[caption caption="Menko Kemaritiman Rizal Ramli"][/caption]Rizal Ramli membuat gebrakan yang tidak perlu diawal dirinya ditunjuk sebagai menteri koordinator kemaritiman, melakukan intervensi dengan meminta Jokowi membatalkan pembelian pesawat airbus A350 kemudian mengkritik rencana pengadaan listrik sebesar 350.000 Megawatt, sebuah kritikan yang tanpa sadar menampar wajahnya sendiri sebagai menteri yang mengkoordinir kementrian ESDM.
Saya tidak tahu, apakah Rizal Ramli masih merasa dirinya bukan menteri Kabinet atau masih pangling setelah dilantik oleh Jokowi sebagai menteri koorinator kemaritiman. Â Namun kenyataannya, beliau sepertinya masih belum menyadari atau mungkin sengaja melakukan intervensi ke kementrian yang berada diluar tanggung jawabnya sebagai menko kemaritiman karena tidak puas dengan jabatan yang ada? Hanya Rizal Ramli yang bisa menjawabnya.
Seharusnya, tidak perlu melakukan kritikan kepada kementrian lain sementara kementrian yang berada dibawah koordinasinya masih perlu melakukan perbaikan-perbaikan, silahkan perbaiki dulu kinerja dan tanggung jawab selaku menko kemaritiman, jika sudah menunjukan prestasi yang bagus bolehlah memberikan kritikan dan masukan bagi rekan kerja menteri menteri yang lain.
Prestasi kerja yang selama ini kita dengar dan saksikan adalah hasil kerja diluar cabinet kerja dan tidak semestinya dibanggakan karena itu prestasi masa lalu, yang dibutuhkan oleh masyarakat saat ini adalah prestasi masa kini bukan membawa kenangan prestasi masa lalu untuk menjustifikasi kinerja kementrian lain disaat ini.
Bung Rizal sudah seharusnya melupakan prestasi masa lalu, tunjukan prestasi masa kini dengan melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan. Jangan sampai, kekhawatiran sementara pihak dengan ditunjuknya Rizal Ramli sebagai Menko Kemaritiman merupakan blunder presiden Jokowi justru di amini sendiri oleh bung Rizal dengan ucapan dan perbuatan yang mengarah kepada pembuktian bahwa penempatannya salah.
Bung Rizal seharusnya melakukan sinergi dengan kementrian lain yang dianggap perlu, tidak perlu menunjukan kepintaran yang sia-sia dengan memberikan kritik dan intervensi kepada kementrian lain yang bukan tanggung jawabnya sebagai menko kemaritiman. Jangan ceriwis seperti mantan pacar yang cemburu karena sang mantan telah mendapatkan pasangan baru yang lebih cantik dan semok.
Sebagai rakyat, saya tidak butuh perseteruan para pembantu presiden dan saya tidak butuh menteri yang hanya mampu mengkritik kementrian lain sementara dikementrian yang menjadi tanggung jawabnya masih perlu perbaikan yang tidak kalah mendesak. Hentikanlah untuk sementara waktu kebiasaan mengkritik, karena bung Rizal sekarang sudah berada dalam lingkaran Kabinet Kerja, dan sekarang saatnya kerja…kerja…dan kerja.
Saya tidak berani menduga dan mengira-ngira, apakah ini memang sebuah taktik dari presiden Jokowi untuk menjewer Menteri Rini melalui tangan Menteri Rizal walaupun kemungkinan itu bisa saja ada benarnya. Karena menteri Rini selama ini selalu diisukan tidak nyaman dengan Presiden Jokowi, sementara Presiden Jokowi menyadari pontensi Menteri Rini, sehingga untuk menjadi harmoni antara Presiden dan Menteri Rini, Jokowi memanfaatkan sikap kritis Menteri Rizal untuk menegur secara tidak langsung Menteri Rini.Â
Terlepas dari adanya taktik dan intrik diatara para pembantu presiden, sebaik-baiknya bagi seorang Rizal Ramli segera melakukan konsolidasi dengan pihak-pihak terkait dalam mengemban amanat dari presiden Jokowi, apalagi Rizal Ramli mengakui bahwa presiden memilihnya sebagai Menko Kemaritiman karena permintaan rakyat. Logika sederhananya, turuti kemauan rakyat, bukan kemauan dan ego pribadi, karena kehadirannya sebagai menko kemaritiman adalah kehendak rakyat.
Bukan waktunya lagi bersilat kata dengan mengatakan kehadirannya atas kehendak rakyat sebagai bentuk pembenaran tetapi laku dan perbuatan justru bertentangan dengan kehendak rakyat. Lantas apa sih kehendak rakyat itu? Yang saya inginkan selaku rakyat sebenarnya sangat sederhana, bekerja, bekerja dan bekerja serta tunjukan prestasi dibidang yang menjadi tanggung jawab Anda sebagai Menko Kemaritiman. Cukup itu saja, tak kurang dan tak lebih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H