19 dan terus bekerja sama dengan mitra-mitranya untuk mempercepat aksi global, memperkuat jaring pengaman sosial negara-negara berpendapatan rendah dan menengah serta kapasitas mereka dalam merespons virus, dan membantu memastikan ketersediaan komoditas penting, termasuk alat pelindung diri, diagnostik, terapi, dan vaksin.
Dalam sesi wawancara podcast dengan Marianne Schnall bertajuk "Conversations with Movement Makers", Melinda mengungkapkan, "Satu hal yang pernah saya lakukan pada musim gugur yang lalu adalah saya menulis sebuah artikel, dan kemudian menyisihkan satu miliar dolar, tentang apa yang diperlukan untuk benar-benar memajukan perempuan di Amerika. Karena saya percaya bahwa jika Anda ingin memiliki masyarakat yang baik, jika Anda ingin menjaga semua orang, Anda harus memiliki kesetaraan antara perempuan dan laki-laki. Dan kami belum mencapainya di Amerika."
Melinda menyadari fakta bahwa sistem pengasuhan di Amerika telah rusak. Para perawat yang merawat kita, 86% di antaranya adalah perempuan, para pengasuh utama di amerika, 75% di antaranya adalah perempuan, para pekerja yang berupah rendah yang kita tahu pekerjaan mereka sangatlah penting seperti menjaga toko kelontong tetap buka, atau memastikan menu di dapur terpenuhi, 62% di antaranya juga perempuan. Maka, jika kita ingin membuka kembali perekonomian ini, sebaiknya pastikan Anda melindungi dan menjaga keamanan para perempuan tersebut karena merekalah yang merawat orang lain. Merekalah yang menjadi pengasuh utama di rumah bagi anak kecil atau orang tua lanjut usia. Â
Perhatikan, bahwa seorang Melinda Gates tidak sekadar berderma. Namun ia tahu persis berapa nominal angka yang ia dermakan. Pun ia tak sekadar membantu para perempuan di Amerika, tetapi juga tahu persis total populasi para perempuan yang harus ia angkat derajatnya.
Fakta sensasional nan kompleks bagaimana kita belajar bahwa angka-angka tidak sekadar memperjelas tujuan yang hendak kita capai tetapi juga turut menciptakan persaingan gengsi adalah balapan jet darat Formula 1. Penobatan gelar sang juara dalam sebuah musim balapan sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, yang lagi-lagi jika kesemua faktor itu disatukan, maka akarnya akan selalu sama yakni merujuk pada kumpulan data statistikal. Â
Salah satu faktor yang sangat esensial adalah pit-stop. Dalam setiap seri balapan, para pebalap akan masuk ke pit-stop untuk mengganti ban. Meskipun begitu, faktanya, lajur pit-stop ini tidak hanya digunakan untuk mengganti ban, tetapi juga untuk menukar setir, membersihkan sidepod, memperbarui sayap depan, sampai mengganti kendaraan balap yang digunakan. Maka, sebuah pit-stop membutuhkan ketelitian ekstrem dan kerja sama tim yang sempurna agar hasil pekerjaan tidak hanya tuntas tetapi juga cepat sehingga sang pebalap dapat kembali ke lintasan balap dalam waktu sesingkat mungkin.
Sebelum 1950-an, pit-stop masih menyatu dengan lintasan balap dan tidak ada pergantian ban. Dan sekitar tahun 1950, hal ini berubah dan jalur pit dipisahkan dari lintasan. Hal ini memungkinkan para mekanik melakukan pekerjaannya dengan lebih aman dan memiliki lebih banyak ruang. Sekitar tahun 1957, barulah pit-stop dianggap sebagai salah satu strategi balapan. Dan barulah pada 1980-an pit-stop benar-benar mulai dioptimalkan, dari semula juga difungsikan untuk pengisian bahan bakar kemudian dihapuskan sehingga proses pebalap memasuki lajur pit-stop ini menjadi semakin cepat.
Dua dekade lalu, sekitar musim balapan 2004, saya masih sering menikmati ajang balap jet darat ini melalui layar televisi. Michael "Schumi" Schumacher dan Ferrari F2004 menjadi salah satu momen klasik yang senantiasa saya tunggu-tunggu. Masih teringat dengan jelas, bagaimana di musim 2004 seri Perancis, Ferrari mampu mencuri kemenangan atas Renault melalui 4 strategi pemberhentian.
Ferrari F2004 adalah mobil yang lebih cepat dibandingkan Renault R24 yang ditunggangi Fernando Alonso saat itu. Namun, di akhir pekan itu, Renault memiliki ban yang lebih cepat setidaknya di dalam satu putaran. Dan ditambah seperti yang ditakutkan oleh Ferrari, Alonso mampu meraih pole position lebih cepat 0.25 detik dari Schumacher yang tercepat kedua. Meski begitu, Ferrari sebenarnya bisa dikatakan beruntung karena bisa berada di barisan depan berkat jasa Jarno Trulli yang tidak melakukan putaran kualifikasi supercepat seperti biasanya.
Ban Michelin yang dimiliki oleh Renault tidak hanya memberikan traksi yang jauh lebih baik daripada ban Bridgestone yang dipunyai oleh Ferrari. Distribusi bobot bias ke belakang yang unik dari Renault semakin menonjolkan keunggulan tersebut.
Alonso awalnya terus menjauh dari Ferrari ketika balapan dimulai. Namun semakin lama mereka membalap, performa Bridgestone semakin baik dibandingkan Michelin. Meski begitu, ketika di lap kedelapan keduanya saling bersaing, Ferrari yang berpotensi lebih cepat, sayangnya tidak juga bisa mampu menyalip Alonso. Ferrari pun akhirnya memasukkan Schumacher di akhir lap 11 dari total 70 lap yang harus dijalani.
Pat Symonds dari Renault pun menghitung waktu pemberhentian Ferrari dan terkejut dengan durasinya yang sangat singkat. "Saya berasumsi mereka hanya berusaha untuk tidak kehilangan posisi dari beberapa pemain lini tengah, jadi ketika kami memasukkan Alonso ke dalam pit tiga lap kemudian, membuat stint kedua kami sedikit lebih pendek dari yang direncanakan."
Pada lap 15, Schumacher kembali naik ke posisi kedua. Pada lap ke-25, Schumacher kembali menguntit Alonso. Namun lagi-lagi tetap tidak mampu untuk menyalipnya. Schumacher pun melakukan pemberhentian kedua pada lap ke-29 dan sekali lagi kehabisan bahan bakar hingga tingkat ekstrem yang hanya cukup untuk 9 putaran. Pemberhentian lebih awal oleh Ferrari ini telah mendorong Renault untuk melakukan hal yang sama secepatnya. Renault pun masuk pit-stop lima lap lebih awal dari yang mereka rencanakan.
Schumacher pun melakukan pemberhentian ketiganya pada lap ke-42 saat unggul 5,5 detik lebih cepat dari Renault. Renault memperhatikan bahwa pemberhentian Schumacher ini akan sangat lama. Namun nyatanya tidak. Pemberhentian Schumacher jauh lebih singkat dari yang dibutuhkan. Schumacher mampu bergabung kembali di lintasan hanya sekitar 20 detik lebih lambat dari Renault yang masih menyisakan pemberhentian ketiga. Akhirnya, Alonso pun masuk pit-stop untuk ketiga kalinya di belakang Schumacher.
Tidak pelak lagi, Alonso pun kembali bergabung di lintasan dengan posisi di belakang Schumacher yang memimpin dengan mobil sangat ringan dan secara intrinsik lebih cepat. Yang dilakukan Schumacher saat itu hanyalah memperpanjang keunggulannya menjadi 25 detik atau lebih dalam 12 lap berikutnya, yang meskipun nantinya harus melakukan pemberhentian ke-4, Schumacher masih akan tetap memimpin balapan. Dan hasilnya, Schumacher juara!
Sahabat, mari untuk senantiasa memastikan bahwa setiap detik yang kita lalui dalam kehidupan kita, benar-benar terukur kebermanfaatannya. Membaca buku itu bagus, tetapi akan lebih bagus jika Anda menetapkan target berapa jumlah halaman yang harus Anda baca hari ini, yang akan bertimbal balik dengan jumlah buku yang akan Anda baca bulan ini, dan pada akhirnya dengan total jumlah buku yang akhirnya Anda selesaikan tahun ini. Persis seperti strategi empat pit-stop yang dilakukan oleh Ferrari. Mereka memantau progres statistik dari pit-stop 1, 2, 3, dan 4 yang mereka jalani sebelum akhirnya akumulasi dari setiap pemberhentian tersebut berhasil mengantarkan sang pebalap, Michael Schumacher, menjadi sang jawara musim 2004 seri Perancis.
Sahabat, Anda sebaiknya tidak cukup sekadar tahu apa yang harus atau akan Anda lakukan, Anda harus benar-benar tahu berapa angka yang harus Anda dapatkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H