Mohon tunggu...
Agus Sujarwo
Agus Sujarwo Mohon Tunggu... Guru - Founder Imani Foundation

Founder Imani Foundation

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mindful Travelin' ala Tebet Eco Park

2 Juni 2022   15:30 Diperbarui: 2 Juni 2022   15:30 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp


Mengutip laman resmi tebetecopark.id, Tebet Eco Park (TEP) merupakan taman kota yang didedikasikan untuk masyarakat dan lingkungan. Terletak di Jakarta Selatan dengan area seluas 7,3 hektare, hadir sebagai ruang terbuka hijau yang telah direvitalisasi. Dua kawasan taman yang awalnya terpisah dan berseberangan -- Taman Tebet Utara dan Taman Tebet Selatan, kini telah menjadi satu taman terpadu yang mengusung konsep harmonisasi antara fungsi ekologi, sosial, edukasi dan rekreasi.

Sebelum menjadi Tebet Eco Park, awalnya taman ini dikenal sebagai Taman Tebet atau Taman Honda yang diapit oleh Jalan Tebet Barat Raya dan Jalan Tebet Timur Raya, Jakarta Selatan. Sejak awal 1960-an hingga tahun 2006, kawasan yang mulanya ditempati oleh para warga pindahan dari Senayan, Jakarta Pusat ini sempat terbengkalai. Pihak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta lantas bekerja sama dengan PT Honda Prospect Motor melakukan revitalisasi. Setelah revitalisasi, taman pun diresmikan pada 28 Juli 2010 oleh Walikota Jakarta Selatan bersama President Director Honda Prospect Motor Yukihiro Aoshima

Delapan Maskot Tebet Eco Park

 Seolah mengawal slogan "Jakarta, Kota Kolaborasi", Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun tetap melanjutkan program revitalisasi Taman Honda ini dengan bekerja sama dengan pihak-pihak terkait. Proses pembangunan Tebet Eco Park dikawal dengan guideline dan rekomendasi teknis yang komprehensif untuk memastikan proses pembangunan tidak mengganggu proses ekologis yang terjadi di taman. Mulai grading tanah, pembongkaran turap PHB, pruning, hingga seleksi pohon yang rawan tumbang.

Tebet Eco Park kini memiliki delapan zona yang dapat dijadikan sebagai tempat para warga beraktivitas. Nah, yang menarik adalah, pernahkah membayangkan jika setiap zona ini rupanya tidak sekadar berupa bentuk fisik tetapi juga memiliki maskot? Sekadar kilas balik, kita tentu mengenal sosok Zabivaka, maskot untuk gelaran Piala Dunia FIFA 2018 di Rusia.

Zabivaka digambarkan sebagai penjelmaan sosok memesona dan disimbolkan ke dalam serigala muda yang sejak kecil selalu bercita-cita menjadi pemain bola profesional. Dengan teknik bermain bola yang mumpuni, Zabivaka selalu berkontribusi untuk kemenangan tim yang dibelanya. Atau Anda barangkali pernah melihat sosok kartun Kevin, Stuart, dan Bob dalam film animasi Minions? Kevin digambarkan sebagai cerminan bagi karakter penuh insiatif dan pemberani. Stuart diposisikan sebagai cerminan bagi karakter yang humoris dan menikmati hidup. Dan Bob ditampilkan untuk mewakili karakter yang peduli dan berjiwa besar.

Dan lebih dari sekadar taman, Tebet Eco Park berupaya menciptakan satu ekosistem tempat alam dan manusia bisa saling berinteraksi, tidak saja secara fisik, tetapi juga emosional. Dan menghadirkan maskot-maskot sebagai perlambang dari setiap zona yang ada di Tebet Eco Park, seakan mengajak para warga untuk tidak sekadar bersentuhan secara fisik dengan bangunan yang ada tetapi juga berkomunikasi secara positif dengan "ruh-ruh tidak kasatmata" dari setiap maskot yang ada.

Pertama, Linky. Maskot Linky memiliki bentuk tubuh menyerupai angka delapan yang memberi penanda penghubung antartitik. Ia mewakili zona Infinity Link Bridge yang berarti menyambungkan. Ia bahkan didapuk menjadi saudara tertua dari keluarga besar Tebet Eco Park. Dengan sifatnya yang bijak, Linky akan membantu mengedukasi masyarakat akan pentingnya hubungan antarseluruh elemen yang ada di taman. Adapun secara fisik, Linky yang didesain dengan berbagai tone warna pohon Leda (Eucalyptus deglupta blume) ini berbentuk jembatan dengan tinggi enam meter. Ia berdiri di antara pepohonan eksisting yang menjulang tinggi sehingga memberi kesan terpeluk oleh kanopi hijau yang rimbun.

Kedua, Bit Bit. Dengan bentuk tubuhnya yang oval dan mahkota rambut yang jarang, maskot Bit Bit sekilas seperti menyerupai buah tomat. Bit Bit berasal dari kata bibit yang berarti asal-muasal dari semua yang ditanam di Community Garden. Ia dikenal sebagai sosok yang gemar bertanam dan selalu membuahkan sayuran dan buah-buahan. Secara bangunan fisik, Bit Bit Bit mewakili zona Community Garden. Community Garden yang berbentuk area berkanopi besar ini menjadi tempat bagi warga maupun komunitas yang ingin belajar bercocok tanam.

Ketiga, Waya. Moncongnya yang panjang mengingatkan sosok Waya pada seekor buaya. Dan memang itulah benarnya. Waya diambil dari kata buaya. Ia dihadirkan sebagai saudara paling muda atau bungsu dari keluarga Tebet Eco Park mewakili zona Children Playground. Bisa dikatakan, dari sisi usia, setidaknya ia berselisih tujuh tahun lebih muda dari Linky. Dengan karakternya yang senang, suka tertawa, periang, dan sangat aktif, Waya akan selalu menemani siapa pun bermain dengan tetap memerhatikan keselamatan.

Waya, secara fisik berbentuk menyerupai buaya besar, ya besar karena bagian tubuhnya memiliki lorong yang dapat dimasuki oleh anak-anak untuk berteduh alih-alih berlindung dari terpaan air hujan. Di bagian mulutnya, yang memang dikenal bertaring tajam, terpasang tali-tali kukuh tempat anak-anak bisa bergelantungan. Mereka dapat bergelantungan bahkan dari satu tali ke tali lainnya menyerupai gerakan pull up. Melalui gerakan ini, setidaknya empat jenis otot tubuh akan terstimulus; latissimus dorsi, trapezius, erektor spinai, dan infraspinatus, yang akan semakin memperkuat otot punggung, lengan, dan bahu.

Keempat, Heejoo. Maskot Heejoo menyerupai bentuk rumput. Sekilas ia seperti memiliki jambul-jambul runcing yang memanjang ke atas. Heejoo yang diambilkan dari heejoo dalam bahasa Sunda, digambarkan sebagai pribadi yang senang bergerak dan produktif. Ia dihadirkan untuk mewakili zona Community Lawn. Secara fisik, zona Community Lawn berupa hamparan tanah hijau yang dikelilingi bunga kupu-kupu (Bauhinia purpurea). Ditujukan untuk mengakomodasi kegiatan-kegiatan publik dengan cara yang lebih intim. Ini dapat dilihat dengan adanya desain gundukan-gundukan tanah berumput yang membagi area luas menjadi area yang lebih kecil, privat, dalam kesatuan lanskap Tebet Eco Park.

Kelima, Rinda. Maskot Rinda menyerupai mahkota bunga ini dijuluki Rinda. Rinda berasal dari kata rindang dan hadir untuk mewakili zona Forest Buffer. Rinda selalu senang untuk membuat semua karakter; Linky, Bit Bit, Waya, Heejoo merasa nyaman dan teduh. Saat diminta bercerita tentang manfaat pohon dan pentingnya hutan kota, Rinda akan dengan senang hati melakukannya.

Secara fisik, Forest Buffer berupa jalan tapak berkelok membentang dari sisi utara ke selatan. Ia adalah zona yang lebih tenang bagi para pengunjung untuk dapat berjalan di bawah rindangnya pohon dan menikmati alam sekitar. Lebar permukaan jalannya pun terbilang cukup bagi dua pesepeda untuk melintas berlawanan arah. Dan jika lelah, dapat beristirahat di spot kursi taman menyerupai batang pohon yang melintang yang sudah disiapkan di beberapa titik. Lokasi Forest Buffer ini berdekatan dengan Community Garden agar lebih mendukung kegiatan sosial yang lebih santai dan edukatif.

Keenam, Urang. Tidak seperti maskot sebelumnya yang lebih mewakili karakter numerik, flora, fauna, Urang berbentuk sosok manusia atau urang. Urang berasal dari bahasa Sunda yang berarti saya atau kita. Urang dihadirkan untuk mewakili zona Plaza dengan karakter penjaga sekaligus benteng bagi keseluruhan elemen di Tebet Eco Park. Cukup beralasan jika secara fisik, bangunan Plaza ini terletak di bagian terdepan, atau pintu masuk Tebet Eco Park yang memberi kesan pintu pembuka sekaligus perisai pertahanan keluarga besar Tebet Eco Park.

Secara fisik, Plaza berbentuk area lobi luas tempat para pengunjung dan spirit ekologis bertemu. Di bangunan inilah para pengunjung akan memulai perjalanan menjelajahi keluarga Tebet Eco Park dan di bangunan ini pulalah para pengunjung akan mengakhiri perjalanan untuk kembali ke rumah masing-masing. Di depan bangunan berkanopi raksasa ini terdapat bangunan menyerupai koloseum yang berundak dari atas terus bertangga ke bawah, memberi kesan siapa pun yang pertama kali masuk Plaza dan meniti tangganya seolah sedang beralih dari titik tertinggi menuju titik terendah konflik kehidupan. Sebuah papan nama berwarna orange bertuliskan Tebet Eco Park pun siap menjadi area bersandar untuk berswafoto ria begitu kita sampai di bawahnya.

Ketujuh, Floria. Maskot Floria mirip dengan Forest Buffer yang berbentuk bunga. Floria berasal dari kata floral yang dihadirkan untuk sebuah karakter yang mencintai keindahan. Secara fisik bangunan yang mewakili zona Thematic Garden ini mirip dengan Forest Buffer yang berbentuk jalan tapak untuk para pengunjung berjalan kaki. Namun, Floria lebih banyak dihiasi oleh keberadaan bunga-bunga yang tumbuh di sekelilingnya. Dan secara khusus, Floria juga menjadi pintu gerbang bagi siapa pun yang ingin naik atau turun dari Infinity Link Bridge. Dengan pola lantai berbentuk lingkaran, ditujukan untuk area display tanaman dan instalasi seni para seniman lokal.

Kedelapan, Banyu. Maskot Banyu berbentuk tetesan air berwarna biru segar. Dan seperti diketahui, banyu adalah bahasa Jawa yang berarti air. Dengan karakter air yang selalu bergerak dari permukaan yang tinggi ke permukaan yang rendah, Banyu digambarkan sebagai sosok yang senang memberikan nutrisi bagi karakter lainnya. Ia seolah akan dengan senang hati berbagi cerita tentang manfaat air bagi taman, dan khususnya pentingnya air bersih.

Banyu hadir untuk mewakili zona Wetland Boardwalk. Secara fisik, ia berbentuk jembatan kayu rendah yang dibangun mengikuti alur sungai atau rawa yang ada di bawahnya. Wetland atau rawa adalah lahan genangan air (lahan basah) yang menjadi aset ekologis penting bagi Teber Eco Park. Zona ini adalah sebuah sistem natural yang didesain untuk mengendalikan banjir dan untuk meningkatkan kualitas air dengan memanfaatkan tanaman-tanaman yang dapat mendukung pemurnian air, agar kelak air yang mengalir dari Tebet Eco Park bagian utara adalah air yang bening dan bersih.

Nah, buat Kamu yang ingin berkunjung ke Tebet Eco Park, simak saran berikut.

Pertama, waktu berkunjung. Pertama kali kami tiba di taman ini adalah hari Minggu pukul delapan pagi. Tiba di awal waktu sangat memudahkan untuk mencari tempat untuk parkir kendaraan. Semakin pagi, semakin dekat dengan area pintu masuk. Dan semakin siang, siap-siap untuk mendapatkan area parkir yang cukup jauh dari pintu masuk Tebet Eco Park. Dari sisi bangunan pun, untuk area parkir yang semakin jauh dari taman, sebagian masih berupa lahan kosong dengan permukaan tanah yang tidak rata.  

Kedua, cuaca. Kami tiba di Tebet Eco Park, tidak lama setelah gerimis reda. Itu artinya, permukaan jalan dan juga permukaan area bermain taman masih cukup lembap. Kamu perlu lebih hati-hati agar tidak terpeleset saat berjalan atau bermain. Berkunjunglah terutama di saat matahari bersinar hangat sehingga memudahkan kamu untuk berkegiatan selama berada di taman.

Ketiga, peraturan taman. Di area pintu masuk, terdapat tempat untuk pengukuran suhu tubuh berupa barcode pedulilindungi. Saat kami berkunjung, banyak warga yang terus berdatangan untuk menikmati keindahan taman. Dan tidak setiap warga, terlihat peduli untuk melakukan akses barcode sebelum memasuki area taman. Meski tidak terdapat penjaga taman ataupun ditegur oleh petugas, tetaplah mengukur suhu badan demi kesehatan mandiri dan bersama. Tetap kenakan masker dan menjaga jarak aman agar terhindar dari penyebaran virus Covid-19.

Di Tebet Eco Park juga tidak diperbolehkan untuk membawa binatang peliharaan. Ini sangat beralasan karena pengunjung taman sangatlah banyak, terlebih di akhir pekan. Jika membawa sepeda pun juga hanya boleh dituntun dan tidak diperbolehkan untuk dinaiki. Dan jika membawa perbekalan, buanglah sampah makanan atau minumannya ke tempat sampah yang disediakan.

Selamat bermain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun