Mohon tunggu...
Agus Sujarwo
Agus Sujarwo Mohon Tunggu... Guru - Founder Imani Foundation

Founder Imani Foundation

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar Fokus dari Seorang Hee Ah Lee

18 Mei 2022   14:50 Diperbarui: 18 Mei 2022   21:33 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kamis malam (6/8), 2009, jari-jemari Hee Ah Lee terlihat gemulai memainkan tuts-tuts piano mengalunkan "Joyful" karya Beethoven. Berbalut gaun biru-batik, Hee mendapatkan kesempatan istimewa untuk tampil di hadapan Ibu Negara Ani Yudhoyono. 

Sisi yang mengesankan selain alunan yang indah di malam itu adalah Hee adalah penyandang disabilitas. Ia terlahir  sebagai penderita ectrodoctyly atau lazim dikenal dengan sindrom capit lobster. Hee hanya memiliki dua jari yang bentuknya menyerupai capit dan huruf V. Bahkan kedua kakinya juga tidak sempurna hanya sebatas lutut. Namun, bukannya fokus pada kekurangan yang ia miliki. Hee justru fokus kepada dua hal yang ia miliki. Jemarinya yang tidak lengkap dan sepasang kakinya yang juga tidak sempurna. Keduanya saling menguatkan sehingga mampu menghasilkan alunan nada yang mencuri perhatian jutaan pasang mata.

Hee seperti ingin mengajarkan, kekurangan selamanya akan menjadi kekurangan ketika ia hanya diperlakukan sebagaimana adanya. Namun ketika kekurangan itu ditautkan dengan anugerah lainnya, maka kekurangan itu akhirnya menjadi sebuah pesona. Kombinasi jari jemari berbentuk capit yang digunakan untuk memainkan tuts piano dan sepasang kaki tanpa lutut dan betis yang digunakan untuk bersimpuh, juga semangat dari sang Ibu, Woo Kap Sun, telah menghadirkan satu simponi indah yang dialunkan di berbagai negara oleh Hee Ah Lee. 

Menjalani salah satu fase dalam hidup: ujian sekolah, seleksi pegawai, masa pernikahan, proses persalinan, masa pensiun, adalah tentang cara kita menyatukan setiap elemen yang ada dalam diri kita, fisik dan nonfisik. Ada kalanya di satu tahapan tertentu kita tidak memiliki cukup sumber daya yang kita butuhkan; lambat, lemah, lelah, cemas. Dan ada kalanya di satu tahapan lainnya kita memiliki potensi yang melimpah; pengetahuan, kekayaan, persahabatan, keberanian. Tugas kita bukanlah meninggikan keberlimpahan dan mengubur kekurangan, melainkan menggandeng keduanya bersamaan untuk meraih tujuan akhir yang kita inginkan.

Jika ketiadaan betis dan telapak kaki tak menghalangi Hee Ah Lee untuk bersimpuh agar dapat memainkan (bahkan tanpa memiliki keseluruhan jari) tuts-tus piano dan hasilkan alunan simponi yang indah, lantas kombinasi energi seperti apakah yang ingin Anda tunjukkan? Mari hening, bisa jadi rasa malas mestinya tidak menghalangi Anda untuk bangun dan menegakkan salat malam sehingga menuai jiwa yang tenang. Atau bisa jadi keberlimpahan Anda secara finansial selama ini perlu Anda kombinasikan dengan keyakinan bahwa Anda sesungguhnya hanya butuh pendamping hidup yang tepat, dan bukan yang hebat. Atau cibiran orang-orang si sekitar Anda justru menjadi penghias doa-doa terindah Anda di malam hari sehingga semakin banyak orang yang Anda doakan, semakin berlimpah pula pahala yang kelak akan Anda dapatkan. Seperti petuah Bunda Hee Ah Lee,  "Jangan takut jika kamu tidak memiliki apa-apa, Tuhan akan membantumu.". Wallahu alam. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun