Mohon tunggu...
Allegra Dedikasi
Allegra Dedikasi Mohon Tunggu... Lainnya - SMA N 1 Sungai Penuh

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jumat Kelabu dan Rapor Merah Pesta Demokrasi Kita

28 November 2023   11:08 Diperbarui: 28 November 2023   11:08 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sangat sulit untuk mengidentifikasikan jumlah penduduk yang tewas, bahkan banyak juga para penduduk yang hilang akibat bentrokan yang terjadi . Menurut laporan Letkol Friedy Tjiptoadi, Kapolres Banjarmasin,  kepada  Pol) Sanimbar Kapolda  Kalimantan Selatan, menyebut angka 60 orang. Sehari kemudian, angka itu menjadi 133 orang. Pangdam Mayjen Namoeri Anoem menyatakan, 187 orang ditahan sehubungan dengan kerusuhaan Jumat Membara. Polisi mengumumkan, 118 orang dibawa ke rumah sakit, banyak di antaranya dalam kondisi luka parah. Brigjen (Pol) Nurfaizi, Kadispen Polri, menyatakan, data terakhir menunjukkah 142 orang tewas, dengan rincian 140 tewas terbakar di Plaza Mitra, dan dua orang tewas di pusat perbelanjaan Lima Cahaya. Masih dalam pengumuman resmi ini, 118 orang luka-luka, ditambah 5 anggota ABRI. Selain itu, dibentuklah Tim Pencari Fakta, Tim Pencari Fakta YLBHI mencatat 123 korban tewas, 118 luka-luka, dan 179 orang hilang karena peristiwa ini. Menurut Komnas HAM, laporan mengenai angka yang hilang sebanyak 199 orang, tetapi kemudian dua orang sudah kembali, sehingga jumlah orang hilang sebanyak 197. Jika angka orang hilang ini dianggap sebagai tewas (yang sangat besar kemungkinannya), maka perkiraan korban tewas antara 302 hingga 320 orang. Korban tewas di Plaza Mitra dikunjungi tim pencari fakta Komnas HAM pada 31 Mei 1997

Peristiwa ini dilabeli sebagai peristiwa terburuk yang ada di Kota Banjarmasin,bahkan juga dicap sebagai salah satu peristiwa terparah dan terburuk sepanjang pesta demokrasi Indonesia. Beberapa pendapat menyatakan bahwa peristiwa ini dipicu karena kurangnya toleransi antar masyrakat Banjarmasin dan juga dilatarbelakangi atas ketidakpuasan warga terhadap Pemerintah Kota Banjarmasin

Sebagai catatan, pada masa orde baru hanya terdapat 3 partai yakni PPP,PDI, dan Golkar Partai Golkar dikatakan selalu menang telak dalam pemilu sehingga selalu mengangkat Soeharto menjadi Presiden Indonesia Para rakyat Indonesia pada orde baru saat itu juga sudah muak terhadap janji manis Partai Golkar yang mengiming -- imingi pembangunan,ditambah lagi isu isu korupsi yang dilakukan oleh pemerintah saat itu Mungkin saja inilah yang mengawali dan melatarbelakangi Peristiwa Jum'at Kelabu yang bisa saja merupakan bentuk protes warga terhadap pemerintahan pada masa Orde Baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun