Mohon tunggu...
Aldy M. Aripin
Aldy M. Aripin Mohon Tunggu... Administrasi - Pengembara

Suami dari seorang istri, ayah dari dua orang anak dan eyang dari tiga orang putu. Blog Pribadi : www.personfield.web.id

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Bermain dengan Sulitnya Transportasi Pedalaman dan Indahnya Alam

8 September 2015   11:19 Diperbarui: 8 September 2015   11:28 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Jenis transportasi yang paling banyak digunakan, ukurannya kecil dan hanya muat beberapa orang, yang tidak terbiasa pasti sedikit ketakutan karena permukaan air dengan permukaan body klotok sangat-sangat rendah | dok. pribadi"]

[/caption]

Walaupun lalu lintas sungai tidak terlalu padat, kami masih sempat berlintas dengan beberapa pengguna jalur sungai yang sama-sama menggunakan klotok sebagai transportasi. Ada adab yang tidak tertulis, jika mereka berpapasan dengan klotok yang lebih kecil dan sarat penumpang, dengan sendirinya klotok yang lebih besar mengendurkan gas dengan maksud mengurangi kecepatan dan meminimalkan gelombang, agar klotok yang lebih kecil aman saat berlintas.

 

[caption caption="Disaat kondisi air sungai diketinggian yang baik, pada tempat-tempat tertentu alur sempit, tapi cukup bersih dari pohon-pohon yang tumbang ke sungai | dok.pribadi"]

[/caption]

Hijaunya tumbuhan berupa perdu dan pandan-pandanan disepanjang sungai, sekaligus sebagai penanda bagi pengguna alur sungai.  Jika daun-daun pada perdu maupun pandan-pandanan terlihat adanya lumbur, berarti air sungai mengalami penurunan (surut), tetapi jika tidak ada bisa diartikan air sungai sedang dalam kondisi pasang naik atau ketinggian air bertahan dari beberapa haris sebelumnya. 

[caption caption="Hijaunya pepohonan yang tumbuh disepanjang sungai dan birunya langit membuat perjalanan terasa singkat | dok. pribadi"]

[/caption]

Lihatlah, betapa hijuanya dipinggiran sungai, pepohonan tumbuh dengan suburnya karena mendapat hara dan pupuk alam dari lumpur yang terbawa hanyut air sungai. Dan ditambah birunya langit pada pagi itu, membuat perjalanan terasa singkat.  Senyum sumringah para penumpang terlihat jelas, apalagi saat kelotok tambat di Desa Tumbang Dahuei yang merupakan tujuan perjalanan kali ini.  Apa kegiatan di Desa Tumbang Dahuei? akan dikisahkan secara singkat pada tulisan berikutnya (*). 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun