Mohon tunggu...
Aldy M. Aripin
Aldy M. Aripin Mohon Tunggu... Administrasi - Pengembara

Suami dari seorang istri, ayah dari dua orang anak dan eyang dari tiga orang putu. Blog Pribadi : www.personfield.web.id

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Mengenal David AP, Sang Inovator Herbal dan Pemegang Rekor MURI

22 Oktober 2015   14:15 Diperbarui: 13 April 2016   11:09 2195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sang Inovator, pada saat penganugerahan rekor MURI, bersama-sama dengan Dirut Perum Peruri Junino Jahya, Staff Ahli BUMN Gumilang dan Wamen Pertanian Bayu Krisna Mukti | dok. David AP"][/caption]Mas David, bergitu saya menyapa lelaki murah senyum, berkacamata dan berusia 47 tahun itu, dia adalah salah satu pemenang 100 Inovasi Indonesia tahun 2008 dan innovator pupuk tetes cair terkecil di dunia. Saat ini terus melakukan penelitian dan pengembangan berbagai produk herbal.

Beliau, bukanlah lulusan perguruan tinggi, beliau hanya menamatkan pendidikan sekolah menengah atas pada tahun 1989. Pada tahun 1995, keluar dari pekerjaannya sebagai Manager Operasional di sebuah dealer elpiji di Bogor, Jawa Barat. Keputusan untuk keluar dari pekerjaan, setelah melihat terbukanya peluang usaha di sektor pertanian dan yang ada di benak beliau adalah memulai inovasi yang telah lama menjadi cita-citanya.

Sebuah keputusan yang berani, karena keputusan keluar dari pekerjaan hanya bermodalkan tekad untuk maju serta berkeyakinan bahwa hanya dengan berwiraswasta dan menelorkan inovasi-inovasi baru yang akan memberikan masa depan yang cerah untuk keluarga. 

INOVASI PERTAMA DAN REKOR MURI

Inovasi pertama berupa pupuk tetes cair untuk tanaman tetapi sebagaimana galibnya sebuah inovasi tentunya disertai dengan kegagalan-kegagalan, Kegagalan, tidak mematahkan usaha beliau untuk terus menemukan formula yang tepat. Kegigihannya untuk terus melakukan inovasi dan percobaan kemudian berhasil menciptakan pupuk yang diidamkan.

Dari hasil pupuk tetes cair ini, Mas David bekerja sama dengan BUMN PKBL Peruri, menanam jagung di Desa Sinarbaya, Kecamatan Teluk Jambe Timur Kabupaten Kerawang. Panen jagung ini berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) berupa tanaman jagung manis terpadat 87.600 pohon per hectare (standar nasional hanya 42.000 pohon per hektar), kategori panen jagung tertinggi hingga 26,5 ton per hectare (standar nasional sebanyak 14 ton per hektar) dan kategori rasa jagung yang manis hingga 20 bricks (standard nasional 12 bricks).

Sejak mulai berinovasi, sudah berbagai macam inovasi yang dihasilkan oleh Mas David, di antaranya:

  1. Inovasi Pertanian.
  2. Inovasi Perikanan.
  3. Inovasi Peternakan
  4. Inovasi Jamu Tetes,
  5. Inovasi Terapi bekam relaksasi.
  6. Inovasi Madu Pahit.
  7. Inovasi Madu Tetes.
  8. Inovasi Perawatan kulit dan pemulihan luka bakar.
  9. Inovasi Perawatan untuk hewan peliharaan.

Kecintaan terhadap inovasi telah dilakoni sejak masih duduk di sekolah dasar, tidak seperti anak kebanyakan, di saat teman-temannya asik bermain dengan teman lainnya, David justru berasyik masyuk dengan tanaman untuk membantu ibunda tercinta, karena sedari kecil sang ayah sudah dipanggil Sang Khalik.

Mas David cukup tertutup untuk membicarakan urusan pribadi, ketika ditanya apakah saat SMA pernah pacaran. Dalam email yang dikirimkan mas David, hanya menyebutkan lebih tertarik pada urusan tanaman daripada tertarik kepada lawan jenis.

Dari inovasi yang dihasilkan, sebagai peraih Pemuda Agribisnis Paling Inspiratif dari Majalah Agrina, telah mengantarkan dirinya bertemu dengan para pejabat tinggi Negara, seperti:

Presiden Republik Indonesia, Bpk. Susilo Bambang Yudhoyono, pada tahun 2008.

[caption caption="Para Inovator mendapat ucapan selamat dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, saat mendapat penghargaan sebagai 100 inovator BIC tahun 2008 | Dok. David AP"]

[/caption]

 

Menteri Pertanian Republik Indonesia, pada tahun 2011.

[caption caption="Menteri Pertanian Bpk. Soeswono, sedang mencicipi Jagung hasil inovasi, pada tahun 2011 | Dok. David AP"]

[/caption]

Sultan sekaligus Gubernur Yogyakarta Hamengkubawana X

[caption caption="Bersama-sama dengan Gubernur Yogyakarta Hamengkubawana X, Wamen Pertanian dan Bupati Bantul pada saat panen raya bersama, dengan biotetespada tahun 2012 | Dok. David AP"]

[/caption]

Tiga pejabat tinggi di atas hanyalah contoh dari sekian banyak pejabat yang pernah ditemui terkait dengan hasil inovasi yang sudah dihasilkan oleh Mas David.

Dari beberapa pertanyaan yang diajukan melalui email dan percakapan melalui telepon, ternyata mas David belum merasa puas dengan inovasi yang telah dihasilkan. Beliau masih berkeinginan membuat beberapa produk dan penyempurnaan produk agar lebih baik, lebih berkualitas dengan ciri khas, kecil dengan manfaat besar, bisa dipakai untuk semua kebutuhan hidup manusia. 

TERSANDUNG KASUS HUKUM

Keberhasilan dirinya berinovasi menjanjikan kekayaan yang tidak sedikit, mungkin peluang emas inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh rekan bisnisnya sendiri bahkan sampai memperkarakan dirinya ke pengadilan.

Persoalan hukum di negeri ini hanya bisa dimenangkan oleh mereka yang punya kekayaan dan kekuasaan. Ini pula yang terjadi pada Mas David, inovasi yang dikembangkan secara susah payah akhirnya harus lepas dari genggaman, formulasi hasil temuannya jatuh ke tangan pihak lain walaupun hanya sekitar enam puluh persen dari formulasi asli tetapi tetap saja menjadikan formulasi itu laris di pasaran.

Sistem pemasaran baru yang diterapkan oleh rekan bisnis yang curang telah merusak nama baik dirinya sebagai innovator dan itu dirasakan secara nyata setelah beberapa pelanggan setia memprotes dirinya melalui email karena sistem penjualan yang di jalan saat ini menggunakan sistem paket dengan harga yang mahal.

Persoalan hukum tersebut tidak mematikan kreativitas dirinya, tetapi mematikan bisnis/usahanya untuk mencari nafkah bagi keluarga, selain gagal memenangkan perkara hukumnya, Mas David selalu mendapat ancaman dan intimidasi agar tidak memproduksi inovasinya secara massal. Ancaman tersebut bahkan sudah mengarah kepada keselamatan jiwanya. Itulah sebabnya mengapa, sampai saat ini belum ada produksi masal hasil inovasi baru, terkecuali yang sudah terekspos formulanya beberapa tahun yang lalu.

Kecintaannya kepada Indonesia membuat dirinya menolak tawaran menjadi warga negara lain, hal ini diketahui dari pembicaraan melalui telepon ketika ditanyakan apakah ada tawaran dari negara lain untuk memproduksi hasil inovasinya.

“Saya hanya ingin, hasil inovasi yang saya buat bisa berguna untuk masyarakat banyak dan membantu mereka yang tidak mampu, jika saya mengikuti ego pribadi, saya mungkin sudah menjadi warga negara lain, karena tawaran pernah saya terima,” jawabnya dari ujung telepon.

Saat ini, dirinya tetap melakukan inovasi dan melakukan pengobatan dengan cara bekam. Semua itu dilakukannya dengan cara bersembunyi dan nomaden dari satu tempat ke tempat lain. Berapa yang dihasilkan dari pekerjaan yang dilakoninya saat ini? Mas David tidak memberikan gambaran apa pun, tapi dari dugaan saya, setidaknya masih mampu untuk menghidupi keluarga kecilnya.

Beginilah susahnya jika inovasi berhasil dilakukan di negara yang masih sangat rendah pengakuannya terhadap hasil inovasi masyarakatnya, belum lagi ada pelaku-pelaku bisnis yang hanya mau bicara untung tetapi tidak menghargai bahkan berusaha merampas hak-hak inovatornya melalui berbagai instrument hukum yang bisa di-settingsesuai dengan keinginan.

Keinginan dirinya untuk terus berkarya dan berinovasi telah menghabiskan sebagian besar harta yang dimiliki sebagai upaya membela diri di pengadilan, tapi perjuangan hukumnya terbentur karena lawan yang harus dihadapi bukanlah orang sembarangan. Saya khawatir, walaupun dirinya tetap ingin berada di Indonesia dan memberikan yang terbaik untuk negeri ini, tetapi jika keselamatan diri dan keluarganya selalu menjadi taruhan, bukan tidak mungkin suatu saat nanti sang innovator bukan lagi milik bangsa ini. (*)

Catatan :

  • Demi keselamatan dirinya dan keluarga, saya tidak bisa melampirkan alamat tinggal dan nomor telepon, yang hendak berhubungan langsung dengan Mas David, silahkan kontak melalui email davebekam@gmail.com
  • Tanya-jawab saya lakukan melalui kontak email dan percakapan langsung melalui sambungan telepon.
  • Data-data terkait kasus hukum ada di tangan saya dan tidak saya publikasikan.
  • Mas David, adalah seorang kompasianer, kunjungi lamanya, melalui tautan dalam tulisan untuk mengetahui lebih detail hasil inovasinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun