An-Nisaa' telah nyata mencetak sejarah menjadi tim marching band TK pertama yang tampil di altar tertinggi kenegaraan: Istana Negara!
Meluruskan PemahamanÂ
Dan tanpa menurunkan nilai akan rangkaian prestasi yang telah diperoleh. Tanpa mengabaikan alih-alih melupakan semangat dan kerja keras selama dalam kawah candradimuka marching band TK An-Nisaa', pemahaman yang perlu dibentuk dan diyakini, bahwa the end in mind kita sebagai guru, pelatih, pun orang tua yang selama ini menjadi saksi atas peluh keringat, rasa sakit, luapan kegembiraan yang pernah kita temukan dalam diri mereka adalah: mengantarkan mereka untuk berjejak tegak.Â
Para anggota tim marching band TK An-Nisaa' ini terseleksi berdasarkan minat, dan bukan bakat. Dengan latar belakang potensi yang beragam, para calon pemimpin masa depan ini terus giat berlatih untuk memberikan yang terbaik.
Maka, saat kita kelak melihat mereka melangkah tegap menuju tengah lapangan, memerankan tugas dengan baik, dan mengakhiri pertunjukan dengan rasa bangga, itu adalah kado terindah yang pernah mereka persembahkan. That's enough! Â
Generasi Emas 2024
Saya perlu sampaikan setidaknya dua fakta bahwa generasi marching band 2024 ini hebat!
Pertama, the first training for the first leading. Mohon maaf jika kemudian mencoba untuk mengaitkan generasi 2024 dengan generasi sebelumnya. Semuanya hebat. Namun fakta tidak terbantahkan bahwa generasi 2024 ini hanya belajar marching band untuk pertama kalinya di jenjang TK B. Ini berbeda dengan generasi sebelumnya yang mulai belajar sejak di TK A. Jika di generasi sebelumnya mereka belajar selama dua tahun, generasi 2024 ini belajar hanya dalam kurun satu tahun.
Kedua, the extreme season. Selaras dengan dalil pertama. Waktu yang seolah menghimpit ini tidak hanya berkaitan dengan masa akademis di sekolah. Jadwal kompetisi ternyata juga dimajukan ke Mei 2024. Waktu berlatih yang tidak selama generasi sebelumnya dan ditambah jadwal kompetisi yang semakin cepat seolah memaksa dan mengasah soft skill mereka untuk berdamai dengan keadaan.
Hanya dalam hitungan kurang dari satu tahun, mereka memiliki tiga target komposisi; teknik bermain, penguasaan lagu, dan juga koreografi tim. Maka tidaklah bijak jika kita menjadikan situasi ini kelak sebagai alibi, tetapi justru menjadikannya sebagai spirit always do the best and god saves the rest. Â
Situasi ini mengingatkan saya pada petuah sang mahaguru kepemimpinan Anthony Robbins: