[caption caption="Nurul Arifin - Staf Khusus Ketua DPR Bidang Komunikasi Politik | Tempo.co"][/caption]Staf Khusus Ketua DPR Bidang Komunikasi Politik, Nurul Arifin mengatakan, kehadiran pimpinan DPR ke acara kampanye bakal calon presiden Amerika Serikat Donald Trump bukan merupakan bentuk dukungan politik.  Kunjungan tersebut, semata dalam rangka silaturahim dan memperkuat investasi Trump di Indonesia. Begitu langsiran kompas.com (5/9/2015)
Saya salut dan hormat terhadap pembelaan anda kepada para pimpinan dewan yang secara nyata telah secara tidak langsung merendahkan harkat dan martabat mereka sebagai wakil dan pemimpin bangsa ini. Pembelaan anda layak mendapat bintang maha putra atau paling sial anda berhak mendapatkan lima botol bir bintang.
Sebagai staff anda telah melakukan tugas yang baik, melakukan komunikasi masa dengan sempurna sekaligus melakukan upaya pembodohan terhadap saya sebagai rakyat Indonesia, anda melakukan pembelaan terhadap pimpinan anda yang jelas-jelas telah melakukan perbuatan diluar konteks kunjungan ke Amerika.
Pahamilah mbak, sekalipun saya bukan rakyat yang mampu mengenyam pendidikan tinggi seperti anda dan para anggota dewan yang terhormat (masihkah?), tapi janganlah anda melakukan pengaburan informasi terhadap apa yang dilakukan oleh pimpinan anda yang mau tidak mau (katanya) merupakan bagian dari pimpinan bangsa ini. Walaupun anda dengan berbangga hati, wajah bersemu merah dan sumringah, menjelaskan dan menegaskan bahwa yang mereka lakukan sebagai pimpinan DPR-RI tidak salah, tetapi ingatlah Mbak, mereka sejatinya tidak lebih dan tidak kurang hanyalah wakil saya di DPR-RI, sebuah lembaga terhormat yang semakin sulit saya hormati.
Tak perlu anda dan para pimpinan yang anda bela bersandiwara dengan mengatakan bahwa DT adalah teman dan saya disebut sebagai orang yang menyukai DT. Itu semua klaim palsu seorang Setya Novanto, saya tidak pernah menyukai sosok DT yang flamboyant dan playboy, saya tidak suka mulut besarnya walaupun dia orang kaya dan mungkin bisa mempengaruhi pimpinan anda, tapi maaf DT tak pernah mampu membuat saya terpengaruh, kagum dan menyukainya. Sama halnya, semakin sulit bagi saya untuk menghormati seorang Setya Novanto dan Fadli Zon, walaupun saya telah berusaha merunduh dibawah akar kehormatan.
[caption caption="Nurul Arifin dalam berbagai pose. Sungguh aku menyesali, pernyataan dan statemen ibu telah melukai hati nurani saya dan sungguh jauh berbeda dengan tampilan ibu yang mampu membius sebagian mahluk yang berjenis kelamin beda, saya juga berharap pernyataan ibu seharusnya mampu membius dan membuat tenang saya sebagai rakyat jelata | Gambar dari berbagai sumber."]
Sebaiknya anda diam! dan tutup mulut anda rapat-rapat agar hati saya tidak semakin kering, karena disaat ini hati dan nurani saya kerontang terpapar asap dan mengeras terpanggang kemarau. Sekali ini saya menasehati anda sebagai orang pintar tapi ternyata menjadi keminter, ingatlah bu Nurul Arifin dan camkan baik-baik, hati saya terluka dengan pernyataan ibu, saya kecewa dan malu dengan keluarga saya, ternyata kepintaran dan talenta yang ibu miliki hanya dipakai untuk membela para pimpinan anda yang nyata dan terbukti tidak mampu menjalankan amanah sebagai pemimpin.
Sebaiknya anda pulang, cuci muka, cuci kaki, jika dianggap perlu segeralah mandi dan segeralah beristirahat agar pemikiran jernih anda menjadi terbuka, agar nurani anda terkikis dari selubung mementingkan diri sendiri dan kelompok tertentu dan segera menyadari bahwa yang ibu lakukan telah melukai saya sebagai warga negara dan bahkan mungkin telah mempermalukan diri anda sendiri. Semoga (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H