[caption caption="Ilustrasi | penulispro.net"][/caption]Anda merasa salah dalam menentukan pendidikan? Salah jurusan? Coba fikirkan kembali apakah manfaatnya tidak ada?sama sekli tidak ada? Anda salah, tidak ada pendidikan yang tidak bermanfaat.
Jika anda masih bersikukuh tidak ada manfaat sama sekali berarti anda tidak pernah memikirkan manfaatnya, anda hanya sibuk menyesali diri.
Tidak perlu menganbil.contoh tokoh diluar, dikompasiana ada contoh.orang sukses tapi tidak menjalani pekerjaannya sesuai dengan pendidikannya. Saya percaya sedikit kompasiner yang tidak mengenal Tjiptana Effendi, saat ini mungkin sebagian besar tahunya Opa Tjip pengusaha sukses yang sudah pensiun, tapi tahukah kompasianer bahwa latar belakang pendidikan beliau adalah guru? Tahukah kompasianer beliau lulusn FKIP?
Pengalaman pribadi penulis mengajarkan, Â bahwa salah jurusan atau salah sekolah tidak selamanya salah dalam hidup.
Hanya lulus sebagai siswa sekolah menengah ekonomi tingkat atas tidak membuat penulis berkecil hati, apalagi saat bekerja penulis justru dihadapkan pada dunia kehutanan, ada perbedaan disiplin ilmu yang cukup jauh apalagi dalam perjalan penulis diberi tanggung jawab sebagai administrator jaringan komputer.
Menghadapi kondisi ini, penulis melakukan beberapa hal yang dikemudian hari banyak memberikan manfaat dan kemudahan.
1. Mempelajari dan mencermati peraturan-peraturan yang memiliki hubungan dengan pekerjaan langsung penulis. Denamgan cara seperti ini memberikan kesan kita mengetahui dan menguasai peraturan yang berlaku, dengan begitu akan meningkatkan kepercayaan pimpinan.
2. Mencermati kebijakan manajemen. Saat saya masuk kerja, tidak mengerti komputer, namun saya menydari bahwa kedepan penggunaan komputer.tidak terelakan lagi. Penulis belajar komputer secara otodidak dan terbukti saat ini penukis dipercaya sebagai Administrator.
3. Mencari peluang mengembangkan diri. Tidak perlu malu bertanya kepada yunior jika memang kita tidak mengusai permasalahan yang sedang terjadi, minta input dari mereka sebanyak-banyaknya dan kembangkan dengan mencari referansi lain. Ikuti kursus atau seminar walaupun topik yang dibahas diluar pekerjaan sehari-hari.
4. Belajar tiada henti, jangan berbangga diri berhasil menyelesaikan sebuah tanggung jawab karena kita akan diberikan tanggung jawab yang lebih besar, dengan begitu mau tidak mau dengan keterbatasan yang kita miliki pilihan terbaik adalah terus belajar dan hargai orang-orang yang telah membantu kita.
5. Jadilah mahluk yang bersyukur, tidak perduli apa agama yang kita anut, cobalah mensyukuri pencapaian yang telah kita lakukan. Percayalah, dengan bersyukur kita akan dijauhkan dari sikap angkuh, sombong, loba yang akhirnya merugikan diri sendiri. Bayangkan, kita yang beda jurusan, yang katanya salah sekolah mampu setara dengan mereka yang sekolahnya benar.
Pepatah mengatakan tidak ada gading yang tidak retak, begitu juga dalam dunia kerja, kesalahan lumrah dan manusiawi sering terjadi, tapi cobalah segera perbaiki, coba telaah dimana letak permasalahanya.
Jangan memanfaatkan sisi lemah sebagai manusia untuk selalu membenarkan kesalahan yang kita lakukan. Kesalahan-kesalahan tersebut dimanfaatkan sebagai bahan koreksi agar kedepannya semakin baik. Salam Sukses.
Notes :Â Tulisan ini hanya berdasarkan pengalaman pribadi penulis selama 27 tahun didunia kerja dan bekerja dibidang yang cukup melenceng dari basis pendidikan yang dijalani. Ditulis diatas bus, dalam perjalanan Ng. Pinoh - Pontianak (14/11/2015)
