[caption caption="Illustrasi | CNN Indonesia"][/caption]Sebelum ini, hits jumlah pembaca tulisan dikompasiana tidak terlalu menjadi perhatian saya sebagai kompasianer, tapi kejadian pagi tadi sungguh membuat saya mati kutu, malu dan tidak berkutik, ternyata hal yang selama ini tidak saya perhatikan, memalukan pada waktunya.
Heboh kunjungan Ketua dan Wakil Ketua DPR-RI masih belum berakhir, sampai siang ini kompasianer masih menurunkan tulisan terkait kunjugan tersebut dari berbagai sudut pandang dan berbagai gaya tulisan.
Hari Minggu (6/9/2015), saya ikut-ikutan menulis tema yang sama, tetapi lebih menitik beratkan kepada ucapan Ibu Nuruf Arifin sebagai seorang Staf Khusus Ketua DPR Bidang Komunikasi Politik dengan judul Nurul Arifin, Anda Ngomong Apa Sih? (sudah dilakukan pembetulan tulisan judul oleh Admin). Dan hits pembaca sampai dengan malam hari sudah mendekati angka 1.800 (kalau nggak salah).Â
Pagi tadi (sekitar jam 10:00 WIB), terjadi diskusi kecil-kecilan dengan teman-teman kerja berkenaan dengan tema kunjungan SetNov dan FaZon ke DT dan saya mengangkat komentar Ibu Nurul bahkan (karena lugu, culun dan penulis junior abal-abal kompasiana), saya tunjukan tulisan itu kepada teman-teman, bahwa saya telah menyuarakan kekecewaan terhadap ibu Nurul bukan hanya dengan ucapan tetapi juga tulisan terbuka di kompasiana dan memiliki hits pembaca lumayan banyak (versi saya).
Tetapi alangkah terkejut dan kagetnya saya, ternyata hits pembaca yang tertera pada saat itu hanya 2 (dua) dan salah seorang teman nyeletuk tulisan saya hanya dibaca 2 (dua) orang sambil terkekeh (entahlah apakah kekehannya mengejek atau ada makna lain saya tidak lagi perduli). Ada perasaan malu, jengah dan lidah saya menjadi kelu, hits yang tadinya mau saya tunjukan justru menjadi senjata yang mempermalukan diri saya sendiri.
Tulisan langsung saya tutup, keluar dari Kompasiana dan dengan alasan mau buang air kecil saya keluar dari diskusi yang sedang berlangsung dari pada saya menjadi bahan olokan dan cemoohan. Selama ini saya termasuk orang yang tidak perduli dengan hits pembaca dan ada sedikit kepedulian setelah mbak Mike mengeluhkan hal yang sama sebelumnya. Tapi hari ini saya menyadari sepenuhnya, betapa jumlah hits itu bisa mempermalukan saya dan kompasiana sukses membuat wajah saya seperti wajah tembok yang tak tahu malu memamerkan tulisan yang hits pembacanya sungguh memprihatinkan.
Andai sejak publish tulisan tersebut memang hanya dua hits saja, mungkin saya tidak akan merasa malu memamerkannya, tapi ini…..ach sudahlah…semuanya sudah terjadi. Dengan kejadian ini, mungkin inilah terakhir kali saya berani memamerkan tulisan saya di kompasiana kepada teman-teman, karena setelah saya cek 10 (sepuluh) tulisan terakhir saya di kompasiana hits pembacanya rata-rata dibawah 5 pembaca (7/9/2015; jam 15:48 PM). Apakah saya kecewa? Entahlah….
Notes: Tulisan ini tidak ditujukan untuk mendiskreditkan kompasiana.com maupun para Administrator Kompasiana, tulisan ini hanya ungkapan kepedihan hati karena malu, mohon dimaafkan jika tulisan ini membuat para Administrator Kompasiana menjadi tidak nyaman hati, merasa tersinggung atau merasa seperti dilecehkan, sekali lagi, tiada maksud dan tujuan saya kearah sana. Â Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H