Mohon tunggu...
Agus Sujarwo
Agus Sujarwo Mohon Tunggu... Guru - Founder Imani Foundation

Founder Imani Foundation

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

KFC, dari Gudang ke Waralaba

5 Maret 2022   08:56 Diperbarui: 5 Maret 2022   08:58 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semalam sebelum saya menuliskan bagian ini, saya menyimak sebuah talk show di salah satu televisi swasta nasional. Kisah seorang mantan pramugari yang mengalami dua kali pengalaman pahit saat bertugas. Tidak saja sebatas mental tetapi juga fisiknya berubah. Ia harus menjalani masa perawatan selama bertahun-tahun, termasuk melakukan operasi pada wajah dan betis, ya karena sebagian daging betisnya hilang. Menerima kenyataan bahwa ia sudah distatuskan resign dari perusahaannya, padahal ia tidak pernah mengajukan surat pengunduran diri. Sebelum akhirnya kini berhasil menjadi seorang pemilik bisnis di bidang penerbitan.

Saya lantas berpikir, seandainya ia menyerah di tahun-tahun pertamanya setelah kecelakaan tragis tersebut, barangkali ia tak mampu berjalan seperti sekarang atau wajahnya tak terlihat indah seperti saat ini dan itu berarti ia bias jadi akan mengurung diri di dalam rumah, atau bahkan memiliki dan memimpin sebuah start up business.

Tidak ada kata gagal, yang ada adalah Anda memilih untuk berhenti (bertarung).

Saya lantas teringat Kolonel Sanders. Sang pendiri kerajaan ayam goreng Kentucky Fried Chicken (KFC). Harland Sanders lahir pada tanggal 9 September 1890. Nama Lengkapnya adalah Harland David Sanders. Ayahnya bernama Wilbur David Sanders dan ibunya bernama Margaret Ann Sanders.

Di usia 6 tahun, Sanders kehilangan ayahnya yang meninggal Ibunya pun terpaksa memikul tanggung jawab lebih awal. Kondisi yang ada mengharuskan Harland Sanders menjaga kedua adik kandungnya dan belajar memasak lebih awal. Belum menginjak tujuh tahun, Harland Sanders telah menjadi koki handal. Dia bekerja di sawah saat baru berusia sepuluh tahun dengan upah dua dolar setiap bulan.

Pada saat bekerja sebagai kuli dengan hanya mendapat upah tidak lebih dari enam belas sen, ia juga pernah bekerja sebagai tukang parkir. Di tahun 1906, ia kemudian masuk tentara dan dikirim ke Kuba. Setelah itu ia kemudian pensiun dari angkatan darat. Hidup dengan mengandalkan uang pensiun tidaklah cukup, ia kemudian bergabung menjadi tim pemadam kebakaran kereta api. Pada masa-masa itu juga, Harland Sanders belajar hukum melalui koresponden. Harland Sanders terus menggali kemampuannya hingga akhirnya dia memperoleh ijazah di bidang hukum.

Meskipun dia sudah sering menangani kasus di beberapa pengadilan di Little Arkansas, namun dia merasa penghasilannya sangat jauh dari standar. Oleh karena itu, bagi Harland Sanders ijazah yang telah diperolehnya tidak ada gunanya. Harland Sanders meninggalkan profesi pengacara dan membuka sebuah stand untuk servis mobil pada tahun 1929 di Corbin, Kentucky.

Suatu hari, seorang penjual asongan berkata bahwa di kota ini tidak ada rumah makan yang bagus, sehingga siapa pun bisa makan di dalamnya dengan nyaman. Harland Sanders mengiyakan pendapat itu.

Dalam benaknya bergejolak keinginan untuk mendirikan sebuah rumah makan. Tidak satu pun orang yang tahu kalau komentar pedagang asongan tersebut akan menjadi satu titik dalam kehidupan Harland Sanders yang kemudian akan mengubah nasibnya. Rumah makan tersebut melahirkan sebuah gebrakan dalam menyajikan menu makanan tercepat. Harland Sanders memulai dari sebuah ruangan kecil, yaitu sebuah gudang di belakang stand pelayanan mobilnya. Harland Sanders telah mengubahnya menjadi sebuah rumah makan kecil yang menjual ayam goreng dan sayur segar.

Rumah makan Harland Sanders begitu terkenal. Untuk membuka rumah makan, Harland Sanders tidak merasa kesulitan hanya dengan menutup pom bensinnya dan mengubahnya menjadi sebuah rumah makan yang ia beri nama "Caf Sanders".

Pada tahun 1930, usaha Harland Sanders semakin berkembang. Rumah makannya kini dipenuhi seratus empat puluh dua orang. Mengingat cintanya terhadap pengembangan dan pendidikan yang terus-menerus dalam hal apa pun, akhirnya Harland Sanders mengikuti sebuah pelatihan tentang manajemen rumah makan dan hotel selama delapan minggu di Universitas Cornell.

Harland Sanders sangat suka ayam goreng, hanya saja tidak memakai cara klasik, yaitu dengan memakai minyak yang tidak bisa menghasilkan rasa seperti yang diinginkannya. Pada tahun 1939, Harland Sanders menemukan cara jitu untuk menggoreng ayam. Salah satu hal yang membantu penemuan barunya tersebut adalah penemuan pressure cooker atau panci bertekanan yang dapat menghasilkan ayam lezat dan segar dalam waktu sepuluh detik dengan cara dikukus di atas uap.

Cara tersebut sangat baik sebab tanpa menghilangkan rasa dan bau serta tidak menggunakan minyak. Setiap tahun, Harland Sanders selalu melakukan percobaan untuk ayam gorengnya hingga akhirnya ia menemukan resep spesial ayam goreng yang terdiri dari rempah-rempah dan bumbu-bumbu yang dikenal dengan 'Sebelas bumbu rahasia KFC.'

Pada tahun 1949, Harland Sanders menerima pangkat kolonel berkat keberhasilannya di wilayah Kentucky. Akan tetapi, Harland Sanders lebih suka dipanggil bisnisman.

Pada tahun 1953, Harland Sanders mendapat tawaran untuk menjual rumah makannya dengan harga seratus enam puluh empat ribu dolar. Meski jumlah ini sangat menggiurkan, akan tetapi Harland Sanders menolaknya.

Selang beberapa tahun, tata letak kota Kentucky mengalami perubahan, sehingga rumah makannya tidak lagi strategis dan menarik pengunjung. Inilah yang menjadi sebab kenapa dia terpaksa menjualnya melalui pelelangan terbuka dengan harga tujuh puluh lima ribu dolar. Jumlah ini belum cukup untuk membayar hutang-hutangnya.

Sang Kolonel memutuskan untuk pensiun. Dia mendapatkan uang sejumlah seratus lima dolar dari jaminan sosial milik Harland Sanders sendiri dan juga milik istrinya. Meski dengan kondisi jiwa yang remuk dan serba kekurangan, akan tetapi Harland Sanders tidak menyerah. Harland Sanders mencoba menjual resep ayam goreng ala KFC ke rumah makan di wilayah Outta, AS. Ia mencoba menawarkan resepnya. Harland Sanders turun ke pasar-pasar untuk mempromosikan ide penjualan ayam KFC-nya, meski sudah tua dan terserang penyakit rematik.

Harland Sanders terkadang tidur di dalam mobil demi mencukupi pembayaran hotelnya. Selama dua tahun berkeliling, Harland Sanders hanya dapat memuaskan lima rumah makan saja. Resep ayam yang ia tawarkan lebih banyak ditolak dan ditertawakan.

Selama dua tahun berkeliling menawarkan resepnya ada lebih dari 1000 penolakan yang ia terima. Tanpa kenal menyerah dan yakin akan berhasil, ia terus berusaha. Akhirnya resep ayam gorengnya banyak disukai oleh masyarakat Amerika ketika itu. Perjuangannya yang tak mengenal lelah terbayar dengan lakunya resep ayam gorengnya. Hingga ketika usia kolonel Harland Sanders menginjak usia tujuh puluh tahun, jumlah rumah makan yang menjadi bagian dari franchise KFC-nya mencapai dua ratus tempat, di USA dan Kanada.

Setelah mencapai jumlah ini, Harland Sanders berhenti berkeliling karena banyak orang yang datang ke tempat tinggalnya untuk berkonsultasi. Akhirnya, dia sepenuhnya membantu sang istri untuk meracik resep makanan yang terdiri dari beberapa jenis tanaman rempah-rempah dan bumbu-bumbu.

Ia lalu menjualnya memalui pos. Hingga sekarang, resep tersebut tidak diketahui kecuali segelintir orang yang tidak melebihi jumlah jari satu tangan.

Pada tahun 1963, jumlah rumah makan yang berada di bawah franchise KFC-nya mencapai enam ratus tempat. Jumlah tersebut terlalu banyak dan tidak mungkin dia memikulnya sendiri. Oleh karena itu, Harland Sanders memutuskan untuk menjual bisnis waralaba KFC-nya kepada Jhon Brown Junior dan seorang milyuner Jack Mass seharga satu juta dolar. Selain itu, darinya Sanders juga mendapat gaji setiap bulan seumur hidup sebesar empat puluh ribu dolar (kemudian mengalami kenaikan menjadi tujuh puluh lima ribu dolar) sebagai ganti dari peranannya sebagai konsultan, iklan yang telah dia publikasikan, dan jabatannya sebagai direktur utama perusahaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun